Chapter 25

1K 78 4
                                    

H A P P Y R E A D N I N G

•••

Rencana menginap di rumah bunda gagal karena sore harinya hujan tiba-tiba turun sangat deras. Acha yang memang sejak siang tadi tak enak badan terpaksa menuruti keinginan suaminya untuk tetap di rumah.  Keduanya tengah duduk tiduran menonton netflik ditemani teh hangat dan popcron dengan Acha yang tenggelam di dalam pelukan suaminya.

"Tidur kalau ngantuk sayang," ucap Haris, mengusap surai hitam istrinya. Karena hujan tiba-tiba turun deras dan keinginan istrinya untuk menginap di rumah orang tuanya tak bisa dikabulkan mood wanita itu sedang buruk. Sejak tadi hanya diam saja dengan wajah tak ramah.

Haris mengira akhir-akhir ini mood istrinya memang kurang baik. Suka menangis tiba-tiba bahkan tertawa sendiri beberapa saat kemudian. Seperti biasanya Haris mesti sabar menghadapi mood istrinya yang berubah ubah itu.

"Belum ngantuk," ucap Acha pelan. Wanita itu sudah berada dalam pelukan Haris dengan jemari tangan yang sibuk memainkan kancing piyama.

Drama televisi sudah tak menarik lagi, Haris memilih untuk mematikan siaran dan fokus pada istrinya.

"Coba cerita hari ini ngapain aja?" Haris tersenyum tipis kala Acha bangkit dan berbaring di atasnya, keduanya saling memeluk berbagi kehangatan.

"Aku kayaknya lagi masuk angin, dari tadi nggak enak banget badannya. Pegel-pegel kayak habis kerja berat, males juga ngapa-ngapain. Kayaknya aku mulai gendut deh," Acha mulai menyuarakan keluh kesahnya. Beberapa hari belakangan keduanya rutin deep talk sebelum tidur.

"Kalau gendut makin enak dipeluk kok, aku jadi punya panda yang gemoy!"

Plak

Acha menatap kesal Haris yang kini tertawa kecil. Dia tak suka disamakan dengan panda, karena dari pada panda beruang lebih lucu.

"Jangan cubit terus, sakit cubitanmu sayangkuu." ucap Haris menurunkan tangan sang istri dari lengan tangannya.

Acha cemberut, dia memukul dada suaminya sekali sebelum kembali memejamkan mata. Harinya terasa lelah padahal ia sibuk rebahan sepanjang hari.

"Mau dipijit aja?" tanya Haris pengertian.

Acha menggeleng cepat, bukannya memijat nanti malah ada aktivitas lain di sela malam yang hening ini. Acha terlalu lelah dan hanya ingin tidur, tak mau melakukan apa pun meskipun itu melayani suaminya. Dia seperti lelah lahir batin. Masalah dengan orang tuanya pun belum selesai, Acha masih perang dingin dan tak mau mengalah.

"Yaudah kalau nggak mau, kamu lanjut tidur aja." Haris perlahan meletakkan sang istri diatas ranjang dan diselimuti dengan benar. Setelah dikecup keningnya sekilas dia bersiap turun dari ranjang. Namun rengekan istrinya mengurungkan niat itu.

"Ih mau kemanaa?"

Haris mengulas senyum sabar.

"Mau ke dapur bentar, aku pengin minum jus buah naga buatanmu!" ucap Haris.

Biasanya hampir setiap minggu Acha akan membuat jus buah naga untuk minuman sehari-harinya. Haris hanya sesekali meminumnya jika ingin.

"Nggak ada, Mas. Udah aku habisin tadi siang. Buah naganya juga udah habis." ucap Acha, tangannya masih menahan ujung kaos Haris agar tak pergi dari sisinya.

Wajah kecewa Haris membuat Acha tak tega. Wanita itu turun dari ranjang dan diikuti Haris yang tak banyak protes.

"Jus alpukat aja ya, mau?" tanya Acha saat membuka kulkas dan hanya menemukan buah alpukat kesukaannya.

Rembulan ReachaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang