11 [BIRTHDAY]

11.5K 779 19
                                    

HAPPY READING

"Manu, kira-kira Gifti bakal seneng gak yah, kalo kita ngasih dia surprise bareng Gian?" tanya Kesya yang sana ini berada dalam mobil bersama dengan Manu.

"Tergantung,"

"Maksud lo?"

"Tergantung cara kalian ngasih dia surprise."

"Au ah, males gue ngomong sama lo!"

"Lah? Dih bocah gak jelas," ucap Manu kemudian menarik tangan Kesya agar bersandar di bahunya.

Tiba-tiba ponsel Manu berbunyi, ia mengambil ponselnya dan memberikannya pada Kesya.

"Bunda," kata Manu tanpa suara pada Kesya.

"Hallo Bun?" sapa Kesya.

"Hallo sayang, bunda kangen sama kamu," ucap Celsy di seberang sana.

"Kesya juga kangen sama Bunda...." ucap Kesya yang sudah terisak menangis karena mendengar suara Bundanya.

"Jangan nangis sayang. Malam ini bisa gak nginep di rumah nenek? Bunda mau ngomong sesuatu,"

"Ng-ngga bisa Bun... aku mau buat acara ulta Gifti," ucap Kesya deng lirih sedangkan Manu, ia sudah memberhentikan mobilnya sejak tadi dan mengambil tisu untuk mengelap air mata gadisnya.

"Oh gitu yah sayang, yasudah gpp. Bunda tutup dulu yah."

"Hm Bun, kenapa Ayah gak pernah ngabarin Kesya lagi? Ayah baik-baik ajakan?"

"Iya baik-baik aja, ponselnya rusak jadi baru mau beli yang baru," alibi Celsy.

"Oh gitu yah, yaudah bun aku tutup dulu, hm by."

Tut.

"Bunda ngomong apa?" tanya Manu sambil mengumpulkan tisu yang sempat ia pakai menghapus air mata gadisnya tadi.

"Nyuruh aku pulang, tapikan aku mau buat acara Gifti," ucap Kesya dengan suara kerasnya.

"Ngapain nangis tadi?"

"Rindu bunda," ucap Kesya dan lagi lagi air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Cengeng," ucap Manu mengajak Kesya bergurau.

"Hm," dehem Kesya kemudian masuk ke dalam dekapan Manu.

***

Saat ini Kesya dkk berada di rumah Gifti, lebih tepatnya berada di kamar gadis itu.

Mereka sedang mendekor kamar Gifti dengan Tema pink. Disana juga terdapat Gian yang akan memegang kue ulang tahunnya yang berangka 15 tahun

Mereka tadi menyuruh mama Gifti untuk mengajak anaknya itu pergi ke restoran, dalam rangka merayakan ultah Gifti.

Alhasil sekarang Gifti tidak berada di rumah. Jam sudah menunjukan 22.00 itu artinya Gifti sudah berada di bawah dan mereka semua sudah bersiap-siap.

Saat Gifti membuka pintu kamarnya hal yang ia lihat adalah dekoran cantik bernuansa pink, dan tak lupa ada foto dirinya dan Gian yang entah siapa yang mengambil gambar itu.

"Happy birthday!" teriak mereka semua kecuali Gian yang sedang memegang kue ulang tahun.

"Hwaaaa," teriak Gifti yang langsung menghamburkan pelukan paa Kesya dan Aurel.

Ia tidak sanggup menahan air mataya lagi. Ia tidak mau menangis di depan Gian, itu sebabnya ia langsung menghamburkan pelukan kepada sahabat-sahabatnya.

"Gif, tiup lilinnya dulu ih. Itu kak Gian kasian nunggu lohh," ucap Kesya dan Sahabatnya itu langsung melepaskan pelukannya dan menatap mata Gian denga dalam.

"Tiup," perintah Gian.

"Ets wish nya dulu dung!" ucap Kesya yang sudah siap dengan kameranya.

"Semoga Gifti bisa jadi anak yang lebih baik. Dan bisa jadian sama kak Gian heheh." doa Gifti dalam hati.

Setelah itu Gifti meniup lilinnya kemudian menatap tajam ke arah teman temannya.

"Jadi ini rencana kalian?!" tanya Gifti.

"Hehehe iya maaf yah Gif soal tadi yang sekolah," ucap Kesya dengan cengirannya sedangkan Aurel hanya tersenyum kikuk.

"Ini rencana Kesya!" ucap Aurel cepat.

"Hwaa gapapa yang penting gue seneng banget," teriak Gifti lagi dan memeluk kedua sahabatnya itu.

Sedangkan ke tiga pria yang ada disitu hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka itu.

Acara ulang tahun yang mereka rayakan telah selesai, Kesya dan Manu sudah pamit pulang begitu dengan Aurel yang juga sudah pulang dijemput oleh ayahnya. Sebenarnya tadi Vano ingin mengantar Aurel namun keburu telat karena ayahnya sudah datang.

"Gue pulang," ucap Gian singkat yang sudah berdiri hendak beranjak dari kamar Gifti.

"Hm, kak Gian gak ucapin apa gitu," ucap Gifti lirih merasa sedih.

"Selamat menikmati berkat Tuhan."

"Cuman gitu doang? Btw makasih,"

"Terus?"

"Yah kak Gian kan tau aku suka kak Gian," ucap Gifti malu-malu,
"Kak Gian gak ada rasa sedikitpun sama aku gitu?" sambung Gifti yang benar-benar sudah sangat malu.

"Yaudah!"

"Is! Yaudah apa?"

"Gak tau,"

"Kak Gian ih gak jelas! Nembak aku kek!" ucap Gifti memaksa sekarang urat malunya benar-benar sudah putus.

"Yaudah,"

"Ko yaudah lagi!"

"Yaudah kita pacaran."

"Serius demi apa?"
"Hwaaaa love you kak Gian!" ucap Gifti sembari memeluk pacar barunya itu.

***

Possessif BF [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang