TMA ~ Part 31

595 85 10
                                    

Perlawanan yang sudah dilakukan sejak 3 hari yang lalu belum membuahkan hasil. Namun Nebia terus bertekad untuk melakukan hal tersebut. Cacian serta umpatan selalu terucap setiap ada kesempatan.

"Apa yang kau inginkan, brengsek?"

Kiranya seperti itulah pertanyaan yang bercampur dengan umpatan yang dilayangkan Nebia pada Joyce. Bila Nebia menatap marah pada Joyce, lain halnya dengan pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu. Pengabaian serta sikap acuh melatari tindakannya.

Contohnya seperti saat ini. Dia hanya duduk santai sambil memainkan ponsel. Tidak menanggapi pertanyaan yang telah ditanyakan Nebia sejak penculikan yang terjadi. Yaahhh... Anggap saja seperti itu. Karena pada dasarnya, ia sama sekali tidak pernah mau untuk berada salam satu atap maupun satu ruangan bersama pria ini. Kebencian dan rasa muak telah masuk dalam jiwanya dan ia berharap bahwa sidang perceraiannya bisa selesai hari ini.

Merasa geram, akhirnya Nebia membawa dirinya bangkit dari sofa yang telah di diaminya selama kurang lebih dua jam itu. Ia berjalan ke arah jendela kaca yang membentang. Melihat kerumunan orang yang berlalu lalang di pusat perbelanjaan, taman kota dan jalanan. Berbagai macam ekspresi terlukis di wajah mereka. Saling berbagi canda dan tawa meski ada juga beberapa orang yang sedang muram seperti dirinya.

Meski begitu, mereka yang sedang muram masih lebih beruntung dari dirinya. Ada seseorang yang setia untuk duduk di samping mereka. Tidak seperti dirinya yang harus rela menahan segala macam bentuk ekspresi.

Senyum harus tetep terukir tatkala hatinya sedang sedih. Tawa harus tetap tercipta kala hatinya sedang marah. Tidak ada yang peduli apa yang sedang  di alaminya saat ini, karena yang terpenting ia harus bersikap seolah-olah dirinya hidup dalam lingkungan yang memberi banyak kebahagiaan.

Lagu endless love milik Lionel Richie mengalun merdu di ballroom mewah sebuah hotel berbintang. Alunan musik tersebut mengiringi acara perayaan ulang tahun pernikahan atau biasa di sebut Anniversary  salah satu pengusaha yang berpengaruh. Sebenarnya ia sudah enggan untuk berpartisipasi dalam acara-acara seperti ini. Tapi karena ancaman serta hal lain, ia rela untuk datang.

Kaitan tangan yang jarang terjadi pun harus nampak pada malam ini. Polesan wajah cantik serta gaun mahal yang mempesona melekat erat di tubuh sintal Nebia. Bibir merahnya pun harus selalu melengkung untuk memberi kesan akan sebuah hubungan keluarga yang harmonis.

Keduanya berjalan beriringan menuju beberapa orang yang dikenal setelah sebelumnya memberi ucapan selamat pada pemilik acara. Mereka -- pemilik acara -- adalah salah satu potret dari bentuk kebahagiaan sesungguhnya. Rambut memutih serta wajah yang sudah tidak lagi kencang, nyatanya tidak mengurangi kemesraan mereka. Yahhhh.... Ia iri. Sangat iri pada mereka berdua.

Joyce dengan setia berjalan di samping Nebia. Memberi perhatian bila memang diperlukan. Dan Nebia muak melihat tingkah aneh Joyce. Untuk apa berpura-pura bila pada nyatanya mereka juga akan segera berpisah. Bukankah seharusnya malam ini Joyce tidak perlu mengajaknya agar lebih mudah memberi penjelasan jika di kemudian hari mereka bertanya mengenai perceraiannya..? Tapi ternyata pemikiran Joyce tidak seperti pemikirannya. Pria itu bahkan tidak segan menunjukkan kemesraan mereka berdua di depan umum.

"Tuan Martinez..."

"Tuan Kyle..."

Joyce balas menyapa seorang pria tua yang dikenal sebagai Peter Kyle. Kalau tidak salah, ia beberapa kali bertemu dengannya. Seorang pengusaha sukses di bidang fashion. Menurut cerita, pria ini jugalah yang memperkenalkan Joyce dengan Casey.

Berbicara mengenai kekasih simpanan suaminya itu, ia tidak pernah lagi melihat wanita itu semenjak insiden di dalam kamarnya kala itu. Tidak ada dering ponsel maupun suara rengekan manja terdengar di telinga. Atau mungkin ia saja yang sudah tidak peduli dengannya?

Take Me AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang