Narkoba Cinta

17 6 0
                                    

  "Sasha, tunggu!!!"

  Sasha menghentikan ayunan langkahnya karena mendengar teriakan Bella yang mengejarnya.

  "Sha, lu kok ninggalin gue, kita tadi kan barengan terus mengapain lu lari dari Axel?" gerutu Bella.

  "Sorry, Bel, gue lagi malas ribut sama dia" ucap Sasha.

  "Lho, sikap lu aneh banget sih, Sha. Gue gak abis pikir kenapa mendadak lu berubah begini. Si Axel  tuh tadi udah menghina lu di depan orang, masa sih lu malahan cabut tanpa adanya perlawanan sama sekali"

  "Please deh, Bel. Kita berdua tau kan siapa si Axel itu, bisa panjang urusannya nanti"

  "Tapi, Sha, ini untuk kesekian kalinya cowok brengsek itu ingin berbuat tidak baik sama elu. Seperti sebelumnya dia juga pernah-----"

  "Bella, masalah itu gak perlu diingat. Lagian persoalan tersebut sudah cukup diselesaikan oleh pihak kampus"

  "Aduh, Sha, sebenarnya apa yang sudah terjadi sama lu. Mana sahabat gue yang telah mnegajarkan ke gue bahwa kaum wanita itu tidak lemah. Kita harus berani melawan ketidakadilan, baik terjadi pada diri sendiri atau kepada orang lain"

  "Iya, Bel. Lu benar sekali tapi sebaiknya kita gak usah ngomong-in Axel lagi. Emangnya gak ada hal lain yang lebih penting untuk kita bahas jadi lebih baik sekarang, ayo kita pulang aja"

  Ajakan Sasha disambut Bella dengan pasang muka cemberut. Bella masih keheranan dengan Sasha yang ia kenal berkepribadian baik, pemberani dan peduli terhadap sesama. Walau belum lama Bella bersahabat dengan Sasha tapi Bella sudah menganggap Sasha sebagai saudari-nya sendiri.

  Sasha menelisik tajam ke arah Sasha seraya berbisik, "Gue yakin pasti ada sesuatu yang disembunyikan Sasha dan gue mesti cari tau gerangan  apakah itu?"

***********

  "Alesha, bisa juga sikap lu ke gue tadi dingin begitu. Sebelumnya aja berlagak kayak semut api yang sangat berbahaya tapi hari ini elu seperti semut gula tak berdaya. Dasar cewek belagu, sok-sok-an mo jadi wonder woman" gerutuan Axel dalam hati. Entah mengapa memori otak Axel terus membayangkan kejadian tadi. Ia merasa sikap Sasha yang aneh tidak seperti biasa jika berhadapan dengannya.

  Deruan suara dari motor Harley Davidson yang dikendarai Axel berhenti pada salah satu rumah di kawasan komplek Pondok Permata.

  "Xel, Axel!!!" tiba-tiba seorang Ibu keluar dari rumah bersikap panik memanggil-manggil Axel yang hendak memakirkan moge-nya ke dalam garasi.

  "Tante Widya. Tante, kapan datang?" tanya Axel.

  "Ngobrolnya nanti aja ya, Xel. Sekarang buruan, tuh si Beno lagi datang kambuhnya" Axel paham sekali akan ucapan dari si tante yang dia sebut Tante Widya yang tidak lain wanita itu adalah Ibunya Beno.

  Axel segera masuk ke dalam rumah bersamaan dengan Tante Widya untuk menemui Beno.

  Beberapa menit kemudian datanglah seorang laki-laki yang telah di telepon Axel sebelumnya langsung  memeriksa Beno.

  Sungguh tak dapat dipercaya apa yang kini sedang terjadi pada sang Arjuna, pencinta sejati yang hanya setia mengidolakan Sasha seorang. Beno yang katanya bucin setengah mati sama Sasha. Sekaligus pernah mendapat gelar sebagai pujangga cinta dari sohib-sohibnya, alumni SMA ANGKASA.

  Saat ini juga keadaan dari Beno Ardilova begitu sangat memprihatinkan bagi siapa saja yang melihatnya. Beno sedang mengalami kegelisahan yang sangat ingin bisa dia atasi sendiri, terlihat jelas dari kecemasan yang menyerang pada diri si cogan tersebut.

  Beno merasakan otot disekujur tubuhnya menegang disertai dengan degup jantung berdetak keras. Beno pun diperiksa oleh seorang dokter yang rutin bertugas menangani dan mengawasi apa yang selama ini telah terjadi pada Beno. Kasus akibat penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

  "Dokter, bagaimana keadaan Beno?" cemas Ibu Beno setelah dokter selesai memeriksa anak laki-lakinya  semata wayang.

  "Sakau-nya udah lewat. Beno sekarang jauh lebih tenang setelah saya memberikan dia obat. Selanjutnya biarkan saja dia beristirahat" jelas dokter.

  "Dokter, bagaimana kemajuan Beno? Saya takut melihat anak saya sering mengalami kejadian seperti ini"

  "Ibu tidak perlu khawatir. Sakau biasa terjadi pada orang yang memang ingin berhenti. Ketergantungan yang dialami oleh Beno belum terlalu lama dan parah sehingga Beno bisa melakukan rehabilitasi rawat jalan. Mudah-mudahan saja usahanya dua bulan ini dia berjuang untuk bisa lepas dari jeratan narkoba membuahkan hasil. Besarnya keinginan dan semangat Beno yang kuat serta dukungan dari orang-orang yang dia sayangi itu merupakan obat terpenting agar Beno lekas sembuh dan bisa menata kembali kehidupan yang normal secepatnya terwujud"

  Ibu Beno manggut-manggut. Dia berharap semoga anaknya itu kembali seperti sediakala.

  "Saya permisi, Bu. Axel, pokoknya kalau ada apa-apa cepat hubungi saya"

  "Baik dok dan terimakasih" ucap Axel.

  Axel mengantar pak dokter sampai ke pintu depan sedangkan Ibu Beno hanya bisa menatap sedih Beno yang tertidur. Hatinya miris atas apa yang telah menimpa putra tercinta. Impian sang bunda kandaslah sudah akan nasib anaknya yang gagal melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi usai tamat sekolah.

  Saat ini Beno sedang menjalani masa rehabilitasi dikarenakan Beno terjerumus oleh benda yang bernama narkoba. Kok bisa Beno ketergantungan dengan barang-barang haram itu? Kenapa Beno bisa salah melangkah? Apakah yang terjadi pada Beno, apa ada hubungannya dengan Sasha? Mungkinkah pelarian cinta Beno yang membawa hidupnya terbelenggu oleh narkoba cinta?

       EPISODE SELANJUTNYA😈😈😈

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang