HAPPY READING
pagi ini Kesya begitu semangat ingin bersekolah. Ia bangun lebih awal dari pada Manu.
"Manu buruan ah," ucap Kesya yang melihat Manu mengancing bajunya dengan gerakan lambat.
"Lo ngapain sih buru-buru?" heran Manu melihat kesya yang begitu bersemangat.
"Hari ini itu ulang tahun Gifti. Jadi gue harus buru-buru susun rencananya bareng Aurel." jelas Kesya sambil memasukan beberapa bukunya ke dalam tas.
"Ck. Ribet banget tinggal kasih ucapan hbd juga," ucap Manu menyindir Kesya.
"Tapikan gue mau bikin yang beda," sinis Kesya.
"Cuk cuk terserah," ucap Manu kemudian keluar dari kamarnya.
"Kesya, Manu buruan turun makanannya udah jadi," ucap Eva dari bawah.
"Iya Ma." ucap Manu yang sudah berjalan menuruni tangga.
***
Sesampai di sekolah Manu langsung pergi bergabung dengan sahabat sahabatnya di Rooftop sedangkan Kesya langsung berlari menuju kelasnya.
"Jan lari-lari ey. Bentar istrahat aku datang ke kelas." ucap Manu menahan tangan Kesya yang akan berlari.
"Iya sayang iya!"
Cup
Manu mencium puncak kepala Kesya, setelah itu Kesya langsung pergi dari hadapannya.
"Alfarih!" teriak seseorang dari arah kanan.
"Apa?" jawab Manu datar.
"Bentar pulang bareng gue yah," mohon gadis itu yang tak lain adalah Alin.
"Lo ngapain di sekolah gue?" tanya Manu heran pasalnya Alin sudah lulus dan sekarang menjadi mahasiswa.
"Gue jadi guru dance disini,"
"Lo ga bo'ong kan?" selidik Manu.
"Serius Manu! Yah ya. Soalnya sopir gue lagi anterin nyokap."
"Hm nanti liat," ucap Manu kemudian berlalu pergi.
Skip
Manu berjalan menuju Rooftop untuk menemui Gian dan Vano , pagi ini mereka lagi-lagi membolos.
"Al lo tau ga tante girang ada di sekolah kita loh,"
Gian menoleh ke arah Vano sambil menaikan satu alisnya.
"Lo gak tau Gi? Itu loh yang udah ambil keperjakaan Manu hahaaha," ucap Vano menyindir diiringi tawanya.
"Sialan lo," umpat Manu sambil menoyor kepala Vano.
"Hahaha tapi benerkan? Hahahaha,"
"Bacot,"
"Gue heran deh kenapa lo waktu itu pengen banget lakuin itu? Apa cuman karena penasaran aja rasanya gimana? Atau tergoda sama tante girang hahaha,"
ejek Vano."Dia bukan tante tante,"
"Halah lu so'soan ngebelain! Kalo dia udah mainnya sama om om, berarti dia udah jadi tante tante,"
"Berisik," ucap Gian.
"Ngapain bahas Dia sih. Ian Gifti ultah, lo gak mau ngasih hadia gitu atau ucapan selamat?" tanya Manu
"Liat aja nanti," ucap Gian datar.
"Oh, party lagi nih," sambung Vano
"Emang siapa yang buat acara?" tanya Manu heran.
"Kan biasanya Gifti kalo ultah selalu buat acara,"
"Emang lo diundang?" sindir Manu
"Bangsat lo!" ucap Vano dengan wajah memerah menahan malu.
"Bhahahaha,"
***
Bell pulang sekolah sudah berbunyi Kesya langsung berjalan menuju parkiran bersama Aurel. Gifti? Jangan tanyakan gadis itu, karena tadi Kesya sudah melancarkan aksinya untuk tidak menggubris Gifti sampai pulang sekolah. Alhasil gadis itu masi berada di dalam kelasnya.
"Manu ayo pulang, Aurel numpang yah soalnya kita mau buat kue," ucap Kesya
"Gak bisa, Aurel bareng Vano aja" ucap Manu menolak sedang Vano yang mendengar namanya memekik kegirangan namun dengan gerakan cepat merubah ekspresinya.
"Em, gue pulang naik taxi aja," tolak Aurel.
"Eh jangan dong. Lo pulang bareng gue pokonya!" paksa Vano.
Sedangkan Aurel hanya menghela nafas kasar kemudian melirik sinis ke arah Vano. Vano yang di tatap sinis pun hanya tersenyum kemenangan.
"Yaudah ayo," ajak Vano kemudian memberikan helm pada Aurel.
Setelah kepergian Vano dan Aurel, Kesya menarik tangan Manu.
"Apa?" tanya Manu menahan tangan Kesya yang menariknya.
"Pulang lah. Lo mau ngapain di sekolah?"
"Lo pulang naik taxi aja. Gue ada urusan,"
"Oh jadi lebih mentingin urusan lo itu dari pada anterin gue ke rumah dengan selamat?" tanya Kesya sekaligus menyindir.
"Bukan gitu. Gue mau anter kak Alin" noakhirnya Manu jujur.
Kesya sudah mengetahui Alin. Saat SD kelas 6 kesya sudah mengetahui jika Alin adalah kaka tingkatan Manu. Karena Manu pernah memperkenalkan gadis itu.
"Ouh! Yaudah pergi aja," ucap Kesya dengan raut wajah tak relah.
"Serius?"
"Iya! Gue bisa pulang bareng kak Gian kok, sekalian modus di jalan meluk kak Gian!" ucap Kesya memanas-manasi Manu.
Sedangkan Gian hanya diam melihat Kesya pacar sahabatnya yang sedang ngambek.
"Lo mau nikung Gifti?" tanya Manu berusaha tenang padahal dalam hatinya sudah sangat ingin menghajar wajah Gian yang tidak bersalah.
"Kalo iyah kenapa? Lo kan mau bareng kak Alin! Gue juga boleh dong pulang bareng Gian," ucap Kesya mengandeng tangan Gian.
Manu mengusap wajahnya yang sudah memerah menahan emosi, ia langsung menarik tangan Kesya agar masuk kedalam dekapannya.
"Gi lo bisa anter kak Alin?" tanya Manu dengan suara melemah
Gian hanya mengangguk padahal sejujurnya ia sangat jijik.
"Thanks," ucap Manu kemudian menarik tangan Kesya agar memasuki mobilnya.
Dari kejauhan ternyata Gifti mendengarkan semua percakapan mereka. Ia mendengar jika sahabatnya mungkin menyukai orang yang ia sukai.
Rasanya Gifti ingin membentak dan memarahi Kesya, karena selama ini sahabatnya itu hanya membohonginnya.
"Tunggu pembalasan gue Sya!"
***
Follow my ig => @vincent.js_
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessif BF [END]
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA "Hwaa......" terdengar tangisan kesya yang berada di sebuah kamar, yang tak lain adalah kamar pacarnya sendiri. "Nangis?" Sinis Manu. Manu berjalan mendekati gadisnya itu kemudian duduk berhadapan dengan Kesya. "Tau salah lo ap...