Terlanjur sayang

3 2 0
                                    

"Sasha"

Di koridor rumah sakit Dylan terkejut melihat Sasha berjalan ada di depan. Dylan melangkah menyelinap di antara orang orang yang ada di sekitar berusaha menghindar untuk tidak terlihat oleh Sasha. Namun ternyata Sasha menyadari keberadaan Dylan di dekatnya.

"Kak Dylan" panggil Sasha.

Pandangan mata Sasha menyapu ke arah depan dan belakang, menelisik orang-orang yang ada di sekeliling. "Gue seperti melihat kak Dylan, masa sih kak Dylan ada di sini"

"Barang kali ini hanya perasaan gue aja" ujar Sasha berjalan keluar rumah sakit.

Sasha kembali menelpon Dylan yang gantian tak mendapat respon balik.

"Telepon gue gak diangkat kak Dylan, dibalas juga gak. Apa kak Dylan sudah pergi? Kak Dylan benar-benar meninggalkan gue?"

Sasha berpikir, timbul guratan-guratan tipis di dahi. Menciptakan prasangka dan praduga menjadi penyebab kesedihan diri. Sasha sama sekali tidak menghiraukan keramaian jam sibuk di jalanan, ia tak fokus  berjalan sehingga Sasha tak mendengar bunyi klakson motor melaju menuju ke arahnya.

Tiiiinnnnn.........

Sasha terlambat menyadari marabahaya yang datang menghampirinya. Dia tak sempat mengelak untuk menghindar menyelamatkan diri. Sasha hanya mematung memejam mata.

"Ya Tuhan" gumamnya. Jantungnya berdetak tak karuan, ketakutan bersarang dalam benaknya. Apakah ini akan berakhir?

Namun di detik terakhir tubuh Sasha ditarik seseorang dan kini Sasha berada dalam dekapan orang tersebut. Sasha merasakan kehangatan dan kenyamanan, ia mengenali aroma tubuh sang penolong. Ternyata benar saat Sasha membuka mata. "Kak Dylan"

Mata Sasha membelalak lebar melihat Dylan tak berjarak di pelupuk mata. Kening dan hidung mereka beradu, helaan nafas naik turun serta degup jantung tak beraturan mereka sama-sama rasakan. Tatapan keduanya saling menusuk tajam.

"Sasha" tangan Dylan mengelus pipi Sasha.

Suara bass pria itu serasa membuat bulu kuduk Sasha meremang. "Do you love me?" 

"Yes, I do" jawab Sasha gantian tangannya mengelus leher Dylan.

Gelora asmara memabukkan pada dua insan Tuhan yang sedang memadu kasih. Dylan mendaratkan bibirnya ke bibir Sasha. Dylan mengecup lembut. Dylan mencium Sasha.

"Sha..... Sasha...."

Dylan mengguncang tubuh Sasha yang tegang terpejam mata.

Sasha segera tersadar. "Kak Dylan"

"Kamu gak apa apa?" cemas Dylan memandang Sasha yang malah senyum-senyum melihatnya.

Oh my God! Ternyata adegan mesra Dylan berciuman dengan Sasha itu hanyalah khayalan Sasha belaka.

Sasha mengedip-kedipkan mata sambil tersenyum simpul. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus, maluku dimana...... .

Dylan melihat Sasha dari atas kepala sampai ke ujung kaki "Apa kamu terluka, Sha?"

"Gak" jawab Sasha singkat. Ia masih terbayang akan khayalan tingkat tinggi yang luar biasa baru saja dialami. It's the first kiss.

Di masa Sasha berpacaran dengan Dylan, mereka berdua lalui dengan momen-momen sederhana yang menyenangkan. Sosok Dylan merupakan cowok kaku dan kurang pintar soal keromantisan. Selama bersama Sasha, Dylan selalu bersikap sopan. Sasha dan Dylan sama-sama berkomitmen pacaran yang sehat dalam hubungan percintaan mereka.

"Syukurlah, kamu nyaris terserempet motor, Sha" Dylan memeluk Sasha penuh kecemasan. Sasha tak berkutik dalam pelukan sang mantan.

"Kak Dylan khawatirkan Sasha?" tanya Sasha terpaku.

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang