34. Hilangnya Alana.

2.3K 300 8
                                    

Hallo semuanya.
Makasih buat 14K.

Yuk trobos 15K.

Setelah kejadian dan siasat permainan pertama yang dilalukan Alana kepada seorang dayang ke sayangan Sooa. Gadis itu sudah menunjukan gerakan permainan keduanya. Sebelum itu, ia harus memastika sesuatu hal yang menganjal beberapa hari ini dalam pikiranya. Ia juga butuh memastikan keadaan dua temanya yang berada di desa tengah hutan. Alana bisa merasakan jika penduduk desa itu menyembunyikan suatu hal. Dan gilanya ada apa dengan para penghuni desa itu, mengapa mereka hidup di tengah hutan tidak di daerah pesisir malah di daerah pedalaman.

Liyi, pria itu juga akan ikut serta membantu Alana, mencari jawaban di balik ke misteriusan desa itu. Gadis itu sekarang memikirkan bagaimana ia bisa kabur dari Kerajaan ini, agar Chuna suaminya itu tidak ikut campur dalam urusanya. Alana tak mengerti dengan kalimat dan ucapan Jina tempo hari yang lalu yang mengatakan jika Chuna, pria itu yang akan membantunya. Malahan pria itu yang mengahalanginya untuk menyelesaikan masalah.

Alana sudah kembali ke Istana Wilausand bersama Chuna kemarin. Dan sekarang gadis itu mondar-mandir layaknya setrika. Ia memanggut-manggut saat mendapat sebuah ide yang akan di lancarkan nanti malam. Ia lebih baik kabur tengah malam, ia juga menyetujui ide Liyi. Beberapa hari lalu sebelum ia pulang ke Istana, Liyi sempat berkata jika ia lebih baik kabur dari Istana tengah malam.

Segera gadis itu mengambil kain cukup lebar dan panjang seperti sebuah sarung dan mulai memasukan pakaian beberapa saja, nanti mereka bisa curiga. Gadis itu juga memasukan beberapa biji keping emas untuk persediaanya ke depan.

Matahari sudah berada di atas kepala. Tandanya sudah jam 12 siang. Tadi pagi Ahnli sempat mengajaknya ke taman. Alana mengiyahkanya saja, jadi ia akan pergi ke taman sekarang juga. Saat di perjalanan ke taman. Chuna, pria itu datang menemuinya dengan seulas senyuman simpul merekah di wajahnya.

Chuna mengulurkan sebuah kertas yang di gulung rapi, dengan kerutan yang menghiasi keningnya Alana mengambil dan mulai membaca tiap deretan huruf yang ada di sana. Alana langsung mendelik tajam dan melempar kertas itu ke sembarang arah, saat tau isi dari surat tersebut. "Yhak-yhak, Apa maksudmu hah?"

"Itu surat dari ayah. Kita harus mengikuti isi surat tersebut." jawab Chuna.

"Tak mau. Kau kira itu mudah hah? Aku masih mau sendiri, aku masih berduka, kau tak tau bagaimana perasaanku saat..." lirih Alana, tidak dia hanya akting.

"Baiklah-baiklah, kau jangan menangis." Chuna menarik Alana dan memeluknya erat.

Alana terkejut saat Chuna tiba-tiba memeluknya. Perlahan tangan gadis itu membalas pelukan Chuna, tapi sedetik kemudian ia menyadari perbuatanya yang konyol itu. Ia hanya diam dan tidak membalas pelukan itu. Itu surat berisi tentang penerus. Kalian pasti mengertilah apa yang di maksud penerus harus melalui beberapa adengan.

Hihihi...
Pada traveling semua🤭

Bagi lelaki itu mah gampang-gampang aja, tapi kalau cewek itu harus mikir sepulah kali keliling. Yah, Alana seperti itu juga, ia tak mau. Pelukan terurai oleh Alana, gadis itu mendorong Chuna. Chuna juga tampak salah tingkah dengan tindakanya. Alana berdehem sejenak, dan menggarut pipinya karena ia berpikir jika tindakanya itu salah. Apa salahnya jika suaminya memeluknya bukan? Chuna menarik tangan Alana dan memperhatikan sebuah cincin yang tersemat cantik di jari manisnya.

Alana menarik tanganya dan menyembunyikan tanganya di balik punggungnya. Chuna menyipitkan matanya. "Kamu dapat dari mana cincin itu?"

"Cincin apa?" tanya Alana pura-pura tidak tau.

"Itu yang kamu pakai."

"I-ini..."

"Aah...Kau pasti mengambilnya dari jariku kan? Lihat." Chuna menunjukan tanganya dan memperlihatkan sebuah cincin yang sama persis dengan cincin yang ia pakai, kecuali cincin pernikahan mereka. Chuna menaikan sebelah alis matanya dan tersenyum menyeringai.

Transmigrasi Alana and Yuo Jina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang