Chapter ini super panjang, selamat membaca. Jangan lupa bintang kiri bawah, tunjukkan dukunganmu!
"Omaegat, Confess-nya Haris nggak main-main. Sekali bicara langsung buat heboh seastreo kampus," Rasa datang langsung menggebrak meja dengan kasar. Wajahnya berbinar-binar. Mirip ratu gosip fakultas sebelah yang selalu up to date.
Miky yang ada dibelakangnya juga ikut duduk. Acha melirik keduanya sekilas sebelum kembali membaca bukunya. Hari ini setelah UAS mata kuliah pertama ketiganya memilih nongkrong di kafetarian kampus, katanya mau belajar bareng, bertukar pikiran supaya lebih paham.
"Hm," Rasa berdehem pelan, berdiri. Kedua netranya tiba-tiba berubah serius. Ia siap berlakon sekarang. "Saya pacarnya Acha, salam kenal. Mohon jaga pacar saya ke depannya. Saya tidak akan tinggal diam melihat pacar saya sedih atau tersakiti!" Ucap Rasa meniru logat bicara yang dibuat seolah-olah dirinya adalah Haris.
Miky kemudian berdiri. Dengan gaya centilnya itu ia kemudian menarik pinggang Rasa mendekat, mengusap pelan di sana. "Saya pamit bawa Acha, ya. Berita bahagia ini kalian boleh sebarkan untuk membantu saya speak up!" ucapnya menirukan gaya Haris yang dingin dan datar.
Selang beberapa detik setelah Miky menyelesaikan ucapannya kedua orang itu terbahak keras. Membuat beberapa mahasiswa yang berada di sana ikut menoleh. Menatap terang-terangan. Semenjak berita Haris mengakui bahwa Acha adalah pacarnya banyak sekali cewek-cewek yang menatap Acha dengan pandangan iri. Siapa yang tidak mau diakui juga oleh prince campus yang cuek dan dingin itu.
Acha berdecak sebal. Keberadaan di kampus semakin membuatnya tidak nyaman berkat berita itu. Ralat, bukan hanya berita tetapi juga ada videonya. Mahasiswa mana yang kurang kerjaan sampai punya jiwa cekatan seperti itu.
"Ck, bisa diam nggak sih?" Acha menatap malas. Ia menutup bukunya kemudian mengambil jus jambunya di atas meja. Menyedot banyak-banyak untuk mengalihkan rasa kesal.
Kesal karena hanya dirinya yang jadi bahan bully teman-temannya sedangkan Haris tengah ongkang-ongkang kaki di rumah.
"Gue baper parah! Haris bisa sweet juga ternyata!" decak Rasa terkagum-kagum, sebagai teman Acha dari awal masuk kuliah ia sudah tau riwayat pertemanan Haris dan Acha yang lebih mirip kucing dan anjing. Jadi saat tiba-tiba Haris dan Acha memilih untuk menikah ia adalah orang pertama yang berteriak tidak percaya.
"Dibilang dari awal juga apa? Haris tuh cuek-cuek nyebelin gitu tapi kalau sekali romantis buat mleyot parah," ucap Miky. Tangan gadis itu dengan kurang ajarnya meraih jus jambu milik Acha dan menyedotnya hingga kandas. Membuat pemiliknya langsung melotot tidak terima.
"Ah, jiwa jomblo gue jadi meronta-ronta pengin di lepaskan. Tolong dong kasih tau cari cowok kayak Haris di mana?" ucap Rasa lagi. Gadis itu sudah kembali duduk dengan gaya sok elegantnya.
"Lah si Dika gimana? Kayaknya kemarin malam gue lihat lo jalan sama dia di Mall deh!" ujar Miky yang langsung menarik perhatian Acha.
Rasa melebarkan matanya, menatap Miky tidak percaya. "Lo tau? Kok bisaa?" pekik Rasa terkejut. Ralat, terkejut yang terlambat. Gadis itu memang lebay-nya sudah level tinggi. Tidak heran lagi.
"Ya iyalah, kan malam minggu waktu gue gentayangan!" ucap Miky dengan enteng, satu tangannya memanggil pelayan kafetarian. Memesan cupcake dan milkshake kesukaannya. "Lagian katanya nggak ada hubungan apa-apa tapi udah gandengan tangan aja. Mana nyaman bener lagi di rangkul Dika kemana-mana!" lanjut Miky dengan tampang julidnya.
Acha berdecak pelan. "Udah gue duga sih Rasa mana kuat sama pesona Dika. Udahlah, pacarin aja. Nggak ada salahnya juga lo pacaran sama dia. Mental lo bakal sehat terus," nasehat Acha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Reacha
ChickLitRomance Comedy #Campus series 1 Dalam list kehidupan Acha tidak pernah menuliskan target menikah di umur tertentu. Namun ia sendiri tidak pernah menyangka akan menikah di umur dua puluh tahun apalagi dengan teman dan tetangganya sendiri. Menikah de...