22 [PUTUS?]

11K 627 18
                                    

HAPPY READING

Saat mengetahui teman-temannya sedang berada di bawah, Manu segera turun menemui mereka.

"Weis bro, udah jarang nih main ke markas nih," ujar vano yang tidak tahu malu duduk di sofa sambil mengangkat kakinya.

"Sopan lo begitu?" tanya Gian menyindir, sedangkan vano hanya menyengir tetapi tidak menurunkan kakinya.

"Ngapain kalian ke sini?" tanya Manu dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Gangguin lo, yang lagi ngebucin wle," dengan wajah ngeselin Vano berkata sambil menjulurkan lidahnya.

"Gila Lo, gimana kabar lo sama Aurel?" tanya Manu

"Gak tau, dia udah gak ada kabar lagi," jawab Vano sambil kembali memainkan ponselnya.

"Kalian kalo datang cuman mau main hp mending balik deh. Ganggu banget," kesal Manu.

Tak lama setelah percakapan mereka, Kesya datang menggunakan Hoodie hitam yang Manu yakini itu adalah miliknya.

Bagaimana tidak, Hoodie itu terlihat kebesaran sampai-sampai menutupi paha Kesya.

"Mau kemana Lo?" tanya Manu sambil memperhatikan penampilan Kesya.

"Mau ke rumah Gifti" jawab Kesya, membuat Gian yang sedang memainkan handphonenya berhenti.

"Ngapain?" bukan Manu yang bertanya melainkan Gian.

"gak tau, Gifti ngajak ke rumahnya main," Kesya menjawab sambil berjalan lalu duduk di pangkuan Manu.

Gian hanya berohria mendengar jawaban yang Kesya lontarkan.

"Anterin aku yah," pinta Kesya.

"Yaudah ayo," jawab Manu.

Vano yang mendengar itu, segera membuka suara.

"Eh eh, terus kita gimana? Lo tinggalin?"tanya vano

"Kita? Lo aja kali," ucap Gian yang sudah berdiri.

"BHHAHAHA" tawa keras Manu dan Kesya keluarkan membuat Vano berdecak.

"Gue ke markas" pamit Gian diikuti Vano dibelakangnya.

"Woe tungguin gue,"

Setelah sampai di depan rumah Gifti, Manu memberentikan mobilnya.

"Kalau mau pulang chat gue," ucap Manu.

"Iyaa,"

Cup

Sebelum Kesya turun, Manu memberikan kecupan singkat pada dahi gadis itu.

***

Hampir satu jam sudah sejak ke datangan Kesya di rumah Gifti, gadis itu tidak berhenti menangis.

"Gue sayang sama dia hwaaaaaaaaaaaaa" teriak Gifti dari dalam kamarnya.

"Yaampun Gifti, udah lah jangan gitu. Kalau jodoh gak akan kemana" ucap Kesya menenangi, padahal jika dirinya yang berasal di posisi Gifti. Mungkin ia sudah menangis kejer pada Mama dan bundanya.

Possessif BF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang