Mabora

9 4 0
                                    

  Bella datang sehabis magrib dengan membawa dua bungkus bakmi Jawa super pedas yang dibeli di gang senggol dekat tempat kostnya. Mereka berdua pun makan bersama.

  "Enak kan Sha? Gue tadi belinya antri loh" celetuk Bella.

  Bella menyantap lahap suapan terakhir. "Ayo dihabiskan. Selesai makan nanti baru kita ngobrol, ada banyak yang mau gue bicarakan sama elu"

  "Enak sih tapi pedasnya selangit! Bisa nyonyor nih gue. Hua... Hua..." keluh Sasha pada Bella yang telah menyelesaikan makanannya, sedangkan bakmi di mangkuk Sasha masih belum separuh di makannya.

  Sasha menyeka keringat di wajah dengan tisu. Mata Sasha berarir. Bibir, hidung dan bibirnya merah membara karena kepedasan.

  "Itu mah biasa, paling-paling mules dikit. Tapi rasanya jos, sedap dan mantul kan" seru Bella memberesi mangkuk kosongnya lalu mencuci di wastafel.

  Sasha minum berulang-ulang, sesekali dia menjulurkan lidah menahan kepedasan. Sepertinya Sasha tak sanggup lagi untuk melanjutkan makan sampai habis. Dia pun menyusul Bella untuk membersihkan mangkuk.

  "Jadi, jam berapa elu mau pergi ke pesta itu?" pertanyaan Bella belum terjawab oleh Sasha karena mendadak Amara masuk ke kamar Sasha yang pintunya terbuka lebar.

  Amara bersahut, "Sasha, malam ini gue mau ajak elu ke pesta"

  Amara meraih tangan Sasha.

  "Pesta? Pesta apa, kak?" tanya Sasha bingung. Pasalnya, Amara nyelonong masuk ke kamar Sasha dan langsung main sambar aja.

  "Pesta ulang tahun gue. Sha, kita kan berteman jadi gue harap elu mo ikutan?" tanya Amara memastikan.

  "Hari ini kak Amara ulang tahun" seru Sasha dan Bella bersamaan. Mereka melongo. Ekspresi terkejut tampil di wajah dua gadis jelita ini.

  Amara sumringah. "Iya. By the way, gue sama teman-teman nanti mau merayakannya. Gimana, Sha? Please, gue pasti senang banget kalo elu bersedia pergi bersama gue"

  Belum sempat Sasha menjawab iya atau tidak soal ajakan tersebut, Amara segera meninggalkan Sasha dan Bella yang saling berpandangan sambil berinstruksi, "Baiklah, Sha. Setengah jam lagi kita berangkat, gue mau berdandan dulu nanti gue ke sini lagi samperin elu"

  Bella bersungut sebal. "Gila nih cewek main slonong dan main ngajak aja. Nadanya agak memaksa pula"

  "Sha, lu kan ada undangan pesta tahunan anak BEM. Sebentar lagi mau pergi kan ke sana? Udah gak usah digubris tuh pesta kak Amara. Bilang aja elu gak bisa ikut bersamanya" ucap Bella pada Sasha untuk tidak menanggapi ajakan Amara.

  "Bel, rasanya gue gak perlu datang ke pesta tahunan BEM itu" ujar Sasha.

  "Loh, kenapa Sha?"

  "Gue malas aja karena di sana pastikan ada Axel. Dia sendiri loh yang bilang ke gue kalau dia akan nunggu gue di pesta itu"

  "Apa yang elu pikirkan emang betul, Sha. Paling-paling nanti di sana cari gegara aja tuh si Axel ke elu. Nah, elu di rumah aja dong"

  "Lalu, gimana ulang tahun kak Amara. Gue gak enak nih, Bel. Menolak ajakan dia"

  "Lalu apa lo mo pergi sama dia, Sha?"

  "Mau gimana lagi? Sepertinya gue gak ada alasan lain untuk tidak pergi ke pesta ulang tahunnya"

  Bella bersedekap. "Lu sama kak Amara kan belum lama kenal dan tidak begitu dekat. Siapa dia? Kerjanya apa dan di mana? Kita gak tau sama sekali"

  "Dari gaya dan selalu pergi setiap malam, sejujurnya gue gak suka sama kak Amara. Rasanya gue gak sreg gitu. Ya, itu menurut pandangan gue, Sha. Tapi terserah elu aja deh, Sha. Lu hati-hati dan jaga diri baik-baik. Udah sono elu juga mesti bersiap-siap. Kak Amara tuh sudah keluar dari kamar"

  Sasha tertegun memikirkan perkataan dan  pesan Bella. Tiba tiba dia dikejutkan oleh Amara yang datang memanggil.

