Mariposa

6 4 0
                                    

  Sasha terlihat gelisah di tempat tidur. Ia membalikkan tubuh ke kanan dan ke kiri. Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB.

  "Gue laper ga bisa tidur" ucap Sasha mengusap perut yang tak mau berkompromi dengan alarm-alarm keroncongan.

  Kemudian ia menepuk jidat, "Pantesan aja seharian tadi kan gue belum ada makan" Sasha memang tak bernafsu makan karena pusing memikirkan masalah demi masalah dalam hidupnya.

  Sasha melihat ke arah meja yang hanya ada sebotol susu. Biasanya tersedia pop mie, roti tawar selai, biskuit dan sereal. "Gimana nih stok makanan juga udah habis. Masa malam gini gue harus keluar mencari makanan"

  "Yah gue telat berbelanja. Terpaksa deh gue beli nasgor aja di depan" Sasha beranjak lalu mengenakan sweater kuning rajutan wol. Tidak lupa sebelum pergi, ia mengunci pintu kamar.

~~~~~~~~~~~

  Sasha berjalan balik kembali ke kos dengan menenteng bungkusan berisi nasi goreng panas lengkap dengan kerupuk dan acar.

  "Gue merasa ada orang di belakang gue" Ia berhenti sejenak.

  Tiba-tiba ia seperti mendengar langkah kaki seseorang di dekatnya padahal di gang tersebut Sasha hanya berjalan sendirian saja. Sasha mengamati sekeliling, jauh di depan sana ia melihat ada beberapa orang yang melintas.

  "Gue pasti salah, gak mungkin kan suara mereka?" Sasha kembali melanjutkan langkahnya. Namun tak lama kemudian ia merasakan kembali kehadiran manusia di sekitarnya.

  "Apa ada orang di sini?" sahut Sasha berhenti lalu menengok ke belakang. Suasana tetap sunyi, sahutan Sasha tak mendapat balasan.

  "Kok ga ada siapa-siapa ya. Gue yakin banget sejak dari tempat nasgor tadi seperti ada seseorang yang mengikuti gue" Ia merasakan ketegangan saat melihat sosok hitam berdiri tak bergeming di antara remang-remang cahaya lampu rumah warga tidak jauh dari tempat Sasha berpijak.

  "Astaga, itu manusia atau bukan ? Hey siapa kamu!" seru Sasha memberanikan diri bertanya pada sosok hitam yang terdiam membisu mengawasi Sasha.

  Sasha melihat gerak-gerik yang mencurigakan dari sosok hitam tersebut seketika timbul prasangka buruk, ia berpikir jika jalan sepi di malam hari kemungkinan saja ada orang yang berniat jahat. Oleh karena itu tanpa menghiraukan sosok misterius, Sasha mempercepat langkah bergegas pulang.

  Ternyata benar sosok misterius itu memang menguntit Sasha. Orang berhodie hitam tersebut berhenti tepat di pintu pagar kos Sasha yang terkunci. Sosok misterius tak melepas pandangannya, memperhatikan Sasha yang langsung masuk ke kamar.

  Bibirnya berucap. "Aku cinta kamu, Sasha"

~~~~~~~~~

  Hari ini Sasha bersemangat untuk mengikuti perkuliahan di kampus tanpa memedulikan cibiran ataupun gunjingan orang-orang di sekitar.

  "Halo mariposa" kata sapaan yang menyambut kedatangan Sasha baik dilontarkan oleh cewek atau cowok di lingkungan kampus.

  Sasha mencoba untuk tidak terbebani akan prediket jelek yang terpaksa melekat pada jati dirinya.

  "Wah Alesha! Sekarang elu tidak kalah laris dengan novel mariposa. Elu semakin terbang bebas hinggap ke sana ke sini"

  "Untuk menjadi tenar ternyata mudah ya, prestasi dan sensasi beda tipis"

  "Kepolosan yang kita liat hanyalah topeng palsu belaka. Ujung-ujungnya adalah kemunafikan semata"

  Ocehan pedas para mahasiswi terdengar di sana sini. Namun, Sasha berusaha tak terpancing emosi. Ia cukup diam saja tak menggubris sama sekali.

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang