22. Tembok, Kok manis?

3.1K 391 3
                                    

Hallo
Apa kabar?
Ayo follow dan Voment.

Jisang berjalan dengan langkah besarnya menuju kediaman junjunganya. Ia akan menyampaikan pesan berupa surat dari Kaisar. Jisang penasaran dengan isi surat itu. Akhir-akhir ini ia menyukai kebersamaanya dengan junjungan nya itu yang nyatanya tuan Putri. Mereka beda kasta? Jelas dan sejauh ini putri itu selalu memperhatikanya, bertanya tentang kesehatannya, keluarganya, sampai hal kecil, menanyakan tentang apakah ia sudah makan. Yang membuat Jisang uring-uringan saat ini yaitu gadis itu selalu memanggilnya dengan tampan dan mau juga dengan nama tapi terkesan sangat lembut.

"Salam Putri." Jisang membungkuk saat melewati Sooa. Sooa mengernyit dan menatap intes pada benda yang di pengang oleh Jisang.

"Itu apa?" tanya Sooa menunjuk  gulungan kertas yang di pegang Jisang dengan dagunya.

"Ah...Ini surat untuk Putri Jina." Jisang menyembunyi gulungan iti di balik pungungnya.

Sooa menaikan alisnya saat melihat tindakan kecil dari Jisang yang menyembunyikan surat itu. Jisang membungkuk dan segera pergi, tapi baru tiga langkah, Jisang kembali terhenti karena panggilan Sooa.

"Yhak...Jisang apa aku mengizikanmu pergi?" Sooa menepuk bahu Jisang, tanganya menarik paksa kertas itu tapi di tahan paksa oleh Jisang.

"Lepas Jisang!" tekan Sooa.

Jisang menggelengkan kepalanya tegas. Sooa melotot dan menatajam tajam Jisang seakan gadis itu akan memakanya hidup-hidup. Tapi Jisang selalu menghindar, tapi tak lama beberapa prajurit melepas paksa kertas itu dari tangan Jisang atas perintah Sooa. Alana, gadis itu lewat dari sana bersama dengan dayang setianya Leola.

"Wah kalian rebutan apa itu? Sembako yah?" Alana terkekeh dan ia memainkan rambutnya.

"Putri tolong bantu aku, surat ini untuk putri." teriak Jisang.

"Untukku? Surat apa? Surat cinta? Yang benar saja, aku tidak punya kekasih yah." ucap Alana malas.

"Putri sepertinya itu surat penting, mohon bantuanya putri." desak Leola saat melihat Jisang di pukul oleh beberapa prajurit.

Alana memgangguk? Sejujurnya ia juga penasaran dengan isi surat itu. Siapa tau ada cowok ganteng dari kerajaan seberang yang naksir kepadanya lalu sebagai PDKT ia mengirim surat. Ia jadi teringat di dunia modrenya. Banyak pria yang mengirim ia pesan dari chatingan? Ada dari temanya, surat yang sengaja di masukan ke dalam tasnya dan ada juga yang terang-terangan mengungkapkan perasaan nya.

"Yhak...BERHENTI KAU BISA MELUKAI SI TAMPANKU!!!" teriak Alana seperti toa.

"JANGAN DENGARKAN DIA! TETAP LANJUTKAN AMBIL KERTAS SIALAN ITU!" teriak Sooa.

Alana yang gemas dengan prajurit yang tidak mendengarkan nya, ia maju dan mengambil sapu lidi yang terletak di sana. Gadis itu mulai memukuli bokong prajurit itu. Leola melongo begitu juga dengan Jisang. Alana malah tertawa sambil menabok gemas pantat prajurit itu, sudah lama ia tidak memukul pantat orang.

"Kemari Jisang suratnya aku penasaran." Jisang berjalan dan memberi surat itu kepada Alana. Alana mengambilnya dengan senang hati. Sooa mendecih saat rencananya untuk mengambil surat itu gagal.

"Yah ini pasti surat cinta, lihat ada pitanya." Alana tersenyum lebar dan melirik Sooa. Sooa menghentakan kakinya kesal dan ingin beranjak pergi, tapi mendengar panggilan Alana ia berbalik dan menatap kesal Alana.

"Sebentar Sooa, kau penasaran kan, sama isi surat ini, aku bacakan." Ujar Alana.

"Untuk Wang Jina, calon istriku. Aku akan menerima perjodohan ini, walau kita berdua tidak terlalu mengenal satu sama lain. Aku sebagai calon suamimu yang sebentar lagi akan menjadi suamimu akan berusaha membuatmu bahagia dan akan mengasihimu sepenuh hatiku. Begitu juga denganmu, kamu juga harus berusaha mencintaiku." Alana menjeda dan ia tersenyum genit ke arah Leola. Leola gadis itu memilin erat hanboknya yang sekarang tekah berkerut.

Transmigrasi Alana and Yuo Jina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang