TMA ~ Part 25

694 92 23
                                    

Bantingan keras pada pintu mengagetkan orang yang berada di baliknya. Nebia yang sedang menyusun baju seketika berdiri. Melihat ke arah Joyce yang terlihat murka.

"Wanita jalang...!!" Hardiknya keras. Dia berjalan tergesa, menghampiri Nebia yang kebingungan.

Tiba-tiba saja Joyce meraih wajahnya. Mencengkeram kuat dagunya dengan cara menyakitkan. Nebia berusaha menepis namun kalah dengan tenaga Joyce.

"Lepaskan Joyce...." Pintanya sembari berusaha melepas jari-jari Joyce.

"Apa kau memang menginginkan ini jalang sialan...!!" Lagi. Joyce menghardik dengan nada yang lebih tinggi.

"Apa maksudmu..?? Lepaskan Joyce...!!"

Nebia masih mencoba melepaskan diri namun belum berhasil.

"Wanita sialan...!!" umpatnya tak kalah keras. "Kau ingin menjadi wanita simpanan dia bukan? Kau ingin berpisah denganku karena ingin pergi ke pelukan pria brengsek itu kan?" Serunya dengan suara rendah dan dalam.

Tentu saja Nebia tidak mengerti dengan ucapan Joyce. Pria mana yang di maksud Joyce?

"Aku tidak mengerti, Joyce...??!!"

"Brengsek...." Joyce melepas tangannya hingga membuat Nebia terhuyung.

Nebia mundur beberapa langkah.

"Apa yang sudah dia berikan padamu hingga kau memutuskan untuk bercerai denganku??" Joyce mulai langkah. Mendekati Nebia yang sudah terpojok di sudut meja rias.

"Apa maksudmu, Joyce...? Siapa yang kau maksud...?"

Joyce terus menghela langkah untuk berada lebih dekat dengan Nebia. Raut wajahnya penuh kemarahan. Tatapan matanya bagai seekor predator yang hendak memangsa korban. Sangat berbeda sekali dengan Joyce yang biasanya.

Nebia ingat, dulu ketika mereka baru menikah. Joyce juga menatap dirinya penuh rasa marah. Bahkan di malam pengantin mereka, Joyce membentak hingga membuat Nebia menangis. Pria itu memaki dirinya, menolak keberadaannya dan mengancam dirinya untuk tidak memberitahu perihal hal tersebut kepada orang lain. Dan itu berlanjut hingga sekarang. Ia menutup rapat bibirnya ketika ditanya perihal keharmonisan rumah tangganya atau mungkin ia akan menjawab 'semua baik-baik saja' meski itu hanyalah ucapan penuh kebohongan. Namun iya juga harus mengakui bahwa hanya segelitir orang yang tahu mengenai perihal hubungannya.

Orang tua Joyce saja tidak tahu mengenai hal ini. Selama ini mereka menganggap rumah tangganya baik-baik saja seperti yang dikatakan. Bahkan mereka tidak ragu untuk menuntutnya memberikan seorang cucu.

Cucu..?? It's imposible, right??

Senyum miris lah yang sering Nebia berikan ketika mereka mengutarakan keinginannya. Sebenernya Nebia juga sangat ingin memiliki bayi, tapi sampai saat inipun. Itu hanya akan menjadi angan belaka.

"Katakan padaku, Nebia. Seperti apa bajingan itu menyentuhmu hingga kau bersedia untuk berpisah denganku?"

Pertanyaan Joyce kali ini mulai di mengerti. Semua kemarahan ini berpusat pada Aleandro dan sayangnya ia tidak tahu apa yang sudah pria itu lakukan pada Joyce.

Joyce meraih dan mencekal lengan Nebia. Menariknya dan menghempaskan ke atas ranjang. Joyce bergerak cepat dengan menindihnya.

"Apa yang kau lakukan, Joyce...? Lepaskan aku..." Nebia berusaha bangun.

"Katakan padaku, Nebia." Serunya lagi. "Katakan seperti apa dia memuaskanmu?"

Kepala Joyce mulai menunduk dan Nebia memukul Joyce -- membabi buta. Tidak mau kalah dengan pemberontakan Nebia, Joyce menahan kedua tangannya. Mengumpulkan jadi satu di atas kepala.

Take Me AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang