Sasha teler

9 4 0
                                    

  Axel dan Beno sama-sama memarkirkan motor lalu masuk ke sebuah cafe.

  Beno berjalan beriringan dengan Axel yang terlihat asyik memainkan kunci motor di jari telunjuk. "Xel, apa elu yakin ngajak gue ke pesta itu?" tanya Beno memastikan.

  Axel mendumel, "Apa gue mesti tinggalkan elu di rumah sendiri. Gue gak mau ya kalo lu kumat lagi, ganggu acara gue. Bisa-bisa gagal nanti rencananya"

  Beno mengernyit heran, "Rencana apaan, Xel?"

  Pertanyaan Beno menghentikan langkah Axel. Berbalik menghadap Beno.

  "Itu... Rencana acara bareng anak-anaklah. Yuk, Ben" ajak Axel pada Beno.

  Axel dan Beno berjalan ke belakang cafe. Tampak beberapa orang melintasi mereka. Sayup-sayup terdengar suara orang bernyanyi dari dalam ruangan tertutup yang mereka lewati.

  Beno berhenti. "Xel, elu duluan aja deh. Gue mau di sini sebentar" ucap Beno mendadak ingin menunggu Axel di luar saja.

  "Ok, terserah elu. Siapa tau nanti di sini elu bisa ketemu sama cewek yang lu suka. Gitu dong usaha, elu nanti nyusul aja ke ruangan kosong satu" Axel pun pergi setelah sedikit menggoda Beno.

  Beno bersandar ke dinding. Melihat jam di hp telah pukul 24.00 WIB. Seperti biasa malam ini pun Beno mesti ikut bareng Axel.

  Bukan tanpa alasan kenapa Axel selalu mengajak Beno pergi bersamanya. Karena pernah pada suatu malam ketika Axel pergi ke club untuk mengecek tempat usahanya dan meninggalkan Beno sendirian di rumah.

  Sesampai Axel saat pulang menjelang pagi, ia mendapati saudara sepupunya tersebut dalam keadaan sakaw berat sehingga mengharuskan Beno untuk segera di larikan ke rumah sakit.

  Sejak kejadian emergency yang hampir saja merenggut nyawa Beno, maka dari sebab itulah Axel tidak mau mengambil resiko lagi. Ia tidak ingin peristiwa naas yang pernah dialami Beno terulang kembali.

  Ada seorang pria bertampang om-om berjalan di dekat Beno terlihat sedang menelepon di hp kemudian masuk ke salah satu ruangan tidak jauh dari tempat Beno berdiri.

  "Ok, di kamar VIP. Gimana Amara ada anak baru, cantik?" tanyanya.

  Beno mendengar jelas percakapan dari si om-om yang antusias kegirangan. Tak berselang lama terdengar suara kegaduhan dari ruangan VIP yang baru saja dimasuki oleh pria tersebut.

  "Pergi! Gue gak mau!!"

  Sontak saja suara keributan yang terdengar sampai keluar mengundang atensi orang untuk mengetahui ada apakah gerangan yang sedang terjadi di dalam ruangan VIP.

  Beberapa orang pun datang untuk melihat, tak terkecuali Axel. Axel dan Anton keluar dari ruangan kosong satu yang bersebelahan dengan VIP.

  "Ben, ada apa ribut-ribut?" tanya Axel kepada Beno yang malahan santai. Memandang orang-orang sedang mengintip ke arah sumber suara yang memancing rasa penasaran mereka.

  "Entahlah, Xel. Seperti ada orang berteriak dari situ" ujar Beno cuek.

  "Ayo, kita lihat!" seru Axel.

  "Enggak ah, malas banget urusan gituan. Elu aja gih sana" tolak Beno.

  Beno tak tertarik untuk menanggapi situasi yang menurutnya biasa terjadi di tempat karaoke begini.

                            ••••••••••

  Di ruang VIP seorang pria sedang berbicara dengan Amara. Si pria tampak kesal dan kecewa.

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang