HAPPY READING
Saat ini kesya tengah berbaring di kasur milik kekasihnya, sedangkan Manu entah ia tidak tau dimana pria itu pergi setelah mengantarkan kesya.
Manu berpamitan pada kesya walaupun sebenarnya Kesya tidak ingin Manu meninggalkannya. Tetapi karena ia ketahuan ingin makan cokelat membuatnya tidak bisa membantah ucapan kekasihnya.
"Duh bosan banget," guman Kesya sambil menendang-nendang bantal yang ada di atas kasur.
Akhirnya Kesya memutuskan untuk turun ke bawah menemui Eva yang entah sedang apa.
"Mama," sapa Kesya saat tiba di dapur dan melihat Eva sedang bersih-bersih.
"Kenapa kamu?" tanya Eva yang melihat wajah Kesya cemberut.
"Bosen ma, ke mall yuk," ajak Kesya.
"Mau dimarahin lagi sama Manu? Emang udah ijin?" tanya Eva dan mendapat gelengan dari Kesya.
"Nah, minta izin dulu sana. Mama mau beres-beres dulu," ucap Eva kembali melanjutkan aktivitasnya.
Sedangkan Kesya berjalan lesu pergi ke kamar, bagaimana jika Manu tidak mengijinkannya keluar.
"Aaaa, bodo amat. Gue bakal keluarin jurus andalan yaitu nangis!" ucap Kesya mencari handphonenya segera mengirim pesan pada Manu
Sayangku 🐝❤️
|Sayang aku izin ke mall bareng mama
14.48|Gak bales salah kamu aku pergi ke mall yah!!😏😏
14.54Kesya mendengus melihat Manu yang yang tidak membalas pesannya bahkan melihat pesan pun tidak.
Sedangkan di tempat lain.
Berbeda dengan Manu dan anggota Vogos lainnya yang saat ini sedang tawuran
Bukkk
Bukkk
Pukulan demi pukulan yang Manu berikan pada musuhnya itu, sedangkan anggota Vorgos lainnya sudah ada yang cedera bahkan banyak.
"Mau lo apa hah!" teriak Manu dengan penuh emosi
"Mau gueo hancur," balas pria di depan Manu itu.
Manu hanya tersenyum remeh, menatap musuhnya itu.
"In your dream," ucap Manu kemudian berancang-ancang ingin memukul orang itu, namun tanpa ia sadari dari arah berlawanan seseorang memukulnya menggunakan kayu yang cukup besar.
"AAAKHHHHHHH" teriak Manu kesakitan sebelum akhirnya jatuh tak sadarkan diri.
"Bangsat!" Gian yang melihat itu langsung mengumpat dan berlari mendekati Manu dan langsung menyerang orang yang telah membuat Manu tak sadarkan diri seperti itu.
Anggota Vogos pun tak tinggal diam mereka juga langsung menyerang orang yang ada di situ, yang mereka anggap adalah musuh.
Sedangkan Vano segera berlari menolong sahabatnya itu, lalu membawa ke rumah sakit.
***
"Kenapa Manu jadi kaya gini hwaaaaaaaaaaaaa" tangis Kesya kembali pecah.
Saat mengetahui pacarnya dilarikan ke rumah sakit, Kesya langsung menyusul dengan Eva dan juga Alfaro tentunya.
Sejak tadi Kesya tidak berhenti menangis di dalam pelukan Eva. Sama seperti Eva yang terlihat tegar padahal hatinya sakit melihat anaknya terbaring lemah disana.
Alfaro mengusap wajahnya gusar, ia berjalan mendekati Gian dan Vano yang juga ada di sana.
"Kenapa bisa kaya gini?" tanya Alfaro.
"Tadi ada yang nyerang Farih dari belakang om." jelas Vano.
Alfaro hanya mengangguk, ia akan segera menelusuri siapa dan apa tujuan orang yang telah membuat anak satu-satunya itu terbaring lemah seperti ini.
***
"Aku udah bilang kan jangan biarin Manu berantem kaya gini!" ucap Eva marah pada suaminya itu.
"Aku gak tau sayang, dia anak laki-laki dan berantem itu hal wajar buat mereka," ucap Alfaro membela diri.
"Wajar Manu jadi kaya gini hah! dia anak aku satu-satunya loh..." ucap Eva sembari menangis.
Alfaro menghela nafasnya, lalu menarik Eva ke dalam pelukannya.
"Maaf, kita serahin semuanya sama Tuhan aja yah," ujar Alfaro menenangkan.
***
Sejak Manu sadar dari dua puluh menit yang lalu, Kesya tak melepaskan pelukannya walaupun ia sudah di tegur karena saat ini Manu masih dalam tahap pemulihan dan punggungnya masih sakit.
"Sya, udah yah itu Manu keliatan kesakitan kamu peluk kaya gitu," tegur Celsy pada anaknya.
"Gak mau," ucap Kesya yang malah mengeratkan pelukannya.
Manu hanya tersenyum sambil menahan sakit di belakangnya.
"Gakpapa bunda, ni anak gak bisa dibilangin," ucap Manu Kepada bunda Kesya.
Sedangkan Eva hanya tersenyum, melihat senyuman anaknya lagi.
Orang-orang yang ada di situ tertawa gemas melihat tingkah manja Kesya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessif BF [END]
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA "Hwaa......" terdengar tangisan kesya yang berada di sebuah kamar, yang tak lain adalah kamar pacarnya sendiri. "Nangis?" Sinis Manu. Manu berjalan mendekati gadisnya itu kemudian duduk berhadapan dengan Kesya. "Tau salah lo ap...