Teror

5 2 0
                                    

Di pagi buta begini Sasha bangun lebih awal. Penyebabnya adalah tadi malam Sasha tak dapat tidur nyenyak karena kepikiran akan si pengirim misterius yang menerornya.

Setelah mandi dan melaksanakan sholat subuh, ia berniat pergi ke rumah sakit.

Sasha terkejut ketika membuka pintu, Dylan telah berada di depan kamarnya. "Kak Dylan, pagi-pagi kok...? Jangan bilang kakak semalaman gak pulang" tanya Sasha memperhatikan Dylan karena masih tetap memakai pakaian yang sama.

"Iya, saya bermalam di warung kopi depan" ujar Dylan.

Sasha terbelalak. "Astagfirullah"

"Saya ga bisa jauh dari kamu, Sha. Kamu diteror"

Sasha dan Dylan saling pandang. Mereka berdua memang sama-sama tak tenang dengan tulisan anonim berbau ancaman yang ditujukan pada Sasha.

"Kamu mau pergi?" tanya Dylan mengamati tampilan Sasha yang sangat cantik.

"Iya kak" jawab Sasha.

"Sepagi ini, ke mana?" tanya Dylan lagi.

"Ke rumah sakit mau jenguk Beno" ucap Sasha.

"Kita harus bicara, Sha"

"Hal penting?" Sasha bertanya sambil mengunci pintu.

"Sangat sangat penting" Dylan meraih tangan Sasha lalu mengajak pergi.

***********

"Sha, saya juga diteror" ucap Dylan.

"Hah? Kakak diteror, kenapa....oleh siapa?"

"Saya juga tidak tau siapa tapi ancamannya tidak main-main. Saya mengalami kecelakaan hebat di Australia, kondisi saya kritis dan tujuh bulan koma. Karena itu, kita lost contact" jelas Dylan.

"Ya Tuhan" Sasha kaget bukan kepalang mendengar penjelasan sebab hilangnya kabar Dylan selama ini.

"Saya bertahan, saya ingin hidup demi orang-orang yang saya sayangi. Saya kembali untuk kamu, Sha"

"Kak Dylan kenapa tidak mengabari Sasha?" Sasha sedih karena di masa sulit tersebut dia tak menemani Dylan.

"Kamu memang tidak disisiku, Sha. Tapi aku yakin kamu bersamaku karena cintamu selalu ada dihatiku"

"Kak Dylan...." Sasha terharu, ia meremas genggaman jemari Dylan bentuk saling menguatkan diri.

"Lalu kenapa kak Dylan tidak menemui Sasha?"

"Keluar dari ICU, saya langsung ke airport terbang ke Indonesia. Setiba di Jakarta, saya menerima kiriman video kamu yang viral itu. Saya cepat-cepat ingin bertemu kamu, Sha. I miss you and I want beside you"

"Saya mau membelamu, saya akan menyangkal kebohongan video itu dan saya ingin membersihkan nama baik kamu dari tuduhan palsu itu. Tapi..."

"Tapi apa kak?" tanya Sasha.

"Sasha masih ingat Panti Asuhan Kasih Ibu?"

Sasha mengangguk. "Tentu saja ingat kak"

Sasha bingung ada kaitan apa masalah dirinya dengan panti asuhan tempat Dylan kecil dulu tinggal.

"Seseorang mengirim foto-foto dokumen panti asuhan berisi ancaman kalau saya harus menjauh dari kamu. Saya harus pergi dari kehidupan kamu. Atau......"

"Atau apa?"

"Panti Asuhan Kasih Ibu akan ditutup. Tempat itu kena gusur, Sha?"

Sasha berteriak, "Apa! Kok bisa?"

"Saya sudah cari tau, Sha. Ternyata sertifikat tanah panti sudah tergadaikan. Bu Yuli terlilit hutang"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang