40. Alana dan Jina

2.6K 301 4
                                    

Hay hay semuanya
Aku update lagi, maaf udah lama gak up.

Tugas sekolah aku udah lumayanlah. Makasih buat kalian yang udah bersabar nungguin part ini. Luv banget deh, btw banyak kejutan. Jadi gini aku itu gak buka wattpad seminggu, dan yah kalian tau banyak banget notif. Makasih yeehh...

Seorang wanita menatap takut kepada seorang gadis yang baru saja memasuki kediamanya. Tubuh kurus wanita itu terus mundur ke belakang dan tak lama tubuhnya sudah membentur ke dinding. Wanita itu mengenggam erat kain hanbok yang ia kenakan. Manik itu terpejam saat gadis cantik itu sudah berdiri di hadapanya.

"Apa kabar ibu selir?" tanya Alana dengan senyuman miring.

Seona tidak menjawab ia terlalu takut dengan kejadian beberapa hari yang lalu yang menimpah ia sekaligus suaminya tercintanya. Terdengar hembusan nafas kasar, Alana tanpa izin ia mendudukan panggulnya di ranjang Seona. Gadis itu juga memangku kakinya tak lupa manik bulat hitam legam itu menatap tajam ke arah Seona.

"Oh ayolah ibu selir, aku tak akan berubah menjadi iblis seperti kemarin. Emm...Kau masih takut dengan kejadian beberapa hari yang lalu yah?"

"Sayang sekali, pasti ke depanya aku akan berubah seperti itu."

"Oh yah, selir. Tolong putri jalangmu itu ajari sopan santun yah." Alana beranjak dari ranjang berjalan menuju pintu.

"Satu lagi, ku peringatkan jangan sampai putrimu itu mengalami apa yang sedang kau alami saat ini. Jadi tolong di ingatkan." ucap Alana santai, gadis cantik itu menutup pintu kediaman.

Seona, wanita dengan wajah yang penuh dengan luka sobekan pisau terjatuh di lantai kediaman. Wanita itu memegang kepalanya saat ia kembali mengingat apa yang telah di lakukan gadis yang bernama Alana. Ia tak mau jika kejadian itu dilakukan kepada putrinya. Seona, wanita itu sadar tak sadar menitikan air matanya, ia memeluk lututnya dan menangis di sana menyembunyikan wajahnya di lipatan tanganya.

*****

"Dari mana saja kamu?" seorang pria berdiri di belakang Alana, saat ia baru masuk ke dalam kediamanya.

Alana mengelus dadanya, terkejut dengan sapaan dari pria itu. Alana berbalik dan mendapati Chuna berdiri di belakangnya dengan tangan yang ia lipat di depan dada. Alana mendecih malas, segera gadis itu melangkahkan kakinya menuju ranjang.

"Yhak...Jina, kau dari mana hah?"

"Apaan sih, kepo banget, kek bu rentenir aja, nagih hutang, lha ini?" Alana menelisik tajam kearah Chuna mulai dari bawah sampai atas.

"Emang aku harus laporan gitu?" tanya Alana malas.

"Ini sudah malam Jina, kamu jangan buat khawatir lagi. Kemarin-kemarin kamu juga hilang, kamu kira aku gak khawatir hah?" ucap Chuna seperti rapper Suga BTS.

Alana mengembangkan senyumanya, pipi cubbynya membuat ia tambah imut. Ingin sekali Chuna mengigit pipi itu, tapi ia tahan. Alana gadis itu tentu tersipu dan senang jika ia di khawatirkan. Alana rileks memeluk tubuh kekar Chuna. Chuna terdiam sejenak dan ada sensasi aneh yang ia rasakan. Dapat ia rasakan jika Alana menggelengkan kepalanya.

"Kau ini sebenarnya mengkhawatirkan aku atau Jina?" tanya Alana tanpa melepaskan pelukanya.

"Eh? Nama kamu kan Jina." jawab Chuna bingung.

"Bukan." Alana menggelengkan kepalanya. Baiklah ia akan memberitahu rahasia terbesarnya kepada pria yang ia cintai? Yah Alana merasa nyaman jika berada di dekat pria itu.

"Kamu jangan aneh-aneh." sergah Chuna, pria itu melepaskan pelukan dan menangkup wajah Alana.

"Iya, aku bukan Jina." ucap Alana lebih jelas.

Transmigrasi Alana and Yuo Jina (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang