Yoongi kini sedang menasehati Jungkook, dengan caranya. Jungkook tentu mendengarkannya dengan baik seperti biasa. Kalau sudah seperti ini, Airin dan Sejoon hanya bisa menyerahkan semua pada Yoongi.
"Adek boleh ikutin semua tentang abang. Tapi, kalo kamu emang bisa jadi lebih baik kenapa engga? Abang tambah seneng loh,"
"Bener abang seneng??"
"Iyalah. Abang mau kamu lebih hebat dari abang,"
"Tapi aku maunya kaya abang. Abang keren, gaada yg kalahin,"
"Ada nanti,"
"Siapa?"
"Kamu.."
"Iya?"
"Iya. Udah pokoknya terima sekolah yang itu, gausah urus pindah ke sekolah abang. Lagian sebenernya kamu udah ngikutin abang juga loh,"
"Kenapa gitu?"
"Sekolah yang kamu dapetin sekarang itu, sekolah inceran abang dulu. Cuma gamasuk hehe,"
"Serius abang juga suka?!!"
"Iya serius deh. Itu sekolah impian abang dulu. Makanya abang seneng kamu masuk sana,"
Jungkook bangun dari sandarannya pada tubuh Yoongi, "yaudah! Aku mau sekolah disana aja biar biaa ceritain abang dalamnya kaya apa terus terus abang bisa sering-sering kesana karena jemput aku kann!!"
"Nah, pinter..."
"Hehehe hebat kan aku!"
"Iya hebaat..." ucap Yoongi malas.
"Yaudah, yuk bang!"
"Yuk? Ngapain?"
"Beli peralatan sekolah!"
"Eh apa-apaan. Abang cape, lagian juga udah mau malem. Kaya gaada besok aja,"
"Abaangg..."
"Kamu mau abang sakit?? Kalo abang kecapean gimana?"
"Ih gamau.."
"Yaudah besok aja. Abang mau istirahat,"
"Yaudahdeh iya..."
"Dah, abang balik kamar dulu," ucap Yoongi kemudian beranjak menuju kamarnya.
..
Sesuai mengisi perut dan bersih-bersih, Yoongi kini mengeringkan rambutnya sebelum merebahkan diri dikasur.
"Hah.. capenya.."
Baru hendak memejamkan mata, tiba-tiba ketukan pintu terdengar.
"Ck, siapa sih!" mau tidak mau dia kembali bangkit untuk membuka pintu.
"Astaga Jungkook. Udah malem, ngapain sih?! Bukannya tidur!"
"A-abang... adek tidur disini ya??"
"Ck, kenapa sih? Gak ah. Abang cape banget!,"
Jungkook total cemberut, abangnya jutek, galak, "Ko malah diem? Kenapa? Ada apaan cepetan abang mau tidur Jungkook,"
"M-maaf abang a-aku gajadi.." Jungkook yang terlanjur takut dan sedih langsung berlari kembali ke kamarnya.
Yoongi tidak peduli, ia kembali menutup kamarnya dan kembali tidur.
Matanya terpejam tapi hatinya tidak tenang. Dan pada akhirnya ia tidak bisa tertidur, berdecak kesal karena sudah membentak Jungkook walaupun bukan sepenuhnya salah dia.
"Shit," Yoongi membuka selimutnya dan berlari keluar.
"Dek? Adek dimana?" tanya Yoongi di seluruh sudut ruangan karena ia tidak menemukan dikamarnya. Jelas ia tau penyebabnya sekarang, kebiasaan buruk Jungkook seperti biasa.
Dan benar saja Jungkook disana, mengumpat di kolong meja makan keluarganya. Duduk memeluk lutut dan menyembunyian wajah diantaranya.
Yoongi menarik tangan Jungkook perlahan untuk keluar darisana "dek,"
"B-bang..hiks...abang adek takut..."
Yoongi membawanya kepelukan, "gapapa. Ada abang. Gaada yang berani sama abang kamu tau kan? Udah gausah takut," ucapnya sembari mengelus punggung Jungkook.
"Itu cuma mimpi, gak bener. Sebentar lagi kamu pasti lepas sama mimpi buruk itu, ya?"
Jungkook mengangguk walau masih risau.
"Jangan ditinggal, mau sama abang.."
"Iya. Bobo disini, abang peluk..."
..
Pagi buta bunda Airin sudah terbangun untuk melakukS tugasnya. Bersih-bersih, menyiapkan sarapan, dan sudah siap untuk membangunkan ketiga laki-lakinya.
Namun ketika lampu dapur ia nyalakan, Airin hampir saja lompat menemukan gundukan selimut dilantai. Tapi ketika ia buka ternyata kedua putranya yang tertidur dengan alas seadany saling berpelukan.
"Astaga, kok pada tidur disini sih. Kalau pada sakit nanti gimana coba..."
"Abang, adek.. ayo bangun..." Airin mencoba membangunkan keduanya. Namun hanha Yoongi yang terbangun. Jungkook masih pulas dengan mulut terbuka.
"B-bund..hengggg..."
"Abang, kalian ngapain sih?"
"Adek mimpi buruk lagi, ngumpet disini semalem bund,"
"Astaga. Yaudah sana kamu pindah. Biar adek bunda pindahin ke kamar,"
"Iya bunda.."
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Rascal
FanfictionYoongi itu galak, tapi gabisa galakin Jungkook. Udah gitu aja deskripsinya.