Firasat buruk

7 3 0
                                    

  "Sha untuk terakhir sebelum kembali ke Australia, bolehkah saya menemui kamu?"

  "Baiklah kak"

  Sasha tak sanggup menolak permintaan Dylan yang tiba-tiba menelepon dirinya. Sasha galau. Sejatinya ia ingin sekali melihat lagi orang yang sangat dia cintai namun akal sehatnya berkata lain. Ia lebih baik menghindar bahkan mencoba menjauh untuk lepas dari bayang-bayang asramanya yang putus di tengah jalan.

  Bukankah move on tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sasha berpikir jika pertemuan mereka ini hanya sekedar pertemuan sebagai teman biasa. Sasha memberi tau Beno akan pertemuannya nanti dengan Dylan.

  "Kita mengawalinya dengan baik maka berakhirnya juga dengan baik-baik" jelas Sasha meyakinkan Beno.

  Sasha menebak Beno pasti tidak akan suka kalau Sasha bertemu Dylan lagi.

  "Sha, elu tetap cinta dia kan? Gue juga tau betul Dylan masih cinta elu" ucap Beno.

  Sasha terdiam mendapat pertanyaan skakmat Beno.

  Beno menyahut, "Kalau memang benar, luruskan kesalahpahaman ini. Kalian masih saling cinta! Kenapa kalian tdk balikan aja? Kenapa hanya karena masalah sepele, pacaran kalian bubaran"

  "Lu sadar Ben, apa yang elu bicarakan ini?" Sasha terheran-heran akan pembicaraan Beno yang di luar dugaannya.

  "Sejak awal seharusnya elu dan Dylan sama-sama memperbaiki akan kurangnya komunikasi diantara kalian berdua. Kepercayaan memang penting tapi cinta adalah segalanya bukan? Mungkin disaat itu Dylan di posisi cemburu dan kecewa karena telah gagal menjaga elu atau bisa jadi ada sebab rahasia dibalik keputusan yang sulit dipercaya serta tak masuk diakal" ungkap Beno.

  "Sasha jangan sampai elu kehilangan orang yang sangat berarti, saling genggam bersama untuk tidak meninggalkan kebahagiaan cinta kalian" ujar Beno.

  Sasha semakin kebingungan. Ia terkekeh. "Ngaco elu, Ben. Gue ga ngerti, jalan pikiran elu aneh begini? Elu kan anti banget sama Dylan"

  Beno tersenyum. "Gue akan lakukan apapun asal elu bahagia"

  "Gue bahagia kok, sok tau elu!" seru Sasha.

  "Ga usah ngeles, sorot mata elu ga bisa bohong! Sana berdandan! Gue sendiri akan mengantar elu nanti menemui Dylan" Beno setengah memaksa menyuruh Sasha segera mempersiapkan diri.

  "Ga nyesal nih?" Sasha sengaja menggoda Beno yang terlihat serius.

  "Udah buruan sebelum gue berubah pikiran" titah Beno.

  Sasha tak berkutik, dirinya hanya bisa menuruti kehendak Beno yang berniat baik sebagai seorang sahabat.

**********

  Beno terpana menatap tak berkedip ke arah Sasha.

  "Kenapa elu melihat gue seperti itu?" tanya Sasha.

  "Cantik banget" celetuk Beno terdengar pelan.

  Sasha bengong. "Apa?"

  "Siapapun akan terpesona pada elu, Sha. Dylan pasti nanti minta balikan lagi ama elu" puji Beno terpukau akan paras ayu Sasha.

  "Jangan memuji dan berangan-angan. Bisa jd pertemuan ini merupakan acara perpisahan kami. Elu jangan berharap berlebihan. Gue peran utamanya kenapa elu yang heboh. Memangnya elu udah menyerah begitu aja?" jelas Sasha

  "Tentu saja tidak, ini karena dijamin terbaik bagi semuanya" ucap Beno meraih kedua tangan Sasha. Getaran aneh itu muncul lagi. Sentuhan itu untuk kedua kalinya ada hal lain bergemerisik diperasaannya. Kembali lagi Sasha dibuat salah tingkah.

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang