13 [BOLOS]

9.9K 728 32
                                    

HAPPY READING


"Apaan sih! lucas kakak kelas kita masa lo aja nggak tau hiks... sakit...!" ucap Kesya dengan lirih

"Masuk mobil!" perintah Manu.

"Ngapain? Gue ma-mau belajar," ucap Kesya sembari menyeka ingus yang mengalir akibat menangis menggunakan tangannya.

"jorok!" kata Manu kemudian mengambil tisu yang ada di sakunya. Ets jangan salah sangka dulu, Manu  dapat tisu itu akibat tidak ada kembalian akhirnya ia mengambil tisu itu karena ia tau Kesya sering membeli tisu.

"Sini," pinta Manu kemudian membuang ingus Kesya menggunakan tangannya yang sudah dilapisi tisu. Bukannya jorok masalahnya di sini tidak ada air.

"Masuk mobil kita bolos bareng," putus Manu.

"Nggak mau!"

"Gue nggak nanya lo mau apa nggak!"

"Tapi guenya nggak mau is!"

"Pergi ke mobil atau lo liat lucas babak belur?" ancam Manu yang membuat nyali Kesya menciut dengan wajah kesalnya ia turun dari Rooftop kemudian menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil sebelum pergi tadi Manu melemparkannya kunci.

Sedangkan Manu setelah membuang tisu ia berlari pergi ke kelas mereka untuk mengambil tas mereka.

***

Sesampai di kelasnya ternyata sudah ada Gian dan Vano yang sudah duduk bermain game. Mungkin mereka sedang jamkos pikir Manu yang melihat kelasnya kacau.

"Bro lo mau kemana?" tanya Vano melihat Manu mengambil tasnya dengan tas Kesya yang sudah ada di lengannya.

"Bolos,"

"Cielah nggak, ngajak-ngajak!"

"Gue mau ngedate, lo mau jadi obat nyamuk?" tanya Manu yang mendapat gelengan cepat dari Vano.

"Fine gue duluan!"

Setelah itu Manu melangkahkan kakinya menuju parkiran.

"Lama," desis Kesya.

"Napa lo? Masih marah?" tanya Manu yang sementara melemparkan ke dua tas mereka di jok belakang.

"Cari tau aja sendiri," ketus Kesya.

"Cielah bocah ngambek,"

"Nanya,"

"Dih mulutnya!" kata Manu sambil memencet kedua pipi Kesya membuat mulutnya jadi monyong ke depan.

"Aha seh." kata Kesya tidak jelas karena perbuatan Manu.

"Yaudah gue minta maaf deh," ucap Manu yang mulai menjalankan mobilnya.

"Lo tau nggak tangan gue sakit!" adu Kesya dengan wajah kesalnya.

"Oh cup cup, mana yang, sini gue liat," ucap Manu menarik tangan Kesya walaupun tatapannya masih fokus dengan jalan.

"Nyetir aja dulu,"

Cup...cup...cuppp

Manu mengecup tangan Kesya yang memerah akibat perbuatannya tadi.

"Lo sih bandel tau gue orangnya kek gimana malah deket-deket sama cowo lain,"

"Kan dia minta kenalan,"

"Yah kalau cowok jangan di respon!"

"Iya iya gue usahain,"

"Good girl"

***

"Aduh my Honey Bunny sweetie gue ke mana yah huhuy," ucap Gifti yang sedang menunggu di parkiran

"Alay lu," kata Aurel.

"Ahaha sirik yah neng. Makanya lo itu jangan ngegantung Vano mulu, dia ganteng loh,"

"I don't care,"

"Hilih padahal nanti ujung ujungnya kalian jadiankan? Hahaha udahlah."

"Bacot yah lu pen tabok," kesal Aurel.

"Muhehe, lo pulang bareng siapa?"

"Naik taxi,"

"Bareng Vano aja gimana?"

"Ogah," tolak Aurel

"Dih so'soan lu,"

Tak lama setelah itu dua orang cowok datang mendekati mereka.

"Hay sayang," ucap Gifti yang benar-benar tidak malu dilihat oleh Vano dan Aurel.

"Hm, ayo." ajak Gian tanpa berbasa-basi

"Yeey yuhu byyy Aurel moga lo cepat jadian sama kak Vano," teriak Gifti yang sudah duduk di atas motor Gian.

"Doain Gif!" balas Vano yang berteriak juga.

Setelah kepergian dua pasangan baru tadi Aurel merasa canggung sekarang entah kenapa ia menjadi merasa gugub kenapa juga ia masih berdiam diri di situ seharusnya ia pergi menunggu taxi.

"Nggak pulang lo?" tanya Vano terkesan dingin.

"Ha mau pulang kok," balas Aurel cepat sebelum ia salah tingkah.

"Oke. Gue duluan," balas Vano kemudian menjalankan motornya pergi meninggalkan Aurel yang masih diam melongo melihat kepergian Vano.

"Dia marah?"

***

Possessif BF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang