Selamat dan pesta

10 4 0
                                    

  Di kampus ketika Sasha masuk ke ruangan untuk mengikuti mata kuliah pagi. Ia tak menduga sama sekali bahwa kedatangannya sedang ditunggu oleh seseorang.

  "Xel, itu Alesha telah datang tuh!"  seru Bram menunjuk ke Sasha yang langkahnya langsung terhenti karena melihat Axel.

  "Bagus bro, sekarang suruh pergi semua orang yang ada di sini. Gue mau bicara sama Alesha. Berdua aja" perintah Axel.

  "Sip bro!" Bram menghampiri beberapa mahasiswa yang sedang berada di ruangan ini.

  Setelah Bram berbisik kepada mereka, para mahasiswa secara bersamaan segera keluar. Mereka takut harus berurusan dengan si troublemaker sehingga mereka pun serentak menuruti perintah Axel.

  Kini ruangan terasa senyap dan hening menyisakan hanya ada dua orang saja. Sasha dan Axel berhadapan. Face to face. Keduanya saling bersitatap seolah-olah sedang membaca pikiran masing masing.

  Axel memanggil, "Alesha"

  "Apa mau kakak? Sepagi ini, gue malas banget meladeni urusan yang gak penting" suara Sasha terdengar lantang menjawab teguran Axel.

  "Alesha" lanjut Axel bergumam terkesima akan keberanian si gadis berpenampilan segar berparas jelita yang baru-baru ini menjadi rival perdananya.

  "Gue sengaja menemui lu hanya ingin memberi ucapan selamat"

  "Selamat untuk apa?" kejut Sasha menatap tajam Axel yang sikapnya mendadak manis kepada dia. Tidak jutek dan tidak kasar.

  "Selamat atas kemenangan elu. Secara gentle gue akui, gue kalah sama lu, Alesha" ucap Axel lembut seraya mengulurkan tangan ingin menjabat tangan Sasha.

  Sasha memutar bola mata malas. "Tunggu, tunggu, apa-apaan ini. Kalau ini permainan baru kakak lagi. Please deh kak, capek Sasha"

  Sasha melangkah mundur. Sasha bersiaga dengan akal-akalan Axel yang mungkin akan kembali mengganggu dirinya.

  Axel tersenyum sinis. Berjalan maju mendekati Sasha yang terlihat tegang. "Kenapa Alesha, katanya lu gak takut sama gue"

  "Betul sekali, kak. Orang seperti kakak tidak perlu ditakuti malah sebaliknya mesti dikasihani. Orang yang tidak pernah peduli dan empati kepada orang lain, bagaimana dia bisa merasakan belas kasih kepada sesama. Keegoisan diri tanpa memahami cara menghormati dan menghargai menjadikan kakak seorang individu yang antisosial dengan apa yang ada di sekitar"

  "Kakak tidak perlu berpura-pura respek atau bermulut manis kepada gue. Rasanya tak mungkin dengan sikap kakak yang tiba-tiba baik begini. Jadi, kita sudahi saja ini dan lebih baik kita sama-sama menjauh satu sama lain. Sekarang kakak seharusnya pergi dari sini" Sasha berkata tegas tanpa menyadari, dia begitu terang-terangan telah berani mengusir Axel.

  Sasha memegang erat sebuah kursi yang ada di dekatnya, berwaspada untuk kemungkinan buruk yang akan terjadi. Sasha melirik ke arah CCTV yang terpasang di ruangan tersebut. Meski pun sendiri setidaknya Sasha berpikir aman menghadapi Axel.

  Axel sungguh terkejut dan terlihat menahan emosi. Ia mengepalkan kedua tangan. Kedua mata berkilat marah. Dalam hati berkata, "Sialan nih cewek, dia menasehati gue. Gue udah baik-baik eh dia justru usir gue. Songong amat! Awas ya, Alesha. Alesha, semua orang kagum akan kecantikan lu. Tapi, gue benar-benar kagum dengan keberanian elu"

  Axel berjalan melintas ke arah Sasha lalu membisikkan sesuatu ke telinga Sasha. "Hati-hati, Alesha"
 
  Sasha diam mematung, belum reda ketegangan yang ia rasakan. Sebelum Axel berlalu pergi, ia berbalik badan seraya berseru, "Alesha, gue tunggu elu di pesta nanti malam"

Cinta AleshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang