Buket Misterius

23 6 0
                                    

  Udara dingin menyelubungi kota yang baru saja reda oleh guyuran air hujan. Di salah satu jalan yang lengang, melintas sekelompok pemotor melaju berkonvoi. Namun salah satu diantara para pemotor tersebut tiba tiba mengerem mendadak sehingga motornya berhenti di tengah jalan.

  Seorang cowok berjaket blue jeans terpaku sejenak sambil berbisik, "Sasha"

  Keterkejutan timbul di raut wajah ganteng nan rupawan. Si cogan merasa seperti ada seseorang yang baru saja memanggil namanya. Walau hanya terdengar sayup–sayup namun dia sangat mengenal suara orang itu. Muncul keraguan di benaknya sehingga untuk memastikan hal itu. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Dalam keremangan malam kedua mata nanar mencari–cari asal suara disekitarnya.

  "Sasha" Sekali lagi si cogan berucap menyebut nama seseorang. Lalu kembali bergumam, "Itu suara Sasha"

  "Masa sih barusan gue mendengar suara Sasha. Ah, gue pasti salah dengar. Jangan jangan telinga gue udah eror. Mana mungkin Sasha....?"

  "Tuhkan halu. Itu pasti hanya angin lalu saja yang masih ada dipikiran gue. Sasha, gue kangen ama loe. Gue ingin mendengar suara lembut loe, menatap bening bola mata loe, melihat teduh wajah juga senyum ceria loe. Gue akan selalu merindukan apapun tentang diri loe. Sungguh merana jika harus lari dari kenyataan, biarlah gue kubur perasaan cinta dihati, pergi menjauh dari loe. Meskipun gue gak bakalan bisa melupakan loe, gue mungkin tidak akan pernah mampu menghapus bayang–bayang diri loe, dihati dan hidup gue selamanya. Karena semua itu demi untuk kebahagiaanmu, Sha" Si cogan mendongakkan kepala ke atas, matanya berkaca–kaca menatap jauh ke langit gelap, seakan–akan berharap menemukan sesuatu di sana yaitu separuh hatinya yang terbelah dan juga terpisah. Begitu jelas ekspresi si cowok ganteng itu seolah–olah sedang memendam perasaannya sendiri.

  "Hoi bro, kenapa berhenti?" tanya seorang teman yang menghentikan motor tepat berada di samping si cogan.

  "Ayo, kita ketinggalan sama yang lainnya"

  "Sorry, Van. Gak ada masalah kok. Ok, lanjut" jawab si cogan menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis memperlihatkan lesung pipit di kedua pipinya. Mereka berdua tancap gas melajukan motor bersama, menyusul para pemotor lain yang sudah berada jauh di depan.

                        ••••••••••••••

  Di dalam kamar kost, selesai Sasha menyegarkan diri dan berganti pakaian. Tidak pernah lupa ia selalu mendapat kecupan selamat malam sebelum tidur dari telepon sang kekasih hati. Walau terpisahkan oleh jarak serta kesibukan satu sama lain, tetapi komunikasi hubungan asmara mereka tetap terjalin indah dan tak kalah romantis dengan pasangan–pasangan di drama–drama korea saat ini. Hati Sasha berbunga–bunga. Saking senangnya dia tak merasakan lelah tubuhnya setelah seharian mengikuti kegiatan ospek di kampus.

  Sasha merebahkan diri, tak sabar ingin terlelap tidur untuk kembali menyongsong hari esok. Di mana ia akan pergi ke kampus baru dan juga bertemu dengan teman–teman baru. Menit demi menit berputar dan berlalu, Sasha tak dapat memejamkan kedua mata karena dia masih kepikiran dengan apa yang telah dilihatnya tadi di jalan pulang ke tempat kost.

  "Benarkah Beno ada di Jogya. Gak mungkin kan aku tadi salah orang" ucap Sasha.

  "Masa orang itu mirip Beno. Tapi, aku yakin betul kalau dia adalah Beno"

  Sasha jadi bertanya–tanya pada diri sendiri. Alhasil, semua dugaan dan terkaan malah membuatnya menjadi gelisah. Bersamaan dengan itu terdengar bunyi ketukan pintu kamar.

  "Siapa yang datang malam–malam begini?" Sasha beranjak untuk membukakan pintu.

  "Iya, tunggu sebentar" teriaknya sembari merapikan rambut panjangnya yang tergerai basah.

  Sasha membuka pintu kamarnya dan tampaklah seorang wanita dengan T–shirt merah maroon polos berdiri di depan pintu kamar kostnya. Wanita itu juga mengenakan rok mini yang menampilkan kaki jenjang dan memakai sepatu slip flat on berwarna hitam. Wajah bulat dan pipi tembam dengan riasan make up sesuai warna kulit membuat penampilannya terlihat modis. Apalagi rambut bermodel layer sebahu campur bob memberikan kesan manis dan cute.

  "Malam, Sasha" salam Amara sambil tersenyum tipis.

  "Hai, malam juga kak Amara" sapa Sasha. Tersenyum manis.

  "Maaf ganggu nih" ujar Amara.

  "Gak apa, kak. Ada apa?" tanya Sasha.

  "Ini, Sha. Tadi siang ada kiriman bunga buat kamu" Amara menunjukkan sebuah buket bunga anggrek bulan lalu memberikannya kepada Sasha.

  "Hah! Bunga untuk Sasha?" kejut Sasha menerima buket bunga tersebut.

  "Wah, cantik sekali bunganya, Sha" puji Amara.

  "Ini dari siapa, kak?" tanya Sasha menatap rangkaian bunga anggrek bulan ditangannya.

  "Kakak juga gak tau. Dari pacar ya. Uwu.. Romatis banget" seru Amara. Kata–kata Amara mendapat senyuman dari Sasha.

  Sasha berpikir. "Kenapa kak Dylan kirim bunga gak bilang ditelepon. Apa mungkin ini kejutan" kata Sasha dalam hati.

  "Sha, kapan kapan kenalin dong ama yayangnya" goda Amara.

  "E–eh iya kak"

  "Gitu dong. Ok Sha, aku pergi dulu ya" pamit Amara lalu pergi dari hadapan Sasha.

  "Makasih kak" ucap Sasha. Sama seperti malam sebelumnya, Sasha melihat Amara naik ke mobil yang menunggunya di luar pagar.

  Berhubung waktu beranjak malam, Sasha bergegas masuk dan mengunci pintu kamar. Sasha mengamati buket bunga yang sedang dipegang kedua tangan. Tercium aroma wangi bunga anggrek menebar ke seluruh ruangan kamar.

  "Aneh, siapa yang kirim bunga. Masa iya kak Dylan, gak mungkin juga kak Tiara" Sasha mengambil secarik kertas yang terselip di buket bunga itu. Kartu itu bertuliskan 'Sekuntum bunga dapat menjadi kebunku. Tetapi seorang teman dapat menjadi duniaku' tanpa ada tercantum nama si pengirim.

  "Buket misterius. Sudahlah, siapapun pengirimnya, aku gak mo ambil pusing daripada nambah beban pikiran. Sebaiknya, aku bobo aja. Besok coba ku tanya  kak Dylan  atau kak Tiara. Muaccchh..."

  Sasha menguap lalu menutup mulut dengan tangan kanan, tanda rasa kantuk telah menyerang dirinya. Sasha meletakkan buket bunga tersebut diatas meja samping tempat tidur dan dilihat jam di hp sudah pukul 10 malam. Tanpa menunggu lagi, Sasha kembali membaringkan tubuhnya keperaduan di alam mimpi–mimpi tidurnya.

     EPISODE SELANJUTNYA 🏩🏩🏩

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang