19 [KENYATAAN YANG SEBENARNYA]

13.7K 857 125
                                    

HAPPY READING

Kesya terus menangis di pelukan bundanya matanya sudah mulai bengkak nafasnya tak lagi teratur.

"Berenti menangis Kesya, yang di pikiranmu itu belum tentu benar," ucap Bunda Kesya.

"T-tapii...."

"Sudah berenti menangis, Bunda tidak mau lihat kamu nangis kaya gini," ucap Bunda dengan menghapus air mata Kesya yang ada di pipi gadis itu.

"Sekarang masih jam lima kamu mau tidur atau mau nunggu pagi?" tanya Celsy.

"Mau baca wattpad aja sampe jam enam,"

"Yaudah nggak usah nangis lagi,"

Setelah itu Kesya naik ke atas tempat tidur kemudian mulai membuka aplikasi wattpad berbeda dengan Celsy yang sudah pergi ke dapur mungkin wanita itu ingin memasak makanan untuk mereka.

***

Jam sudah menunjukan pukul 06.40 Kesya sudah menghabiskan nasi goreng miliknya tetapi Manu tak kunjung turun dari kamarnya.

Tadi Kesya masuk ke kamar hanya untuk mengambil bajunya kemudian kembali ke kamar tamu.

"Liat Manu gih, takutnya ada apa apa," ucap Celsy

"Iya," jawab Kesya kemudian berjalan menuju kamar Manu.

Saat membuka pintu kamar, Kesya tidak melihat keberadaan Manu di atas kasur tapi gadis itu mendengar suara dari kamar mandi. Kesya menoleh melihat pintu kamar mandi terbuka yang artinya Manu tidak mandi.

"Huekkk...huekkkk"

Manu terus memuntahkan isi perutnya, karena tadi subuh ia sempat membuang semua isi perutnya sekarang ia hanya memuntahkan air saja.

Kesya mendekat dengan minyak kayu putih di tangannya. Ia memijat tengkuk Manu perlahan kemudian membantuh laki laki itu membasuh wajahnya.

Setelah itu Kesya membantu Manu berjalan pergi ke kamar lalu membarkngkan laki laki itu. Kesya melihat bubur yang sempat ia buat tadi subuh masih utuh.

"Gue mau manasin bubur lo dulu," ucap Kesya terkesan dingin tidak ada raut khawatir dari wajah gadis itu membuat Manu sedikit merasa aneh.

"Lo kenapa?" tanya Manu menahan pergelangan tangan Kesya.

"Gapapa," balas kesya seadanya

"Jangan bilang gapapa kalo ada apa apa," balas Manu tegas.

"Gue gapapa lepasin tangan gue bentar lagi jam tujuh, gue nggak mau telat." balas Kesya menghiraukan ucapan Manu.

"Lo tega ninggalin gue sendiri dengan keadaan kaya gini? Gak, lu gak usah sekolah."

"Terus apa bedanya sama lo yang kemarin tinggalin gue di rumah sendiri?!" balas Kesya dengan suara sedikit keras

"Itu salah lo karena lo gak mau masakin gue!"

"Cuman gara-gara itu? Atau gara gara kak Alin sama anak lo?!" jawab Kesya terkesan dingin dan sinis.

"Maksud lo apasih? Gue gak ngerti!" Manu yang mulai terpancing emosi bangun dari tidurinya kemudian duduk dengans susah payah karena badanya yang masi lemas.

"Cih Pura-pura gak tau lagi," ucap Kesya sambil berdecih.

"Jangan bikin gue marah Sya!" tegas Manu.

"Marah? Apa emang salah yah? Perasaan yang gue bilang tadi bener deh," ucap Kesya dengan mata berkaca-kaca, sepertinya sebentar lagi gadis itu akan kembali menangis.

"Ngomong yang jelas Kesya!"

"Lo minta gue ngomong yang jelas? Kan udah jelas lo ninggalin gue gara-gara Kak alin sama anak lo kan??" tanya Kesya bertepatan dengan mengalirnya bulir-bulir bening itu ke pipinya.

"Lo tau dari mana?" tanya Manu santai.

"Nahkan emang bener! Udahlah buang-buang waktu gue tau gak" kesal Kesya yang sudah berlinang air mata.

Bruuukkk

Manu menarik Kesya sehingga gadis itu duduk tepat di pangkuannya kemudian mengambil bubur yang ada di tangan Kesya lalu meletakannya di atas nakas.

"Lo gak tau apa-apa jangan sok tau," bisik Manu sedangkan Kesya hanya bisa menangis sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Hiksss hiksss bodoh amat intinya lo... udah punya anak"

"Liat sini," kata Manu menarik pelan wajah Kesya agar melihat ke arahnya.

"Gue sayang sama lo! gak mungkin gue hamilin cewek lain, kalo lo ada buat gue hamilin hm,"ucap Manu tepat di wajah Kesya membuat gadis itu memukul pelan dada Manu.

"Sekarang lo denger yah gadis cengeng!" ucap Manu kemudian menangkup wajah imut milik Kesya.

"Kak Alin beneran hamil-"

"Tuhkan!" potong kesya cepat.

Cup....cup....cup....cup....cup

Manu mencium terus bibir Kesya karena gemas dengan gadis itu.

"Jangan di potong dulu kalo gue ngomong,"

"Lanjutin," ucap Kesya dengan wajah kesalnya akibat ulah Manu.

"Alin hamil anak kaka sepupu gue, namanya Gifen. Kakak gue Gifen gak mau tanggung jawab karena dia yakin itu bukan anak dia. Tapi Alin jujur kalau anak yang dia kandung itu anak Gifen. Soalnya Gifen yang selalu nidurin dia beberapa bulan lalu,"

"Jadi gue sebagai sepupunya mau bantu dia buat cari keberadaan Gifen yang tiba-tiba ngilang Kesyaaa sayangggg," ucap Manu kemudian menarik hidung Kesya karena gemas melihat wajah serius Kesya.

"Terus kenapa tadi subuh kak alin nelpon terus nanya kenapa lo ninggalin dia?" tanya Kesya.

"Tadi malam gue ke apartemennya terus dia gak tau pas gue pulang soalnya dia tidur sebenarnya dia punya teman namanya Lisa tapi Lisa lagi keluar gak tau kemana. Jadi sekarang lo udah gak salah paham lagi kan??" tanya Manu yang diangguki Kesya.

Gadis itu memeluk leher Manu sedangkan Manu hanya dia membalas memeluk pinggang ramping milik gadis itu.

"Udah jam tujuh lewat nih, mau sekolah atau nggak?" tanya Manu

"Nggak," jawab kesya yang masih memeluk leher Manu.

"Yaudah panasin buburnya gih, gue udah lapar," ucap Manu melonggarkan pelukan mereka.

Kesya turun dari pangkuan Manu kemudian berjalan turun pergi ke dapur.

***

Possessif BF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang