25 [NGAMBEK 2]

7.4K 474 2
                                    

HAPPY READING

Sedari tadi, kesya terus bercerita pada Manu ia tidak membiarkan pria itu tidur atau sekedar beristirahat. Sedangkan teman-teman Manu dan orang tua lainnya sudah kembali sejak dua jam yang lalu.

Kesya terus mengajak pacarnya agar mendengarkan semua cerita yang entah dari tadi tidak ada habis-habisnya.

"Sya, gue mau istirahat bentar aja. Please yah," ucap Manu akhirnya memberanikan diri.

Kesya terdiam tidak menjawab pertanyaan Manu ia hanya menunduk sambil memainkan jari-jarinya.

"Ntar kalo gue udah sembuh lo cerita deh sepuas lo" ucap Manu lagi karena tidak mendapatkan jawaban dari kesya.

Kesya seolah tidak menjawab seolah menulikan pendengarannya, ia terus menunduk membuat Manu menghela nafas panjang.

"yaudah lanjut cerita aja sampe malam, gue gak usah tidur atau istirahat. Lanjut cerita lagi dong gue pengen lo cerita lagi gue gak jadi tidur, nanti aja besok kalo masih hidup sih"ucap Manu sengaja agar gadis disampingnya itu mengerti dengan keadaannya.

Kesya mengangkat kepalanya dengan wajah cemberut tak lupa cairan bening yang mengalir di pipinya. Kesya nangis.

Kesya segera berdiri dengan kasar ia membuka pintu kamar tempat Manu di rawat lalu keluar dengan tergesa-gesa.

Manu yang melihat itu hanya bisa berdiam diri di atas kasur sambil mengumpat kesal karena Kesya pergi meninggalkannya.

"Cuk, tunggu aja kalo gue udah sembuh. awas aja Lo"kesal Manu dalam hatinya.

***

Sedangkan kesya, gadis itu sudah berada di rumahnya dengan modal nekat memesan taxi online kiri ia kembali ke rumahnya.

Bunda dan ayahnya bertanya-tanya kenapa gadis itu sudah pulang, lalu siapa yang menjaga Manu di rumah sakit. Namun Kesya seakan tuli ia tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Rumah sakit.

Saat ini Manu sudah dibolehkan untuk pulang atas permintaannya atau lebih tepatnya paksaan.

Ia meminta pada ayahnya agar ia cepat-cepat keluar dari rumah sakit.

Dan malam ini akhirnya ia sudah kembali pulang, Manu segera mencari headphone miliknya untuk menghubungi seseorang.

"Hallo bund, anak bunda mana?"

"..."

"Ngambek yah dia? Gak mau makan lagi?"

"..."

"Bisa tolong anterin anak bunda ke rumah gak? Manu udah pulang"

"..."

"Hehe iya bund udah baikan"

"..."

"Iya bund, biar nanti aku yang bujuk biar dia makan"

"..."

"Iya bund bye"

Setelah selesai berbicara Manu segera menutup teleponnya, lalu kembali berpikir hukuman apa yang cocok untuk gadisnya yang nakal itu.

***

Dan disini akhirnya Kesya terjebak di dalam kamar Manu, sedari ia sampai pria itu belum membuka suara. Ia hanya menyodorkan nasi pada kesya yang baru saja di antar oleh Eva.

"Aku udah makan"bohong kesya mengalihkan pandangannya.

"Bohong banget, makan!"tukas Manu, karena tidak bisa banyak gerak jadi ia menahan tangan Kesya agar tidak menjauh darinya.

"Is, apaan sih. Udah kok tadi"bantah Kesya lagi.

"Mau aku kasih hukuman Hem?"ucap Manu yang membuat kesya dengan cepat menggeleng.

"Gak mau!"balasnya cepat.

"Makanya makan! Bandel banget jadi anak, ngebantah orang tua bilang gak mau makanlah, so'soan ngambek!"ucap Manu yang membuat mata kesya mulai mengeluarkan air mata.

Kesya memakan makanannya sambil menangis namun tidak mengeluarkan isakkan tangisnya .

Ia mulai mengunyah makanan itu dengan tidak nafsu, Manu yang melihat itu merasa kasihan sendiri. Ia lebih suka kesya yang galak dari pada yang cengeng seperti ini.

"Ululu sayang aku"gemas Manu mengangkat dagu kesya lalu melap air matanya.

Manu menarik gadis itu agar masuk ke dalam pelukannya, memindahkan piring yang tadinya di pangkuan Kesya menjadi di atas nakas.

"Makanya kalo orang tua, nyuruh kamu makan itu makan yah"ujar Manu dengan lembut sambil mengusap rambut Kesya.

Kesya hanya mengangguk dengan bahu yang naik turun karena menangis, begitulah Kesya jika menangis ditahan-tahan/tanpa suara akan jadi seperti ini bahunya akan naik turun dan tidak bisa berbicara atau membalas ucapan Manu.

Jika bisa mungkin sudah sejak tadi ia membantah.

***

Keesokan harinya, Manu memutuskan untuk tidak ke sekolah karena kondisinya yang memang belum pulih. Kesya pun sama, atas permintaan Manu ia juga tidak ke sekolah.

Saat ini kesya sedang berada di dapur saat melihat Vidio di YouTube tentang membuat kue, gadis itu jadi tertarik untuk membuat kue mengikuti resep yang ia nonton.

"Lagi apa sih?"tanya Manu yang menghampiri Kesya di dapur.

Kesya tidak menjawab ia sibuk mencari dan mempersiapkan barang-barang yang akan ia gunakan.

Manu berdecak karena kesya tidak menggubris perkataannya.

"Aku bantu yah"ucap Manu yang sudah greget dengan sembarang pria itu memasukkan tepung dengan telur yang baru saja ia pecakan tanpa bertanya apakah telur itu harus dipisahkan kuning dan putih telur nya

"Manu!"kaget Kesya melihat apa yang Manu lakukan kesal? Tentu saja.

Kesya menghentak-hentakkan kakinya di lantai saking kesalnya, Manu yang pura-pura bego pun hanya menggaruk leher bagian belakangnya yang tak gatal sedikit pun ia hanya tersenyum menatap kesya.

"Hehehehe"

"Hwaaaaaaaaaaaaa Manu aku jadi mager kan buat kue nya hwaaaaaaaaaaaaa mamaaaaaa"Kesya langsung menangis dan keluar dari dapur

Manu hanya mengangkat bahunya acuh lalu kembali mengadukan adonan yang baru saja ia buat.

***

Possessif BF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang