Senyum tak pernah pudar dari bibir keduanya. Pasangan sejoli yang sedang berbahagia itu berbagi canda dan tawa yang tiada hentinya. Menikmati kebersamaan yang menurut mereka hanya akan terjadi sebentar.
Setelah puas bermain di pasir dan berendam di air laut, mereka memutuskan untuk mengakhiri sebelum matahari terbenam atau mereka akan kedinginan.
Tawa masih menyelimuti. Keduanya bergandeng tangan menuju tempat penginapan yang dipilih untuk mengistirahatkan tubuh mereka. Ada banyak cerita yang mereka bagi. Ada banyak momen kebersamaan yang mereka abadikan lewat kamera ponsel dan keduanya berjanji kalau tidak akan pernah melupakan hari ini.
Yeahh... Mereka mengibaratkan kalau hari ini dunia hanya milik berdua.
"Apa kau tidak mau mengundangku masuk?" Goda Aleandro dengan suara memelas. Pria itu bersandar di kusen pintu kamar milik Nebia.
Nebia terkikik dan menggeleng. "Tidak. Kau punya kamarmu sendiri."
"Bagaimana kalau kita berbagi kamar saja? Bukankah hanya satu malam?"
Godaan Aleandro membuat Nebia merona. Ia menggigit bibir bagian dalam. Namun sebisa mungkin ia menutupinya. "Aku perlu membersihkan diri."
"Aku bisa membantumu." Sahut Aleandro belum mau menyerah terhadap penolakannya.
"Terima kasih. Tapi aku terbiasa melakukannya sendiri" ucap Nebia dengan senyum geli.
Aleandro mencebik. "Kau tidak asyik." Keluhnya. "Aku berjanji tidak akan merecokimu."
"Tidak." Nebia masih menolak. "Aku tidak percaya."
"Aku berjanji." Kekehnya.
"Bukankah pria memang seperti itu. Awalnya saja berjanji tapi setelah itu akan berubah pikiran."
Tentu saja Aleandro tidak terima dengan tuduhan itu. "Hei.... Apa kau sedang mengatakan aku sangat mudah tergoda?"
Nebia menggangguk.
"Kau salah besar. Aku bukan orang seperti itu. Aku bisa menahan diri." Ucapnya penuh percaya diri.
Nebia menggeleng lagi.
"Please.....!!!" Rengek Aleandro akhirnya. Wajahnya menatap penuh harap dan Nebia tidak bisa menahan untuk tidak tertawa pelan.
Sebenarnya, keinginan untuk terus menolak berbanding terbalik dengan keinginan untuk mengiyakan. Bila dipikir, wanita mana yang akan menolak bila disuguhi pemandangan indah seperti ini.
Kaos basah Aleandro mencetak jelas bentuk tubuhnya. Permukaan keras dengan pack ditubuh pria itu membuat Nebia menelan salivahnya berkali-kali tanpa ketahuan.
Stop....
Jangan membayangkan sesuatu yang aneh, Nebia. Serunya pada diri sendiri.
Stop it... Please.... Stop it....
Peri kecil penggoda dalam dirinya meronta. Memaksa lidahnya untuk menyetujui permohohan Aleandro. Seketika, ia pun memutuskan.
"Baiklah, aku harus segera mandi."
"Apa itu artinya aku diperbolehkan bergabung." Aleandro menegakkan tubuh dengan binar cerah di matanya.
"Tidak ada yang mengatakan itu."
"Kau baru saja mengatakan, baiklah." Balas Aleandro.
"Tapi bukan untuk itu."
Wajah cerahnya redup. Digantikan dengan raut kecewa. "Oke... Fine...." Aleandro mengangkat kedua tangannya. Kakinya mundur dua langkah. "Aku akan pergi, tapi sebelum pergi bisakah aku mendengar kalau kau berubah pikiran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Away
RomanceTernyata pernikahan tidak seperti yang dibayangkan. Penuh dengan cinta yang bertabur kebahagiaan serta romantisme disegala sisi. Tapi tidak dengan pernikahan Nebia Bailey. Pernikahan yang digadang-gadang membawa kebahagiaan justru sebaliknya. Ia tid...