  Sasha buru-buru berganti pakaian dan tak perlu waktu lama Sasha terlihat cantik dengan sedikit polesan bedak tipis serta tatanan rambut ikal yang tergerai indah.

  Sasha dan Bella berpisah di pintu pagar. Seperti biasa Bella pulang dengan ojek sedangkan Sasha beserta Amara pergi diantar oleh sebuah mobil HRV putih.

                        •••••••••••••

  Mobil berhenti di depan cafe and resto. Sasha dan Amara turun dari mobil lalu masuk ke dalam.

  Tempatnya bersih berlatar seperti bar serta tidak terlalu ramai. Suasana tenang, ada beberapa pelanggan yang sedang menikmati makan malam disertai iringan musik dam lagu yang dilantunkan oleh seorang penyanyi syantik bersuara merdu.

  Sasha dan Amara berjalan terus ke belakang, di mana terdapat ruangan-ruangan berkamar dan bernomor.

  "Loh kak, kita mau ke mana?" Sasha bertanya kebingungan pada Amara yang sedang menelepon.

  "Gue udah boking ruang VIP. Yuk kita masuk!" jawab Amara menarik tangan Sasha untuk mengikutinya masuk ke ruangan yang di dalam sudah ada beberapa orang wanita yang sedang asyik berpesta, bernyanyi duduk-duduk di sofa.

  Setelah berhai-hai dan bercipika-cipiki, Amara mengenalkan Sasha pada teman-temannya. Kehebohan pun terjadi di ruangan itu, mereka semua terlihat tertawa gembira. Bersenang-senang.

  Tetapi tidak dengan Sasha, ia baru mengetahui kalau Amara mengajak dia ke tempat karaoke di acara pesta ulang tahun. Sasha jadi risih, merasa tak nyaman.

  Walau canggung tapi Sasha mencoba berbaur dan beradaptasi dengan keadaan di depan mata. Menolak secara halus ketika Amara dan teman-temannya menawarkan minuman yang sama sekali belum pernah ia minum setetes pun. Menurut Sasha itu adalah minuman memabukkan sejenis miras.

  Malam semakin beranjak, pukul 23.00 WIB Sasha masih berpesta bersama Amara dan teman-temannya. Rasa mengantuk mulai hinggap, Sasha menguap beberapa kali.

  Ia pun pergi ke toilet untuk membasuh wajah lesu agar menahan kedua matanya untuk tak terpejam. Keluar dari toilet, Sasha menghampiri Amara.

  "Kak, kapan kita pulang?" Sasha berbisik di antara suara Amara yang sedang bernyanyi bervolume tinggi.

  Amara menoleh. "Bentar lagi ya, Sha" kata Amara terdengar jelas lewat mic yang dipegang.

  Sasha harus bersabar menunggu. Dia sebenarnya sudah tidak betah menahan ingin pamit duluan namun niatnya itu diurungkan demi menghargai Amara sebagai teman.

  Amara memberikan Sasha sepotong kue blackforest yang merupakan kue ulang tahunnya. Sasha memakan sedikit demi sedikit tanpa ragu. Ia juga mengambil sebotol aqua lalu meminumnya.

  Padahal sejak Sasha mengetahui ia berada di tempat hiburan, Sasha mencoba menolak untuk tidak meminum atau memakan sesuatu di tempat seperti ini. Maklumlah ini pertama kali Sasha datang ke karaoke apa lagi secara tidak sengaja pula.

  Andaikan saja ia tau kalau Amara mengajaknya ke sini, pastilah Sasha tidak akan mau ikut untuk pergi bersama Amara.

  Lima menit kemudian, Sasha merasakan keanehan terjadi pada dirinya. Mendadak saja rasa kantuk berat serta kebosanan Sasha berubah. Ia mulai menikmati suasana pesta. Sasha mulai ikut bersenandung bergembira bersama Amara dan teman-teman.

  Entah apa yang sedang terjadi pada Sasha, kini ia terlihat bersenang-senang. Bernyanyi dan tertawa tanpa memedulikan waktu serta tempat. Sasha bak lepas kendali, dia begitu enjoy aja. Melihat tingkah laku Sasha seperti itu, suasana semakin memanas dan anehnya Amara malah tersenyum senang sembari santai merokok.Ada apakah gerangan? Apa arti dari senyum Amara itu?

                 
   EPISODE SELANJUTNYA🚬🚬🚬

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang