HAPPY READING
Setelah membeli permen kapas, Manu langsung kembali ke tempat duduknya.
"Nih," ucap Manu menyodorkan pesanan gadisnya itu.
"Ko lama sih?!" ucap Kesya sambil mengambil permen kapasnya.
Manu tidak menjawab melainkan mengangkat bahunya acuh.
"Is Manu!" kesal Kesya karena laki-laki itu tidak menjawab pertanyaannya.
"Kita pulang." ajaknya yang langsung berdiri meninggalkan Kesya yang masih fokus dengan permen kapasnya.
"Is nyebelin deh," guman Kesya kesal.
***
"Manu lo kenapa sih?" tanya Kesya yang heran dengan sikap laki-laki itu.
Semenjak tiba di rumah Manu, laki-laki itu sama sekali tidak berbicara atau sekedar menjahili Kesya seperti biasanya.
"Gakpapa," ucap Manu kemudian melirik jam yang melingkar ditangannya.
"Gue anter pulang." lanjut Manu datar dan langsung keluar dari kamarnya.
"Is Manu ko jadi aneh sih,"
Setelah membereskan beberapa keperluan yang sempat ia bawa Kesya kembali menyusul Manu yang sudah berada di dalam mobil.
"Mau beli makanan?" tawar Manu.
"Ga usah palingan juga bunda masak di rumah." tolak Kesya yang diangguki oleh Manu.
Beberapa menit kemudian akhirnya Manu sampai di depan pekarangan rumah Kesya. Ia langsung turun mengikuti gadis itu yang sudah berjalan mendahuluinya.
"Aku udah bilang berapa kali gak usah bahas dia!!" ucap seseorang dari dalam rumah yang Kesya yakini adalah ayahnya.
"T-tapi aku perlu tau dia siapa!" bentak bunda Kesya a.k.a Celsy
"Dia masalalu aku dan kamu ga perlu tau itu!!"
"Kenapa? Karena kamu masih cinta sama dia? QIya! atau jangan-jangan dia kembali dan kamu jadiin dia istri simpanan kamu! Huh?" cerocos Celsy yang membuat emosi Rifa memuncak.
"CUKUP CELSY! lo keterlaluan! Sebelum ada lo gue udah duluan jatuh cinta sama dia! Lo ga ada apa apanya di banding dia! Kalo aja ga ada Kesya di antara kita berdua mungkin gue udah cerain lo!"
Deg.
Seketika dunia Kesya terasa terenti, ini pertama kalinya mendengar Ayah dan bundanya berkelahi hebat sampai sampai Kesya yang berada di luar mendengarkan apa yang tidak seharusnya ia dengar.
Manu yang juga mendengarkan percakapan ah ralat perkelahian itu langsung menarik tangan Kesya agar menjauh dari situ.
Sayangnya Kesya menghempaskan tangan Manu dan langsung masuk kedalam rumahnya.
"Hiks.... Bundaaaaaa!" teriak kesya yang baru masuk melihat Bunda yang sudah jatuh terduduk di lantai.
Rifa langsung menoleh mendengar teriakan anaknya itu langsung kaget bukan main. Ia merasa bersalah atas apa yang ia bicarakan dan merutuki mulutnya sendiri.
"Celsy masuk kamar!" perintah Rifa yang kemudian mendekati Celsy dan membantu istrinya itu untuk bangun berdiri.
"Ayah jahat hiks!! Kesya benci sama ayah!" bentak kesya yang masih di depan pintu masuk.
"Kes ayo!" ajak Manu yang mengerti situasi saat ini.
***
Sesampai di rumah , Manu langsung mengajak Kesya pergi ke kamarnya. Sepanjang perjalanan tadi Kesya terus menangis.
"Udah gak usah nangis," ucap Manu membawa gadis kesayangannya itu kedalam pelukannya.
"Ma-manu....ayah jahat!" racau Kesya sambil memukul mukul dada Manu.
Manu yang di perlakukan begitu bukannya merasa sakit melainkan merasa kasihan.
"Ayah pasti punya maksud ngomong kaya gitu. Itu spontan Sya. Ayah sayang sama kalian." ucap Manu yang berusaha menenangkan Kesya.
Kesya semakin mengeratkan pelukannya, begitupun Manu ia memeluk erat gadis itu sambil sesekali mencium puncak kepala Kesya.
***
follow wattpad : author_cantik
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessif BF [END]
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA "Hwaa......" terdengar tangisan kesya yang berada di sebuah kamar, yang tak lain adalah kamar pacarnya sendiri. "Nangis?" Sinis Manu. Manu berjalan mendekati gadisnya itu kemudian duduk berhadapan dengan Kesya. "Tau salah lo ap...