23 [JONO]

8.9K 547 7
                                    

HAPPY READING

Keesokan harinya, Kesya pergi ke sekolah bersama Manu dengan penuh semangat. Entahlah saat mendengar kabar bahwa Gifti kembali baikan dengan Gian membuatnya senang.

Karena biasanya jika Gifti galau, ia tidak ingin ke sekolah sehingga Kesya tidak memiliki teman.

"Kenapa lo keliatan seneng banget," ujar Manu yang fokus menyetir.

"Kepo," jawab Kesya.

"Dih!"

Kesya yang melihat wajah kesal kekasihnya pun, tertawa lepas.

"Ngapain lo ketawa?" sinis Manu.

"Gakpapa, ululu lucu banget sih mukanya kalau lagi ngambek," ucap Kesya sambil memegang pipi Manu.

"Gaje lu,"

***

Sesampai di sekolah Manu segera mengantarkan Kesya ke kelasnya.

"Belajar yang bener! Gak usah macem-macem," ucap Manu memperingati Kesya sambil memegang puncak kepala gadis itu.

"Iya-iya,"

"Nicee, bentar jam istirahat gue ke sini" ucap Manu setelah itu mencium kening Kesya, murid yang berada di sekitar koridor itu pun menjerit gemas melihat perlakuan Manu pada Kesya.

"Hem," jawab Kesya setelah itu masuk ke dalam kelasnya.

Sesampai di dalam kelas ia sudah mendapati Aurel dan Gifti sedang bercanda gurau di bangku mereka.

"Pagi gaeeeesss," sapa Kesya setelah itu duduk di bangkunya.

"Pagi juga beb, gue seneng banget tauuuu," ucap Gifti dengan wajah cerianya.

Aurel yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

"Dih gila lu? Kemarin aja nangis-nangis sekarang udah happy?" tanya Kesya.

"Iya gue happy karena Gian semalam minta maaf terus datang ke rumah gue bawa coklat banyak bangettt," ucap Gifti bercerita.

Kesya yang mendengar kata coklat langsung berbinar.

"Beneran?" tanya Kesya.

"Iya, itu cokelatnya aku bagi sama Aurel juga," ucap Gifti sambil menunjuk ke arah Aurel yang memegang dua batang coklat Silverqueen.

"Punya gue?" tanya Kesya sambil memperlihatkan telapak tangannya.

"Hah?" tanya Gifti
"Ouh lo mau juga, emang lo di bolehin sama Manu?" lanjut Gifti.

Kesya yang mendengar itu langsung terdiam namun kembali berbicara.

"Gakpapa kan Manu gak ada dia juga gak liat." ucap Kesya lagi.

"Hati-hati loh Sya, Manu kalo marah galak," ucap Aurel menakut-nakuti.

"Is Aurel gapapa, cepetan mana punya gue?" tanya Kesya sudah tak sabar.

Gifti pun langsung memberikan coklat putih dua batang ke tangan Kesya.

"Ko cuman dua?" tanya Kesya melihat tangannya.

"Dih, lo masih untung gue kasih yah,"

"Eheheheh makasih bebeb aku yang comel," ucap kesya dengan cengirannya.

Tiba-tiba datang salah satu siswa yang ada di situ mendekati mereka.

"I see you, Kesya." ucap Jono tersenyum penuh arti.

Salah satu murid laki-laki yang suka jahil di kelas.

"Apaan sih, lo." Gifti yang juga tidak suka dengan laki-laki itu ikut kesal melihat kehadirannya.

"Gue kesini cuman mau ngomong ke Kesya kalau gue bakal laporin lo ke Farih. Okay see you again anak manja," ucap Jono dengan wajah menyebalkan.

Kesya yang mendengarkan itu kesal sambil meramas cokelat yang ada ditangannya, matanya sudah mulai berkaca-kaca saking kesalnya dengan ancaman Jono.

"Udah Sya gak usah di dengerin emang anaknya gitu caper banget." ucap Gifti saat melihat Jono baru saja keluar dari kelas.

Kesya yang sudah benar-benar kesal langsung menghempaskan coklat yang ada di tangannya dan berlari entah ke mana.

"Eh Kesya!" teriak Gifti sebelum akhirnya bell pelajaran pertama berbunyi.

"Duh gimana nih, kita kejar Kesya atau gimana?" tanya Gifti pada Aurel.

"Udah gak usah, dia palingan pergi ke pacarnya." ucap Aurel dan diangguki oleh Gifti.

***

Setelah mendapati Manu yang sedang duduk di kantin sekolah, Kesya langsung menghampirinya dan memeluknya.

"Eh," kaget Vano melihat Kesya yang tiba-tiba lari lalu memeluk tubuh Manu.

"hwaaaaaaaaaaaaa." tangis Kesya yang berada di pelukan Manu.

"Kenapa lu?" tanya Manu sambil membalas pelukan Kesya.

Posisinya saat ini kesya sedang duduk di atas pangkuan Manu sambil mengalungkan tangannya di leher Manu.

"Jono hwaaa Jono," teriak Kesya sambil menyebut nama Jono.

"Jono kenapa?" tanya Vano yang penasaran.

"Dia ngeselin," ucap kesya.

"Dia buat apa emang sama lo." tanya Manu dan Kesya hanya menggeleng tidak berani menjawab.

Gian dan Vano beranjak dari sana, saat mendengar bell lalu berpamitan pada Manu. Dan Manu membawa kesya ke rooftop sekolah.

"Sekarang lo ngomong, Jono ngapain lo sampai nangis," tanya Manu selembut mungkin.

"Pokoknya kamu harus marahin Jono sampe dia minta maaf sama aku," ucap kesya dengan semakin mengeratkan pelukannya.

"Gue gak akan marahin dia kalau gak tau ceritanya gimana," ucap Manu yang membuat kesya cemberut.

"Ko gitu," ucap Kesya yang kembali ingin menangis.

"Makanya ceritain," ucap Manu sambil mengusap lembut kepala gadis itu.

"Jono ngancem aku, kalau aku makan cokelat dia bakal laporin ke kamu." ucap kesya dengan suara yang semakin mengecil.

Manu hanya diam tidak membalas ucapan Kesya, membuat perempuan itu takut.

"Kamu bakal marahin Jono kan? kan? kan?" ucap Kesya.

"Gak." Kesya sudah mengetahui jawaban yang akan diberikan oleh Manu.

"Itu salah lo, gue gak akan marahin Jono. Dia udah bener lo yang salah,"

Mendengar itu membuat kesya kembali kesal, sia-sia melapor pada Manu kalau akhirnya yang dibela adalah Jono.

"Tunggu aja pembalasan gue Jono jelek!" batin kesya.

***

Possessif BF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang