Anak kost

29 6 0
                                    

  Kegembiraan teramat sangat tengah dirasakan oleh Sasha karena bisa berkumpul dengan mama dan papa. Walau hanya tiga hari saja tapi Sasha puas melampiaskan kerinduan bersama kedua orang tuanya, disebabkan karena Sasha selama ini tinggal jauh bersama kakak sehingga moment kebersamaan hanya terjadi setahun sekali yaitu disaat pulkam (pulang kampung) lebaran Hari Raya Idul Fitri.

  Usai pernikahan kakak yang bahagia, Sasha juga mendapat kabar gembira dengan lolos dan diterimanya sebagai calon mahasiswi baru di Universitas favorit impiannya di kota Yogyakarta.

  Lengkap sudahlah kebahagiaan Sasha, apalagi setelah Dylan memperkenalkan diri sebagai teman dekat alias pacar walau tidak bertemu secara langsung sehingga  mama dan papa sudah mengetahui hubungan asmara antara Sasha dengan laki-laki tambatan hatinya.

  Kehidupan Sasha saat ini terasa begitu indah seperti langit biru nan cerah diiringi awan-awan putih serta senyum hangat sang mentari berhiaskan pelangi.

  Selesai acara pernikahan, Ariel segera memboyong kakak Tiara ke apartement baru yang dibeli Ariel karena dia pindah kerja ke Jakarta.

                     ~~~~~~~~~~

  Hari ini adalah keberangkatan Sasha ke Jogja yang akan diantar oleh Ariel dan kakak ke tempat kost yang telah dipesan Ariel di kota yang terkenal akan kulinernya bernama 'Kota Gudeg.'

  Di dalam ruangan bercat abu-abu dengan lampu kristal yang menggantung menambahkan kesan mewah serta sofa-sofa berwarna krem membentuk lingkaran, dibagian tengah terdapat meja kaca yang cukup panjang. Seorang wanita duduk di salah satu sofa sembari bersandar dan menatap arloji yang melingkar ditangan kiri.

  "Gimana Sha, apa sudah beres-beres barangnya?" tanya kak Tiara yang memandang Sasha sedang menyeret dua koper besar berwarna hitam. Sasha mengelap peluh yang mengalir dari kening.

  "Sudah, kak" sahut Sasha memperlihatkan dua koper besar berwarna hitam dan sebuah dus karton yang telah dilakban rapi tergeletak di meja kaca ruang tamu.

  "Ok semua, gak ada yang ketinggalankan?" tanya Ariel menarik sebuah koper, menghampiri Sasha dan kakak.

  "Siap kak!" seru Sasha bersemangat mengangkat dus karton di kedua tangannya.

  "Oh ya Sha, sepertinya Yuda itu kesengsem sama kamu. Kemarin kakak perhatikan tak henti–hentinya Yuda selalu memandang dirimu" goda Ariel kepada Sasha.

  "Ah, kak Ariel berlebihan. Kita biasa–biasa aja kok" sanggah Sasha. Sasha juga merasakan sesuatu yang lain dari tatapan aneh Yuda terhadapnya.

  "Sasha kan sudah menentukan pilihan hati kepada Dylan. Jadi, kakak harap Yuda bisa berbesar hati, berpikir dan bersikap dewasa. Patah hati itukan biasa" seru kakak Tiara ikut nimbrung dalam pembicaraan antara suami dan adiknya.

  "Ih, kakak, jangan ledekin Sasha terus dong" Sasha cemberut.

  "Udah, udah. Yuk sayang, kita berangkat. Nanti ketinggalan pesawat loh!"

  Kakak Tiara dan Sasha mengangguk tersenyum mengiyakan ajakan Ariel. Ariel menggandeng tangan kakak dan tangan satunya lagi dia gunakan untuk membawa koper. Keluar dari lift mereka bertiga turun dari apartement milik Ariel dilantai lima lalu naik taksi yang segera melaju menuju ke bandara.

                        ~~~~~~~~~~

Yogyakarta, 11.00 WIB

  Ariel, kakak dan Sasha tiba disebuah rumah bertingkat dua dengan halaman ditumbuhi oleh pohon rambutan di dekat teras.

  "Assalamualaikum" Ariel berdiri di depan pintu yang terbuka seolah-olah memang sedang menunggu kedatangan tamu.

  Keluarlah seorang ibu berkacamata menyambut dan membalas salam, "Walaikumssalam"

  "Eealah wis teko loh tamune, mriki mlebu-mlebu sik" ucap si ibu berbahasa Jawa mempersilakan masuk para tamu dan mereka berempat pun duduk dikursi kayu jati berukir yang terkesan antik dan  mahal. Sepertinya si tuan rumah dengan Ariel sudah saling mengenal. Mereka berdua ternyata memang masih ada hubungan kekerabatan.

  "Piye kabarmu, Ril. Jerene kowe wis kawin yo. Sing endi bojomu"

  "Enggih Bude. Kenalin iki Tiara ambi adeke Sasha sing arep ngekos neng kene" ujar Ariel memperkenalkan istri dan adik iparnya.

  "Walah si pengantin anyar, loro-lorone sami ayu-ayu" ucap si pemilik rumah yang juga sebagai ibu kost memuji kecantikan kakak dan Sasha.

  Kakak dan Sasha bergantian menyalami tangan si ibu sambil manggut-manggut dan senyum-senyum karena mereka tidak bisa dan tidak mengerti dalam berbahasa Jawa.

  Selesai mengobrol sambil menikmati minuman yang disunguhkan, si ibu kost mengajak Ariel, kakak, dan Sasha melihat kos-kosan yang ada disamping rumahnya.

  Sebuah bangunan panjang ke belakang berpintu pagar besi dan bertembok keliling. Ada enam ruangan kamar berhadap-hadapan. Jadi, jumlah kamar kost disini ada dua belas pintu dengan fasilitas lengkap layaknya hotel kelas melati. Setiap kamar ada tempat tidur springbed single, lemari pakaian, AC, televisi, meja dan kursi, kamar mandi pribadi serta ada dapur yang bisa digunakan bagi anak kost yang ingin memasak. Ruangannya bersih dan rapi, tempatnya juga nyaman dan aman.

  Sasha pun memutuskan untuk menjadi anak kost di tempat ini. Untuk uang sewa hanya sebesar satu juta rupiah perbulan tapi berhubung Ariel yang menyewa, dapat diskon dua puluh lima persen sehingga untuk dua bulan kedepan Ariel hanya membayar sewa sebesar satu juta lima ratus ribu rupiah.

                       ~~~~~~~~~~~

  Sore harinya, Ariel dan kakak pulang balik ke Jakarta. Didalam kamar kost, Sasha sedang merapikan barang bawaan dan menyusun pakaiannya ke lemari.

  Disaat asyik membereskan barang–barang, hp Sasha berbunyi. Sasha menoleh ke sebuah meja dekat tempat tidur. Berjalan lalu meraih hp dan membaca nama penelepon.

  Hati Sasha bersorak riang ketika mengetahui bahwa si penelepon adalah Dylan. Dia duduk di tempat tidur sembari terkekeh kecil. Apalagi Pipi Sasha merah merona. Ia mencoba merilekskan diri lalu menjawab telepon tersebut.

  "Halo kak, kok baru telepon" sahut Sasha.

  "Sorry Sha, soalnya aku baru selesai nih. Kamu marah ya sama aku?" tanya Dylan.

  Sasha mengambil bantal yang berada didekatnya lalu menjadikan bantal itu tangkupan. "Marah sih enggak, cuma merajuk"

  "Ok, ok. Aku memang salah" ucap Dylan.

  "Jadi sebagai hukumannya kak Dylan harus menyanyikan sebuah lagu buat Sasha" ucap Sasha menantang Dylan.

  "Menyanyi?" ulang Dylan, berharap ia tak salah dengar.

  "Iya, gimana bisakan?" tanya Sasha.

  "Itu mah gampang tapi jangan diketawain ya kalo suaranya sumbang" ujar Dylan.

  "Tenang aja kak, aku akan jadi pendengar yang setia dan baik" ucap Sasha senyum–senyum. Ia menelungkupkan badannya di kasur sambil memeluk guling menantikan Dylan akan bernyanyi lagu romantis untuk dia.

  Sasha men–speaker sound hp supaya bisa mendengar jelas suara Dylan. Terdengar deheman Dylan sebagai intro.

  "Bintang kecil di langit yang tinggi. Amat banyak, menghias angkasa. Aku ingin, terbang dan menari. Jauh tinggi ketempat kau berada"

  Sasha tak kuasa menahan perutnya sakit, tertawa terbahak–bahak bukan karena suara Dylan, tapi... Karena lagu anak–anak yang sedang dinyanyikan.

  Sasha geleng–geleng. "Kak Dylan, kak Dylan, bisa aja"

     EPISODE SELANJUTNYA🏡🏡🏡

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang