HAPPY READING
Setelah memakai Hoodie dan celana jeans, Kesya bersiap-siap untuk pergi menemui kekasihnya yang sekarang akan melakukan balapan liar.
"Kalo Manu marah sama gue gimana dong," ucap Kesya ragu saat hendak keluar rumah.
"Mau ngajak Gifti tapi dia sakit," monolog Kesya lagi.
Akhirnya setelah menimbang-nimbang, Kesya tetap pergi sendiri. Dengan berkata bahwa ia akan sembunyi-sembunyi supaya tidak ketahuan oleh Manu.
Dan ia akan minta tolong pada Vano untuk membantunya agar Manu tidak jadi ikut balap liar.
Setelah sampai ditempat yang Vano maksud, Kesya mulai bersembunyi dibalik kerumunan banyaknya orang.
Ia benar-benar takut saat ini, takut ada preman yang menculik takut juga Manu mengetahui keberadaannya.
Kesya mulai mencari keberadaan Vano yang sepertinya pria itu berada paling muka bersama anggota Vogos lainnya.
"Duh gimana nih"ucap Kesya takut dikerumuan.
Tiba-tiba ada seseorang cewek menghampirinya.
"Eh Lo bukannya pacarnya Farih yah?" tanya gadis itu dari belakang Kesya membuatnya tersetak kaget.
Kesya segera menoleh dan mendapati kaka kelas yang sepertinya teman sekelas manu.
"Eh ha? em ia hai kak," ucap Kesya.
"Lo kenapa dibelakang sini? Harusnya di depan sana bareng pacar lo," ucap gadis itu membuat Kesya gelagapan.
"em anu kak, jangan bilangin kak Farih kalo aku ada disini. Aku sembunyi-sembunyi datangnya." ucap Kesya berbisik.
"Tapi ini bahaya lo, kalau ada yang apa-apain lo gmnaa?" tanya gadis itu yang sepertinya merasa khawatir.
"Duh gimana yah, aku ikut kakak aja yah," mohon Kesya.
Gadis itu terlihat berpikir sebentar kemudian mengiyakan ucapan Kesya.
"Boleh deh, kenalin nama gue Anna," ucap Anna menjulurkan tangannya.
"Oke, hai kak Anna aku Kesya," balas Kesya dengan ramah.
"Jadi sekarang lo mau ngapain?" tanya Anna, sambil mengajak Kesya untuk menjauh dari kerumunan.
"mau liat kak Farih aja." jawab Kesya melupakan niat awalnya yang ingin menemui Vano.
Anna mengangguk paham.
Tiba-tiba keadaan menjadi ricuh, karena Manu bertengkar dengan lawan balapanya.
Kesya yang melihat itu melotot, terlihat jelas Manu memukul lawan balapanya itu dengan sangat brutal.
"Duh, kak Anna itu kenapa sih." ucap Kesya cemas.
"Aku juga gak tau, yaampun itu kepalanya sampe bedarah," ucap Anna yang tak kalah terkejut.
"Aku ke sana aja kali ya." guman Kesya yang masih terdengar oleh Anna.
"Iya Sya ke sana aja."
Tanpa banyak bicara lagi Kesya berlari menerobos kerumunan orang-orang yang ada di situ.
Saat sudah berada di depan Manu dan rivalnya yang sedang berkelahi, Kesya menandak gugup karena orang-orang yang ada disitu menatapnya heran. Kecuali Manu
"eh, MANU!" teriak Kesya tersadar tujuan awalnya.
Manu langsung berhenti memukul saat mendengar suara yang sangat ia kenal.
Kesya heran kenapa orang-orang yang ada disini hanya menonton aksi gila Manu.
Manu melepaskan rivalnya itu, lalu terkejut melihat kehadiran Kesya yang berada di sini. Siapa yang membawa gadisnya ini sampai ke sini, pikirnya begitu.
Ia menatap ke arah Vano meminta penjelasan siapa yang membawa Kesya sampai ke sini, sedangkan Vano hanya mengangkat bahunya sambil menggeleng tidak tahu.
"Ka-kamu-" belum selesai Kesya berbicara Manu sudah menarik tangannya kasar keluar dari kerumunan itu.
"Bubar woy." teriak Vano.
Orang-orang yang ada disitu langsung bubar, termasuk Anna yang kembali bersama pacarnya yang merupakan anggota Vogos lainnya.
***
Kesya sudah berada di dalam kamar Manu, pemuda itu sedang masuk ke dalam kamar mandi yang entah sedang apa disana.
Kesya mulai gelisah sepertinya ia akan mendapatkan hukuman, dan pasti Manu akan memarahinya.
Setelah keluar dari kamar mandi Manu mendekati gadis itu yang sedang duduk di ujung kasur.
"Manu ak- aku minta maaf," ucap Kesya dengan mata yang mulai memanas.
"Tau salah lo apa? HAH!" ucap Manu menarik dagu kesya agar menatap wajah gadis itu.
"Ak-" Kesya mulai mengeluarkan air matanya.
"Apa! Hah? Gue nyuruh lo diam di rumah bukannya ikut gue ke sana! Siapa yang bilangin kalo gue ada disana?!" ucap Manu membentak.
"... Kamu jahat." ucap Kesya melepaskan tangan Manu yang memegang dagunya.
"Gue jahat di mananya? Yang nakal itu lo!" ucap Manu sambil mengacak-acak rambutnya.
Kesya menangis tersedu-sedu, ia memeluk bonekanya yang ada di situ.
Ia menjauhi Manu dengan membelakangi pria itu."Liat sini!" perintah Manu yang duduk dibelakang Kesya.
Kesya menggeleng sambil mengeratkan pelukannya pada boneka nya.
"Aku bilang liat sini KESYA!" bentak Manu yang membuat Kesya semakin takut dan membalikkan badannya menatap Manu.
"Kamu kenapa pergi ke sana?! Tempat itu bahaya buat kamu! Kamu mau diapa-apain disana?" tanya Manu dengan suara dingin miliknya.
Kesya menarik nafasnya berusaha meredakan tangisannya, agar bisa menjawab pertanyaan Manu dengan tenang.
"JAWAB KESYA!" Bentak Manu membuat Kesya tersentak.
"Aku laper! Kamu tinggalin aku lama!! Kamu mau bunuh aku hah! Kamu jahat...." ucap Kesya dengan sekali tarikan nafas.
Ia segera turun dari kasur lalu keluar dari kamar, Manu mengejarnya.
"Kesya!" panggil Manu.
Kesya tidak berenti berlari sampai di depan Eva yang sedang duduk santai menonton.
Eva sudah kembali setelah Manu dan kesya sampai tak lama mereka juga sampai.
Kesya segera memeluk Eva membuat wanita kaget,
"Eh sayang kamu kenapa?" tanya Eva dengan lembut.
"Mama," hanya itu yang diucapkan Kesya ia masih memeluk Eva sambil menyembunyikan wajahnya
"Manu, kamu buat apa sama Kesya?" tanya Eva pada anaknya yang baru saja turun mengikuti Kesya.
"Gakpapa ma, sini biar aku yang peluk dia." ucap Manu.
Mendengar ucapan Manu, kesya langsung takut.
"Gak mau!" teriak gadis itu menolak.
Mendengar suara kegaduhan di ruang tengah, Alfaro keluar dari ruang kerjanya.
"Ada apa ini Manu?" tanya Alfaro.
"gakpapa pah."
"Kenapa Kesya nangis," tanya pria itu melihat Kesya yang terisak di pelukan istrinya.
Manu tidak menjawab ia malah mendekat ke arah ibunya lalu mengambil paksa kesya yang memberontak tidak mau.
Saat Kesya sudah berada di pelukannya ia langsung membawa ke kamarnya.
"Aku ke kamar dulu pa, ma." pamit Manu.
"Awas yah kamu macem-macem sama Kesya! Kamu mau Om Rifa marah!" teriak Eva memperingati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessif BF [END]
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA "Hwaa......" terdengar tangisan kesya yang berada di sebuah kamar, yang tak lain adalah kamar pacarnya sendiri. "Nangis?" Sinis Manu. Manu berjalan mendekati gadisnya itu kemudian duduk berhadapan dengan Kesya. "Tau salah lo ap...