Kecelakaan

9 3 0
                                    

  "Sasha!" Beno menarik tubuh Sasha yang hendak menyeberang jalan mengejar Amara. Nyaris saja namun naas Amara yang kalap dan panik berlari tanpa peduli keadaan sekitar sehingga harus mengalami kejadian tragis.

  "Kak Amara!!" Sasha menjerit melihat tubuh Amara yang terpental jatuh tertabrak sebuah minibus yang melaju kencang.

  Detik itu juga Amara terkapar di aspal jalan dengan bersimbah darah di kepala.

  "Amaraaaaa!!!!!" Sasha menghampiri Amara ditemani oleh Beno yang sama-sama syok melihat secara langsung kecelakaan tersebut. Sasha bersimpuh di dekat Amara, tangannya gemetar menyentuh tubuh Amara tak bergerak.

  "Shaaaa....." Amara terbata-bata dengan suara lirih memanggil Sasha.

  Dengan mata basah menahan tangis Sasha mendekatkan wajah, sepertinya Amara hendak mengucapkan sesuatu padanya. "Kak Amara, ini gue"

  "Maaa....afkan gue... Sha. Gue bukanlah...orang yang baik. Gue...udah..." ucapan Amara tersendat kejang.

  "Gue dibayar untuk...merekam lu tapi....bukan gue....yang menyebarkan video itu....gue melakukan...kesalahan fatal. Tolong Sha, maafin gue" Mata Amara membelalak lebar.

  "Iya kak, apapun itu gue maafin. Sekarang yang penting kak Amara harus segera ke rumah sakit dulu" ucap Sasha terisak sesak melihat kondisi Amara yang kritis.

  "Kak Amara berdarah, banyak darah di..." Sasha berlinang air mata tak sanggup meneruskan ucapannya.

  "Tidak Sha, itu ga perlu. Gue ingin lu tau kalau si tampan dialah....orang yaaang... ."

  Cukup sudah kata-kata yang keluar dari mulut Amara dibarengi dengan berhentinya tanda-tanda kehidupan si gadis manis bertubuh langsing itu. Amara baru saja menghembuskan nafas terakhirnya dengan tidak menyelesaikan ucapannya.

  Sasha tertunduk lesu dan hanya bisa menangis pilu menyaksikan sendiri bagaimana Amara meninggal dunia dihadapannya. 

  Sirine ambulans pun datang. Rupanya Benolah yang telah menelpon ambulans tersebut. Seketika keadaan di TKP bernuansa keramaian berbalut duka. Sasha menangis dalam pelukan Beno diantara kerumunan orang yang turut melihat kecelakaan tragis itu.

**********

  Sasha dan Beno teduduk bengong di teras kamar kost Sasha.

  "Sha, elu dengar sendirikan pengakuan Amara tadi?" tanya Beno.

  Sasha berkata, "Gue ga sangka kalo kak Amara pelakunya"

  "Amara dibayar dan disuruh seseorang, Sha. Skenario jahat siapa? Hal apa orang ini berurusan dengan elu. Adakah orang yang sangat membenci elu hingga sakit hati bahkan punya rasa dendam ke elu"

  "Gue ga tau, Ben"

  "Masa iya di dunia ini ada manusia yang tidak suka dengan makhluk Tuhan nan indah dan cantik serta baik budi laksana bidadari dari kayangan. Orang itu pasti bodoh, buta dan tuli."

  "Entahlah, Ben. Ga usah pusing-pusing memikirkan itu, Tuhan pasti nanti akan memberikan jalan terbaik bagi kita semua"

  "Tunggu, Sha, bukankah Amara juga menyebutkan si tampan. Apa maksudnya? Shit, belum selesai ngomong udah koit dia. Apa perlu DP dulu baru dia kasih tau kita?" Beno terlihat kesal karena tidak mendapat titik terang apa motif si pelaku. Meninggalnya Amara membuat jalan buntu untuk melacak siapa dalang utama pada kasus video Sasha.

  Sasha menegur Beno. "Elu ngomong apa sih, Ben. Ga baik bicara buruk dan kesal pada orang yang telah tiada. Apapun kesalahannya mesti kita maafkan serta kita doakan semoga tenang di sisi-Nya. Ben, semua yang gue alami, gue ikhlas kok. Anggap saja ini cobaan agar kita semakin mendekatkan diri pada-Nya"

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang