32. Permainan pertama 1

2.2K 284 4
                                    

Sweet psycopath...

Kasih vote+komen
Berbagi itu indah, se indah surga...

Malam itu Alana telah bersiap menemu Liyi. Ia akan menanyakan suatu hal tentang kejadian beberapa hari yang lalu di mana waktu hari pernikahanya. Gadis itu berjalan sendiri menuju kediaman Liyi, ia berjalan melalui atap kediaman agar tidak ada yang melihat ia keluar malam. Alana memakai cadar untuk menutupi wajahnya. Chuna tidak mengetahui jika gadis itu sudah keluar dari kediamanya. Alana sengaja tidak meminta izin kepada Chuna, yang akhirnya nanti tidak di beri izin, atau nanti pria itu akan mengekorinya.

Ini masalah pribadinya jadi jangan ada yang ikut campur. Alana tersenyum tipis saat melihat kediaman Liyi yang berada paling ujung terbuka tepat di jendela. Alana dengan muda melompat dan memanjat pohon yang ada di depan jendela tersebut. Liyi pria itu terkejut saat tiba-tiba Alana berada di kediamanya.

Alana berlari dan memeluk tubu Liyi dengan erat. Liyi tersenyum dan membalas pelukan Alana tak kalah erat. Pelukan mereka terurai saat Alana membuka suara yang terkesan dingin dan ngerih saar di dengar. Liyi mengambil sesuatu dari dalam laci meja. Ia mengulurkan sebuah kunci kepada gadis itu. Alana menaikan sebelah alisnya saat melihat kunci itu.

"Ini ambil. Jika aku tidak datang ke acara pernikahanmu, maka kau akan mati bodoh." ucap Liyi.

"Mati?" beo Alana.

Liyi mengangguk mengiyahkan.
"Sifat ceroboh dan bodohmu masih kau pelihara rupanya. Itu dalam minumanmu itu sudah di beri racun." ucap Liyi dam pria iti berjalan menutup jendela.

Alana terdiam di tempat, ia tak bisa bicara. Rupanya sudah berapa kali mereka bermain dengan diam-diam dan ia tidak menyadarinya. "Ambil kunci itu dan bereskan gadis yang sudah memasukan racun ke minumanmu, aku tak mau nanti tanganku kotor." ucap Liyi mengibaskan tanganya menyuruh Alana untuk segera pergi.

Alama menginjak kaki Liyi dengan gemas. Liyi mengerang kesakitan dan melompat-lompat dan berakhir duduk di tepi ranjang sambil memegang jari-jari kakinya. "Apa? Kau berani menyuruhku dan mengusirku?" Alana menatap galak kepada Liyi.

Liyi menelan air ludahnya gugup kemudian pria itu menyengir kuda dan ia menarik tangan Alana, supaya ikut duduk di tepi ranjang. Alana memukul keras paha Liyi saat pria itu membisikan hal gila yang pernah ia bayangkan saar mennonton drakor.

"Apakah kau masih perawan?" pertanyaan konyol dari Liyi kurang asam.

Liyi kembali menyenggir dan rasanya Alana ingin memakan hidup-hidup Liyi karena pikiran kotor Liyi. "Terserah mau kau cambuk atau apalah aku tidak ada urusan dengan gadis itu." ucap Liyi.

Alana bangkit dan menarik paksa tangan Liyi supaya pria itu menunjukan jalan di mana letak gadis itu di penjarakan. Liyi dengan malas mengikuti Alana dan memberitahu di mana letak tempatnya.

*****

Liyi dan Alana memasuki sebuah gua yang gelap, yah sangat gelap. Liyi mengambil obor yang ada di depan gue tersebut dan Alana berjalan di belakang Liyi. Tak lama terlihatlah beberapa kotak penjara di sana. Alana tak pernah kesini sebelumnya. Liyi merentangkan tanganya supaya Alana maju lebih dulu. Tapi Alana menatap selidik Liyi.

"Pria cerewet, aku curiga kau ini sebenarnya siapa? Kau seperti tidak Liyi yang aku kenal."

"Hey hey siapa bilang? Aku Liyi. Yah memang berubah. Setelah kau hilang aku mencarimu dan malah terjebak menjadi pembunuh bayaran. Tapi tenang saja bosku tidak di sini, dan kau tidak akan ku bunuh. Kau kan sahabatku." Jelas Liyi.

Alana mengangguk dan ia langsung menoleh dengan tatapan tajam. "Kau mau membunuhku yah?" tanya Alana.

Liyi menggeleng. Alana mencubit gemas pipi Liyi dan berjalan masuk ke dalam di ikuti oleh Liyi yang memasang muka ngambek.

Transmigrasi Alana and Yuo Jina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang