Chapter 1

2.2K 153 3
                                    


"Eh, katanya izin acara keluarga kok udah muncul aja, Beb?" Rasanda mengamati wajah Acha yang sudah masam dan tidak berkenan memberikan jawaban.

Gadis itu duduk di bangkunya dengan menopang wajah. Balas menatap si Rasa dengan helaan nafas panjang.

"Gak jadi, gue bilang kalau ada seminar dadakan. Makanya bisa kabur. Bye the way, Miky mouse mana?" Acha mengedarkan pandangan mencari satu temannya lagi.

"Miky lagi ada urusan sama kak Jero. Nanti juga datang sendiri. Eh, ngomongin soal seminar gue dengar kamis depan ada seminar kesehatan. Lo mau datang?"

"Maybe, gue rada males sih ikut seminar terus. Tapi mau gimana lagi, kan?"

Rasa mengusap bahu Acha dengan prihatin. Sebagai pengalihan ia langsung mengeluarkan sebatang cokelat dari tas ranselnya kemudian menyerahkan pada Bulan.

"Nih, buat lo. Mood jelek biasanya enak makan coklat."

Acha menerimanya tanpa protes. Ia membuka bungkus coklat silverqueen tersebut dengan tanpa tenaga membuat Rasa berdecak kesal sendiri.

"Jangan kaya orang hidup tapi mati deh, beb. Lo yang selalu minta gue bersyukur terus loh." ujar Rasa mengambil alih coklat di tangan Acha dan membukakan untuk gadis itu.

"Iya, Sa. Ini gue lagi PMS nih, makanya perlu makan manisan lebih banyak."

Tidak lama setelah percakapan ringan keduanya Miky datang dengan melambaikan tangan dan tersenyum lebar. Di tangan kanan yang tidak memegang buku gadis itu membawa sebuket bunga mawar merah.

"Wah, mantep juga susuk lo. Udah ada yang nyantol sekarang?" tanya Acha saat Miky duduk di hadapannya.

"Bukan, beb. Ini buat lo. Dari Bang Ari,"

Acha langsung membulatkan matanya. Ia mengamati ekspresi wajah Miky dan bunga di tangan perempuan itu dengan satu alis terangkat.

"Ari siapa? Gue kayaknya gak punya temen yang namanya Ari, deh. Temen lo kali." ucap Acha sambil menyenggol lengan Rasa.

"Ari Farid anak FK, Cha. Yang macho ganteng itu loh. Heran deh, kok bisaan dia suka sama lo, padahal ya, di banding lo gue lebih waras!" Rasa tergelak sedangkan Acha menyonyor kepala Miky dengan delikan tajam.

"Gue naksir sama temannya. Lo tau Aren yang manis macam gula aren itu enggak? Yang ada lesung pipinya kalau senyum. Aduh, nasib gue nih malah di tembak sama sepupunya." celetuk Miky dengan wajah cemberut.

"Loh bukannya Aren pacaran sama Ocha, ya?" tanya Rasa dengan wajah bingung. Acha yang mendengar keributan tentang pacar-pacaran di hadapannya hanya mengusap wajahnya dengan pelan.

"Bukan. Sok tau nih, Rasa hati. Ocha pacaran sama Sanka. Tapi gak tau sih gosip apa bukan, gue sering lihat mereka jalan bareng!" jawab Miky dengan delikan tajamnya.

Rasa tertawa.

"Dih, terima nasib aja sih, Mimi. Mending loh di tembak sama sepupunya. Namanya siapa kemarin? Candu? Ah, Canduro Bantara. Bener enggak? Keluarga Bantara tajir semua tuh, Lo gak bakalan nyesal tujuh turunan." nasehat Rasa dengan tepukan pelan di bahu Miky.

"Tapi gue maunya sama Arena Bantara. Lebih ganteng, baby face, lebih macho juga. Malahan di banding sama Ari lebih ganteng Aren."

Rembulan ReachaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang