Who This

11 4 0
                                    

  Untuk kedua kalinya, Sasha berada di kamar Beno. Semalam suntuk, Beno setia menemani Sasha yang tertidur pulas karena ia mabuk berat.

  Beno tak henti-hentinya memandangi wajah ayu Sasha. Terlihat ada guratan tipis di dahi Sasha menandakan ada yang mengganggu dalam pikirannya.

  Beno mengerti, ingin rasanya ia menghilangkan masalah tersebut. Mengandaikan jika saja tidak ada suatu kejadian yang merusak kebahagiaan kebersamaan Beno dan Sasha. Tuhan telah mempertemukan mereka kembali. Ironis, Beno bangkit bahagia namun Sasha malah terpuruk sedih.  Begitulah garis kehidupan manusia, kapan kita di atas kapan juga kita di bawah. Hanya Tuhan yang menentukan segalanya.  Kedekatan Beno dengan Sasha membuat Beno tidak lagi terkena sakaw.

  Kecanduannya berangsur-angsur hilang, Beno telah lupa dengan narkoba. Alhasil stop rehabilitasi, ia tidak perlu perawatan obat dari dokter. Tuhan telah memberikan Beno kesempatan kedua untuk meraih tujuan hidupnya yang kini ada di depan mata.

  Kegagalan merupakan proses yang tertunda untuk terus berikhtiar dan berdoa, Insyallah. Beno terpana memperhatikan Sasha, ia enggan beranjak dari sisi Sasha.

  Memang ada bisikan-bisikan setan yang membujuk rayu menguji kuat lemahnya keimanan manusia, berada berduaan di ruangan tertutup, laki-laki mana yang tak tergoda mendapati gadis cantik yang masih teler tak sadarkan diri.

  Apalagi si cowok tersebut suka banget alias bucin, bermimpi untuk mendapatkannya. Jangan sia-siakan kesempatan emas bro, kapan lagi mumpung di depan mata.

  Beno bisa menyentuh Sasha, mengelus wajah Sasha, membelai rambut Sasha bahkan Beno bisa berbuat lebih dari itu. Tapi Beno tidak seperti itu, ia tipe cowok yang sangat mengagungkan nama cinta. Kasihnya putih bukan sekedar nafsu belaka.

  Beno tetaplah manusia biasa yang punya hasrat seperti laki-laki normal lainnya. Beno menghargai Sasha, ia memuja Sasha. Beno tidak ingin merusak ketulusan cintanya hanya karena kenikmatan sesaat. Beno tidak akan melakukan hal senonoh pada gadis yang sangat dia sayangi. Setelah Sasha terbangun, Beno pun segera mengantar Sasha pulang. Hari ini Sasha tidak dapat pergi ke kampus dikarenakan badannya lemas dan kepala terasa pusing. Beno menganjurkan Sasha untuk beristirahat saja.

  "Makasih ya Ben" ujar Sasha lembut.

  "Untuk apa, Sha?" tanya Beno.

  "Gue udah merepotkan elu. Sekali lagi gue hilang akal dan elu tetap jagain gue"

  "Ga masalah, Sha. Justru ini salah gue. Gue yang seharusnya minta maaf ke elu, kalo saja gue ga ngajak elu ke club mungkin elu ga begini, Sha"

  "Tidak, Ben. Gue yang harus mawas  diri, kenapa pula gue hanyut dalam perasaan. Gue harus legowo dengan keputusan itu"

  "Sha, apa ga perlu elu menemui Dylan lagi, bicara dari hati ke hati gitu"

  "Buat apa, Ben? Jelas-jelas kak Dylan sudah mengakhiri hubungan kita. Gue sadar diri jika perasaan kak Dylan telah berubah atau mungkin saja gue telah tergantikan oleh yang lain"

  "Karena itu, Sha, elu mesti minta penjelasan ke Dylan. Setidaknya elu benar-benar yakin keputusan sepihak itu tepat bagi kalian berdua"

  "Beno, kak Dylan tidak percaya dengan gue lalu apa lagi? Itu artinya dia meragukan gue"

  "Udahlah Ben, janganlah memperpanjang masalah ini, oke? Gue minta elu ga usah membahas kak Dylan lagi"

  "Tapi Sha, gue gak rela Dylan memperlakukan lu seperti ini. Biar gue hadapi dia!"

  "Cukup Ben! Gue minta lu jangan lakukan itu. Gue ga marah ataupun sakit hati ke kak Dylan. Kalau sudah ga cinta kenapa dipertanyakan. Elu sendiri kan yang bilang kalo soal perasaan itu tidak bisa dipaksain. Mungkin saja ini jalan terbaik demi kebaikan kita berdua"

  "Hebat elu, Sha. Elu sanggup menerima dan menghadapi masalah ini dengan positif thinking. Kemurahan hati elu inilah yang membuat gue semakin kagum. Kecantikan hati elu menambah daya tarik bagi siapa pun termasuk gue. Sha, elu kesayangan gue. Tegar ya Sha, gue yakin elu bisa melalui semua ini, don't woory be happy. I will be here for you"

  Usai berkata  romantis, Beno meninggalkan kamar kost Sasha, namun langkah kaki Beno terhenti saat sekilas melihat Amara membuka pintu masuk ke kamar. " Cewek itu?  rasanya gue pernah ketemu. Siapa dan dimana ya?"              

                       **********

  Meski sudah di larang Sasha namun Beno tetap berniat untuk menemui Dylan. Selepas dari tempat kos Sasha, Beno pun segera pergi menuju ke losmen tempat Dylan menginap. Akhirnya Beno dan Dylan bertatap muka kembali.

  "Dylan, gue mo bicara sama elu" Beno berucap seramah mungkin. Ia berusaha mengendalikan diri, tenang untuk bicara baik-baik dengan Dylan.

  "Hai, kamu temannya Sasha bukan?" sapa Dylan membalas keramahan Beno.

  "Iya, gue Beno. Elu mungkin ga kenal gue tapi elu masih ingatkan ama gue"

  "Tentu Beno, kira kira apa yang bakal kita bicarakan, pasti soal Sasha bukan? ".

  "Dylan, kenapa elu mengakhiri hubungan kalian. Elu cinta Sasha kan dan gue ga percaya elu semudah dan secepat itu berpaling ke lain hati"

  "Beno untuk alasannya itu adalah urusan pribadi saya, kamu ga perlu ikut campur"

  "Dylan, Sasha begitu mencintai elu. Gue sebagai sahabat turut prihatin melihat dia sekarang patah hati"

  "Sasha pasti marah dan kecewa pada saya tapi itu lebih baik untuk keselamatan hidup mereka"

  "Gue ga ngerti elu ngomong apa? Keselamatan hidup apaan, siapa mereka?" Beno bingung akan ungkapan Dylan yang menjadikan sebab putusnya hubungan asmara dengan Sasha.

  "Beno, kamu sama sekali tidak tau apa-apa. Dalam cinta ada perjuangan dan pengorbanan. Dalam hidup selalu ada pilihan. Itulah yang sedang saya jalani dan Sasha juga harus menghadapi"

  "Dylan, elu ga usahlah sok-sokan bersilat lidah. Apapun alasannya elu udah menyakiti Sasha"

  "Mungkin saja kamu benar. Seiring berjalannya waktu aku dan Sasha bisa bertahan kok tapi tidak dengan kehidupan mereka"

  Beno geram mendengar kata "mereka" lagi. Beno menyimpulkan bahwa "mereka" lebih penting dan lebih berharga dari Sasha.

  "Beno bukankah kamu juga suka dengan Sasha? Genggamlah tangannya, bahagiakan dan lindungilah Sasha"

  "Fuck you, Dylan!!! Apa elu kira Sasha itu barang. Suka elu ambil, bosan elu oper ke gue" Beno seketika menjadi naik pitam, ingin saja kepalan tangannya menonjok mulut Dylan yang berkata seolah merendahkan diri Sasha.

  Namun, emosi Beno tertahan mengingat akan janjinya pada Sasha untuk tidak memperpanjang masalah dengan Dylan. Beno menarik napas dalam, sebelum Beno pergi ia mendekat ke Dylan seraga berucap, "Gue cinta Sasha, Dylan. Elu nanti pasti akan menyesal melepaskan Sasha begitu saja"

  Dylan tersenyum kecut, ia berbisik membalas kepergian Beno, "Sasha maafkan aku. Aku bukan orang yang tepat untukmu"

                     ***********

  Usai menemui Dylan, Beno berencana pergi ke kampus mau berbicara dengan Bella untuk menjernihkan permasalahan antara Bella,Sasha dan dirinya.

  Beno merasa kehadiran dirinya telah meruntuhkan kebahagiaan Sasha, orang terkasih dan tersayang tiba-tiba menjauh disaat Sasha sedang berada di masa yang sulit. Oleh karena itu, Beno mencoba membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang menimpa si gadis idaman hati.

  Di parkiran losmen, Beno menerima telepon dari Axel.

  Buuukkk!!!!

  Beno meninju keras jok motor, mendadak ia marah besar setelah Axel memberitahukan kabar terupdate di medsos tentang kembali beredarnya video Sasha teler di Ozon Club bersama dirinya. Tidak lupa dengan caption nyinyir "I will catch you, mariposa"

  "Sial!. Elu bodoh Ben, bisa-bisanya elu kecolongan" lanjutnya.

  "Brengsek!! Ulah siapa sih nih? Ya Tuhan Sasha, elu ga pantas menerima semua ini" Beno mengumpat kesal kepada diri sendiri.

  Sekali lagi Sasha mendapat masalah karena dirinya. Sesegera mungkin Beno mengegas motornya untuk menemui Axel di rumah.

EPISODE SELANJUTNYA 🦄🦄

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang