10. Negosiasi

5.1K 556 42
                                    

Yoongi melempar asal kunci mobilnya di atas meja ruang tamu. Berjalan urakan meninggalkan Jungkook yang menyusulnya tergesa-gesa. Bahkan, panggilan Jungkook yang sudah memenuhi seisi rumah tidak ia hiraukan.



"Baangg! Abang ihh... tadi katanya terserahh kann??" ucap Jungkook mengejar Yoongi.



"Ya terserah juga dipikir pake otak!" jawab Yoongi ketus.


"Ya aku mikir lah. Makanya aku mau! Gak ada yang ga mungkin kan!" balas Jungkook.


Yoongi menghentikan langkahnya, berdiam sejenak kemudian berbalik badan, "ada. Ada satu hal yang gak mungkin. Kamu. Ekskul. Volly. Dan semacamnya. Paham?"


"Loh kok gitu sih?? Kenapa kesempatan aku sama anak-anak lain gak sama?? Kenapa? Aku bakal jamin kok bisa belajar cepet walaupun ini hal baru buat aku!"


Yoongi yang geram lebih mendekatkan diri pada adiknya. Kedua bahu Jungkook ia cengkram dan menatapnya tajam, "gausah banyak gaya. Inget, kamu itu bed-,"


"Beda?? Maksud abang aku beda kan sama yang lain? KALO IYA KENAPA?! EMANGNYA AKU MAU DILAHIRIN KAYA GINI? Hah?! SEMUANYA EGOIS!" Jungkook melepaskan cengkraman kakaknya dan berlari menuju kamarnya, membanting pintu lalu mengunci diri.


Yoongi yang menyadari jika dirinya baru saja salah bicara langsung mengejar adik bungsunya dengan rasa bersalah dan khawatir.


"Adek?? Maaf- maksud abang bukan gitu.. adek buka pintunya ya?? Jungkook??"


"Aku mau sendiri." Jawab Jungkook mutlak dan jika sudah kalimat itu yang diucapkan, berdasarkan perjanjian antara mereka, salah satu tidak boleh memaksakan.


Yoongi menarik tangannya yang menempel dengan pintu, mengangguk pasrah walau tidak terlihat lawat bicara, "o-oke...abang tunggu ya. Tapi sumpah abang gak maksud. Maaf dek.." ucapnya terakhir lalu beranjak.







..





Sudah pukul sembilan malam, seluruh anggota keluarga masih setia berdiri didepan kamar si bungsu untuk membujuknya keluar makan malam.


"Sayangnya bunda... udah 30 menit loh bunda disini nunggu adek keluar. Gak kasian sama bundanya?"



"...gak dulu.."

"Adek kenapa? Mah ngomong sama ayah? Ayah masuk ya?"

"Gak. Percuma aja. Ayah sama aja kaya abang,"


"Loh? Kan ayah belum tau masalahnya. Ayah gak sama lagi sama abang.."

"...."

"Eh uhmm.. kalau bunda aja yang masuk boleh ga? Bunda suapin mamnya ya sayang?"

"Gamau,"

"Yaampun, Nak..." Airin sudah mulai frustasi.



"Bang, apa sih masalahnya? Kenapa ngambek kaya gini?" tanya Sejoon.

"T-tadi abang ada salah ngomong. Bilang kalo adek.... beda,"

Mata Airin sudah terbuka lebar mendengar alasan yang tentu saja dia juga akan ikut marah jika tadi mendengarnya langsung. Namun kalimat tambahan disusul Yoongi agar tidak ada salah paham.



Little RascalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang