39. Alana penyihir?

2.2K 293 19
                                    

Lofyu banget deh udah genapin 17K. Btw trobos 18K yuk, hayuk...

Sudah seminggu Jisang tak sadarkan diri. Leola yang masih setia menjaga pria itu menghela nafas panjang. Tak ada teman berantamnya, sepi itulah perasaanya saat ini. Bosan melandanya ketika Jisang tak ada di siainya. Leola terkesiap saat sebuah tangan kekar menyentuh jarinya.

Yah Jisang, pria itu tersenyum tipis saat menyadari jika gadis itu terkejut. Leola membantu Jisang untuk duduk. Leola tersenyum lebar, ia berlari keluar ruangan lantas mencari air. Tak lama gadis itu masuk dengan sebuah mangkuk yang berisi air, di ikuti oleh Alana dan juga Chuna.

"Jisang bagaimana keadaanmu, sudah baikan?" tanya Alana, gadis itu duduk di kursi yang sebelumnya Leola tempati.

Jisang memberikan senyuman simpul dan ia mengangguk. Tangan gadis itu terulur menjamah kening Jisang, tapi belum juga sampai tanganya sudah di cengkal Chuna. Alana mendengus kesal. Leola yang tau jika Chuna cemburu terkekeh. Jisang jadi merona salting.

"Apaan sih?" Alana menepis tangan Chuna.

"Putri, pangeran cemburu."bisik Leola. Alana menyeringai, ia bedehem sejenak.

"Kenapa? Kau cemburu hah?" goda Alana.

Lelaki itu mengerjap dan terlihat jakunya naik turun. Ingin sekali Alana tertawa, tapi ia menahanya. "Ti-tidak." jawab Chuna tergagap.

"Ouh oke, Leola ambil bubur aku akan menyuapi Jisang." pintah Alana dan gadis itu sesekali melirik Chuna.

"Jangan Leola." bentak Chuna.

Leola mematung di tempatnya. Alana mendorong punggung Leola supaya gadis itu melanjutkan langkahnya tapi itu sukses gagal karena pengungkapan Chuna.

"Iya aku cemburu." ucap Chuna lantang dan semburat merah hadir di pipinya.

Alana lantas terkejut, OMG dia di tembakan? Alana sudah lama tidak mendengar ungkapan rasa dari pria. Selama ia terjebak di zaman kuno ini, lantas rasa suka cinta atau apalah itu, ia tidak pernah dengar lagi. Kali ini ia di tembak juga di zaman kuno? Emang yah gak di dunia modren dia banyak penggemar, jadi di zaman kuno itu pantas di sebut banyak penggemar?

Sejenak Alana berdehem. Biarlah ini versi drama korea live yang di tonton oleh Leola dan Jisang. Alana mengangguk-angguk kepalanya. Berdiri tepat di hadapan Chuna. "Jadi yang dua hari lalu gak ingat?"

"Apa?"

"Ouh, gak ingat rupanya. Kau hampir di cium Sooa?"

"Sooa?"

"Iya. Emang yah, masih muda atau udah tua sih nih manusia." Alana mengerutu kesal.

Chuna terdiam sejenak. Alana tak berharap dengan pengakuan Chuna. Gadis itu menyibak kain hanbok Jisanga melihat keadaan luka tusuk itu. Alana kembali menutupnya dan ia memegang bahu Jisang dan menepuknya sejenak.

"Tenang Jisang. Aku mau kau dan kau." Alana menatap Leola. Leola langsung mengangguk.

"Kalian berdua, anggap tidak terjadi apa-apa ketika ketemu Sooa."

"Tapi putri?" protes Jisang.

"Ssst...Lakukan yang ku bilang jangan membantah, aku yang akan membereskan itu semua." Alana mendelik tajam kedua temanya itu.

"Baik putri."

"Apa maksudmu?" tanya Chuna.

"Apa?"

"Sooa melakukan apa kepada kalian?"

"Sooa, wanitamu itu, menusuk Jisang dengan pisau." jawab Alana santai.

Transmigrasi Alana and Yuo Jina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang