Tiga puluh delapan[S2]

3.1K 163 12
                                        

Jangan hanya menilaiku dari asumsi mu saja, bisakah kamu menilai dari perasaanku?

°°°
Happy reading
























































































































Flashback on

Aiden menuruni setiap anak tangga pandangannya menatap hadapannya dengan datar dan terkesan dingin atau lebih tepat nya tidak bersahabat saat pengelihatannya menangkap siluet tubuh pria bajingan yang sangat dia benci itu.

Sean.

Aiden mendudukan tubuhnya disofa hadapan Sean, " ada apa?"
Sean tampak menatap Aiden dengan diam,sudut bibirnya terangkat keatas.
" hanya ingin memberi tahu bahwa aku-"

Pandangan keduanya saling bersitatap dengan keterdiaman masing-masing.
"Aku akan menikah"'

Aiden menghela nafas pelan, bibirnya terkekeh pelan mendengar ucapan Sean yang sangat menggelikan dipendengarannya.
"Ck! Lalu apa urusannya semua itu dengan ku dan istriku?"

Sean mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana kainnya, dia meletakan sebuah kertas seperti undangan diatas meja kaca dihadapan Aiden.
" aku mengundangmu dengan Anya"

Aiden berdecih pelan," kau tak lupa dengan anakmu itu kan?"
Sean menghela nafas nya dengan kasar,"aku tak akan lupa,dia masih darah dagingku"

Sean menatap lekat pada Aiden," Akan aku ubah hak asuh Zeyu"
Aiden menyesap teh yang sudah tersedia diatas meja kaca yang ada di ruang tamu.
Dia meletakan cangkirnya pelan diatas meja,pandangannya menatap Sean dengan datar" aku senang jika itu terjadi, tapi kau bisa lihat bahwa Anya tak mau berpisah dengan anakmu entah pelet apa yang putramu berikan pada Anyaku"

Sean terbatuk pelan, dia menetralkan nafasnya yang seperti tersedak," p-pelet? Apa maksudmu?!"
Aiden memutarkan bola matanya jengah," lupakan!"

"Aku tak masalah jika anakmu bersama kami, tapi aku ingin agar kau memberitahukan pada anakmu itu untuk tak macam-macam pada Anyaku"
Sean menghela nafas pelan mendengar ucapan yang Aiden lontarkan.
Sungguh kekanak-kanakan!

"Aku mengerti"

Aiden menepuk kedua lututnya," nah sudah selesai bukan? Kalau begitu silahkan keluar"

Aiden mengulurkan tangannya menunjuk pintu utama yang ada di rumah mewahnya," pintu nya disana"

Sean menatap tak percaya pada Aiden, benar-benar tidak sopan!.
"Ck aku masih bisa melihat dan belum pelupa!"Sean berjalan keluar dengan perasan berkecambuk karna perilaku Aiden yang membuatnya merasakan jengkel.

Aiden tersenyum sinis lalu dia melangkahkan kakinya menunju kamar miliknya, tangannya membuka pintu kamar.
Pandangannya menyapu dalam ruangan," honey~"

Namun yang dipanggil tak menampakan batang hidungnya, Aiden membuka pintu kamar mandi namun nihil hasilnya sama tidak ada Yivanya disana.
Aiden mengetatkan rahangnya merasa geram, istrinya itu pasti tengah bersama Zeyu.

Dengan langkah yang tegas Aiden melangkahkan kaki nya menuju kamar Zeyu, saat dirinya hendak melontarkan perkataan suara Yivanya terdengar begitu saja dipendengarannya.

You Are Mine My Little Sister [S2] >TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang