Dua puluh delapan [S2]

2.6K 169 38
                                    

Rumah tidak selalu menjadi tempat yang nyaman,
namun rumah akan selalu menjadi tempat terbaik untuk kamu kembali.

¤¤¤
happy reading

















































































































































































mata cantik itu menatap atas nya dengan tatapan bahagia yang tidak bisa digambarkan seberapa bahagianya sang pemilik mata cantik itu.

kedua tangannya memeluk erat boneka teddy berwarna coklat tua, dia mengeratkan pelukannya itu.
" buna.."

yang dipanggil tersenyum hangat menatap sang putri yang tengah berbaring diatas pangkuannya.
tangannya mengelus lembut kepala sang putri sebagai bentuk rasa sayangnya.

" ada apa sayang?"
Kila tersenyum senang, "Kila sangat bahagia" Yivanya menatap sang putri bingung, "memangnya ada apa?"

Kila memejamkan matanya sambil merasakaan elusan lembut dikepalanya, " karna tuhan sudah mengabulkan do'a-do'a Kila, Kila berjanji akan menghadiahi tuhan dengan coklat yang baannnyaaakkk digereja..." Yivanya terkekeh geli dengan tingkah Kila.

" memangnya apa yang Kila inginkan dari tuhan?" Kila menatap lekat sang buna, " aku menginginkan buna agar kembali, sewaktu Kila melihat buna didalam bus Kila sangat senang, Kila Yakin bahwa Buna adalah Buna nya Kila tapi.." Kila tampak murung, Bella menghela nafas pelan.
rasa bersalah mulai menggerogoti tubuhnya, " tapi buna justru tidak ingat pada Kila, Kila sangat sedih rasanya Kila ingin menghantamkan kepala buna pada tembok tapi itu tidak baik" Yivanya menatap tak percaya sang putri.
astaga kamu menuruni sifat siapa sayang?

Yivanya tersenyum canggung,dia berdeham pelan, "maafkan buna sayang, ini bukan keinginan buna kamu tahu itu"
Kila mendudukan dirinya menghadap sang buna, dia memegang tangan Yivanya erat.
" tidak apa-apa buna, Kila tahu ini bukan keinginan buna tapi saat Kila menjalaninya terasa sangat berat. dari kecil Kila dan kakak selalu bersama oma"

Yivanya mengerutkan keningnya, ah benar dia bahkan melupakan sang mama yang selalu bersamanya dulu, "srkarang dimana oma?" Kila menghembuskan nafasnya, dia tampak sedih "oma sudah tenang disisi tuhan buna" Yivanya menutup bibirnya terkejut dengan ucapan Kila.

" astaga?bagaimana bisa?" Kila menatap Yivanya sendu, " sudah tiga bulan yang lalu, oma terkena serangan jantung saat aku tidak sengaja mengatakan bahwa buna masih hidup" Kila menundukan kepalanya dia merasa sangat bersalah secara tidak langsung dia telah membunuh oma nya sendiri.
tapi itu bukan keinginannya kalian tahu kan Kila itu sangat polos okay.

" astaga sayang,sudah-sudah jangan bersedih hm?" Yivanya memeluk Kila dia mengusap kepalanya pelan. Kila tampak terisak pelan, "Buna, se-secara tidak la-langsung Kila y-yang sudah me-membunuh oma..." Yivanya memejamkan matanya mendengar tangisan Kila.

" sstt.. sayang tenang lah tidak apa-apa okay? tenang lah" Yivanya mengelus punggung Kila yang bergetar. Kila terus saja terisak didalam dekapan sang buna, dia sungguh merasa sangat bersalah.
Yivanya melepaskan pelukannya saat sudah tak mendengar isak tangisan Kila, "sudah ya? jangan menangis lagi hm, nanti cantiknya ilang lo" Yivanya mencoba menghibur sang putri.

You Are Mine My Little Sister [S2] >TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang