Hujan

24 6 0
                                    

  Cuaca mendadak gelap menghantarkan sang surya keperaduan senja berselimutkan awan–awan colombus di langit sore hari nan cerah. Kemunculan gumpulan–gumpalan si mega mendung bersiap mencurahkan titik titik air turun berjatuhan ke bumi. Gerimis pun mengundang. Sontak orang–orang berlarian menghindari tetesan–tetesan air hujan yang dalam sekejap memporak parikan keramaian, di mana Sasha baru saja keluar dari sebuah gang jalan usai mengantar Bella pulang ke tempat kost yang letaknya tidak jauh dari kampus.

  Sasha juga ikutan berlari menerobos guyuran hujan yang tiba–tiba datang untuk mencari tempat berteduh. Sampailah Sasha di depan sebuah emperan toko yang tutup bersama dengan beberapa orang yang bertujuan sama, menunggu hujan reda. Untung saja Sasha memakai topi caping sehingga kepalanya terlindungi dari rintikan air hujan, hanya saja pakaiannya sedikit basah.

  "Coba kalau dari tadi aku langsung pulang, pasti gak terjebak hujan di sini" Sasha memandang tetes air hujan yang turun dari langit.

  "Tapi aku gak tega membiarkan Bella pulang sendiri dalam keadaan seperti itu" gumamnya berlanjut.

  Begitulah rasa kesetiakawanan Sasha kepada orang yang sedang dalam kesulitan. Tanpa diminta dia akan mengulurkan tangan membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongannya. Tak terkecuali Agnes, sikap solidaritas Sasha yang tinggi  pernah merelakan Dylan, satu– satunya cowok yang begitu Sasha sayangi untuk bersama Agnes demi membuat Agnes bahagia dan sembuh dari penyakit depresinya.

  Namun, pada saat itu Dylan menjelaskan kepada Sasha kalau terkadang niat baik hati seseorang bisa saja disalahgunakan untuk mengambil suatu keuntungan bagi dirinya sendiri. Dylan juga menyarankan Sasha bahwa kenyataannya segala hal yang bermulai dengan tipuan atau kebohongan akan berakhir menyakitkan. Dylan memutuskan untuk tidak membohongi perasaannya sendiri dengan berpura–pura mencintai Agnes dalam kepalsuan cinta.

  Sasha menghela nafas panjang, menjeda lamunannya dengan memandang deras hujan membasahi jalanan yang hanya sedikit kendaraan  sedang melaju di jalan raya. Selanjutnya, Sasha senyum–senyum sendiri, teringat akan Dylan dan dirinya saat pertama jadian. Walau hanya terkesan biasa biasa saja tapi bagi Sasha peristiwa itu merupakan momen terindah yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidup.

  Dylan Artamirza, seorang cowok favorit alumni SMA ANGKASA, mantan ketua OSIS keren dan kapten handal tim vollyball yang digandrungi para awewe caem untuk dijadikan target panah asmara sebagai raja atau pangeran dihati mereka. Tapi sayangnya, Dylan hanya jatuh cinta dan memilih jantung hatinya pada seorang sisiwi baru pindahan, si dara jelita bernama Sasha. Kini dua sejoli itu telah seia sekata menjadi sepasang kekasih yang berbahagia saling mencinta.

  Di saat pikiran Sasha asyik bernostalgia masa kisah kasih di sekolah, ia baru menyadari bahwa orang–orang yang ada disekitarnya satu persatu beranjak pergi meninggalkan dia yang berdiri sendirian. Makannya jangan kebanyakan melamun, Sha.

  Hujan pun berangsur reda, mulailah terdengar kembali kebisingan. Keramaian berlanjut oleh orang–orang yang beraktivitas dengan kesibukan masing–masing.

  Suasana malam bercahaya sinar lampu di sana–sini terlihat indah menerangi kota Yogyakarta yang bisa diibaratkan kota romantis seperti kota paris. Sasha berjalan menyeberang di jalur zebracross, menanti taxi online yang telah dipesan melalui aplikasi hpnya.  Namun, tiba–tiba....

  Bruuummmm!!!!!!

  "Hoii!!!" Sasha memekik terkejut setengah mati saat sebuah moge melaju kencang di dekatnya sampai ia terkena cipratan dari genangan air hujan pada jalanan beraspal.

  "Hey!!! Kalau di jalan hati–hati dong!!" untuk kedua kalinya terdengar teriakan Sasha,  melampiaskan kekesalan karena pakaiannya telah menjadi basah dan kotor. Yang kena hujan aja belum kering ditambah ini.... Basah kuyup deh. Ingin rasanya, Sasha berlari mengejar si moge sialan yang nyaris saja membuatnya celaka. Tapi belum sempat Sasha bertindak lebih lanjut, lagi–lagi datang sekelompok pemotor yang melintas ugal–ugalan menuju ke arahnya.

  Broooenggg!!!!! Broeeengg!!!!!

  Para pemotor yang berjumlah lebih dari sepuluh orang melaju berkonvoi dengan suara kebisingan mesin knalpot yang memekakkan telinga tanpa menghiraukan pengguna jalan lain.

  Sasha segera menepi ke trotoar, berdiri terdiam menunggu para pemotor tersebut melewatinya. Seketika Sasha menebak kalau para pemotor yang sedang di hadapannya adalah sekelompok geng motor. Entah kenapa dari sekian para pemotor itu, pandangan mata Sasha  tertuju pada seorang pengendara dengan motor gelatik (Honda CB 100) yang mencuri perhatiannya. Sasha memperhatikan sosok berperawakan cool serta wajah yang sekilas terkena cahaya lampu jalan, walau berjarak agak jauh dan tidak begitu jelas, tapi Sasha sepertinya merasa tidak asing dengan si pemotor itu mirip dengan seseorang yang selama ini di cari carinya.

  "Beno. Apa itu Beno?" refleks bibir Sasha melontarkan nama itu. Sasha ingin memastikan apa benar dengan apa yang baru saja ia lihat. Sasha rasa tak percaya, dia pun berteriak sekuat–sekuatnya memanggil nama sahabat yang bernama Beno Ardillova. "Be....no....!!!!!"

    EPISODE SELANJUTNYA🤐🤐🤐

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang