Mahasiswi Baru

22 6 0
                                    

  Sasha berbaur dalam keramaian orang yang berdatangan di kampus, tempat dia nanti mulai berkuliah menuntut ilmu sesuai dengan apa yang dia cita–citakan. Telah sekian lama Sasha menunggu, akhirnya tiba juga hari pertama Sasha sebagai mahasiswi baru.

  Penampilan Sasha terlihat seperti kembang desa, rambut berkepang dua dan bertopi caping bambu. Sasha memakai blouse putih dan rok panjang hitam, ciri khas bagi mahasiswa dan mahasiswi yang akan mengikuti ospek di kampus baru.

  Walau telah dilarang keras, seperti tradisi kegiatan ospek dibumbui oleh keusilan bahkan terkadang ditemukan adanya unsur kekerasan fisik atau pembullyan. Biasanya sasaran empuk adalah si awewe caem disuruh ini dan itu. Hal ini juga dialami Sasha, tiga orang anggota panitia sedang mengisengi dirinya.

  "Nama kamu Alesha" tunjuk cowok berkulit putih bermata sipit kearah karton nama yang tersandang di dada Sasha.

  "Benar, kak" jawab Sasha.

  "Alesha, apa motivasi kamu masuk kesini?"

  "Kampus ini adalah universitas favorit pilihan saya, kak. Saya sudah lama mengimpikan untuk bisa berkuliah disini"

  "Oh, begitu ya. Nah, Alesha, coba kamu pilih diantara kami bertiga, menurut kamu mana yang termasuk kriteria cowok impian kamu"

  Sasha tersentak akan pertanyaan konyol itu. Sasha tidak terpancing untuk meladeni mereka. Sasha bergumam dalam hati, menenangkan diri, "Ya ampun pertanyaan macam apa itu. Ada–ada saja, mereka pasti mau ngerjain gue. Tenang Sha, tenang.. Elo bisa atasi ini, oke"

  "Gimana Alesha? Gak usah bingung dan malu–malu, jangan–jangan aku adalah cowok impian kamu" cowok berjambang dan berkumis tipis dengan percaya diri menggoda Sasha.

  "Pastilah gue yang dipilih. Gue kan anak BEM di kampus ini" sahut cowok ketiga berbadan atletis.

  Sasha mengamati ketiga cowok tersebut dan dengan santainya dia berkata, "Agar tidak salah pilih sebaiknya kita mengetahui dan mengenal sesuatu terlebih dahulu dan aku rasa—"

  "Aku Tommy" ucap cowok berkulit putih dan bermata sipit. 

  "Aku Rian" ujar cowok berjambang dam berkumis tipis.

  "Aku Anton" ucap cowok berbadan atletis.

  Ketiga cowok tersebut mengangkat tangan satu persatu memperkenalkan diri kepada Sasha.

  "Hahahahaha!!!"

  Tingkah dari ketiga cowok tersebut menjadi bahan tertawaan sekelompok mahasiswa dan mahasiswi baru yang ada bersama Sasha.

  "Diam! Apa ada yang lucu!" hardik Anton.

  "Jangan bersuara kalau tidak ditanya. Mengerti!" seru Rian.

  Para mahasiswa dan mahasiswi baru terdiam menganggukkan kepala.

  "Ok Alesha, time is choose" ucap Tommy.

  "Maaf, kak. Aku gak memilih siapa–siapa" jawab Sasha.

  "Why? Apa ada yang kurang dari kami" tanya Anton.

  "Tidak, kak. Aku hanya mau bicara jujur kalau sebenarnya aku sudah punya cowok impianku sendiri dan aku tidak ingin mengingkari pilihanku itu" jelas Sasha.

  "Apa Alesha sudah punya pacar?" tanya Rian.

  "Begitulah, kak. Jadi, mana mungkin aku memilih satu diantara kalian bertiga. Aku rasa kalian juga sudah punya pasangan sendiri dan kalau ternyata kalian masih single, semoga cepat bertemu dengan cewek impian kalian masing–masing. Sekali lagi kak, maaf aku gak bermaksud menyinggung siapapun" jelas Sasha lega dan berharap pembicaraan konyol ini tidak berlanjut lagi. Hayo ketauan jomblo nih ye!

  Prok!!! Prok!!! Prok!!!

  "Alesha, kata–katamu terdengar begitu puitis. You smart girl" puji Tommy sembari bertepuk tangan.

  "Wow, aku suka itu. Alesha, ucapanmu memang benar. Sorry, kami sudah mengusik hal yang pribadi" ucap Anton tersenyum.

  Mereka bertiga tidak menduga kalau keisengan mereka akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri.

  "Buat semuanya, kami juga minta maaf kalau ada salah kata dan perbuatan kepada kalian. Ok, kita bubar!" perintah Anton kepada para mahasiswa dan mahasiswi baru untuk membubarkan diri.

                       •••••••••••••••

  Sasha beristirahat di bawah pohon angsana sambil minum sebotol frestea apel dingin yang dibeli di kantin, untuk melepas haus dahaga.

  Meskipun hari telah beranjak siang, tapi keramaian dan keseruan ospek masih berlangsung. Sejauh mata memandang Sasha melihat orang berlalu lalang disana sini. Sasha mengipas–ngipaskan topi caping agar tubuhnya yang bercucuran keringat terasa sejuk oleh hembusan angin.

  Sasha hendak ke toilet dan dia melihat sekumpulan orang tidak jauh dari tempat dia berada. Rasa penasaran Sasha datang dan dia ingin mengetahui ada apa disana.

  Setelah Sasha mendekat, ternyata ada seorang gadis cantik sedang berdiri sendiri di bawah terik sinar matahari. Sasha mengamati gadis itu seperti dalam keadaan sedang sakit. Firasat Sasha benar adanya, gadis itu pun terkulai jatuh pingsan.

  "Tolong!!! Tolong!!!" pekik Sasha berlari, memegang tubuh yang tersungkur di paving block dibantu oleh orang–orang yang sedari tadi berdiri menonton. Gadis malang itupun langsung dibawa ke ruang kesehatan.

    EPISODE SELANJUTNYA😰😰😰

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang