Asap mengepul dari mulutnya. Tapi itu bukan asap seperti yang dirasakan semua orang. Melainkan asap rokok yang membumbung tinggi dan menghilang dibawa angin. Ia menginjak puntung rokoknya. Kedua tangannya mencengkeram pembatas balkon.
Angin malam yang bercampur dengan dinginnya salju tidak mampu mendinginkan hatinya yang panas. Amarah bergolak menguasai jiwanya.
Semenjak memutuskan untuk pergi dari restoran, Joyce tidak pernah berhenti memikirkan istrinya. Ahh, istri?
Masihkah ia bisa menyebutnya istri setelah malam ini?
Joyce mendesah. Pikirannya kacau dan tidak ada yang bisa menghiburnya. Andai ada Casey mungkin ini akan lebih baik.
Ahh..Casey. Sepertinya menghubungi Casey lebih baik daripada memikirkan wanita itu. Joyce mengambil ponselnya dan menghubungkannya.
Casey Moore. Nama yang begitu indah ketika pertama kali didengarnya. Tatapan matanya serta senyumnya ketika berjabat tangan dulu membuat Joyce tak bisa mengalihkan tatapannya.
Wanita cantik bersurai pirang itu mampu memberikan warna pada kehidupan kelam Joyce. Tak ada yang tahu seperti apa. Hanya dia. Hanya Casey yang selalu ada untuknya.
Joyce sangat mencintainya. Sangat dan mereka siap untuk melangkah jauh. Tapi siapa sangka, kabar pernikahan yang telah direncanakan orang tuanya memupus segala harapan yang telah direncanakan dengan sempurna. Joyce marah, merutuk wanita yang menjadi perusak hubungannya.
Dan wanita itu adalah Nebia Bailey yang kini telah berubah menjadi Nebia Martinez.
Wanita yang dipilihkan orang tuanya. Wanita yang mampu membuat Laura - ibunya - tidak bisa melihat orang lain selain dia. Joyce geram, apa yang sudah dilakukan wanita itu hingga Gisele yang sempat dikenalkan pada ibunya, ditolak begitu saja.
Sampai saat inipun, ibunya sangat menyayangi Nebia dan Joyce sendiri membenci itu.
"Hai.." telinganya menangkap suara merdu dari seberang.
Joyce menghela napas, menyunggingkan senyum tipis. Menunjukkan bahwa betapa bahagianya ia ketika mendengar suara kekasihnya.
"Hai. Kapan kau kembali?"
"Ada apa Joyce?" terdengar nada khawatir Casey.
"Hanya merindukanmu" ucapnya singkat. Ia tida mau Casey tahu masalahnya dan yah, Joyce memang merindukan wanita itu. Rindu suara tawanya, rindu rengekan manjanya bahkan ia merindukan pelukannya.
Casey tertawa sebelum menjawab "Aku juga merindukanmu dan akan kembali -" jeda sesaat "- besok." Masih dengan tawa khasnya Casey melanjutkan. "Sebenarnya aku tidak ingin memberitahumu. Tapi kau tahu, mendengar suara merajukmu membuatku kasihan" kekehnya.
Joyce ikut tersenyum. Hatinya menghangat. Inilah yang Joyce inginkan, wanita yang selalu tahu bagaimana membuat suasana hati Joyce membaik. Hanya wanita ini. Tidak dengan yang lain.
"Baiklah. Aku akan menjemputmu?"
"Tidak Joyce. Kau pasti sibuk. Lagipula aku akan langsung ke tempatmu."
Inilah salah satu yang membuat Joyce semakin menyayanginya. Casey begitu mengerti dirinya.
"Aku akan menunggu. Aku mencintaimu" dan ia akan selalu mencintai wanita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Away
RomanceTernyata pernikahan tidak seperti yang dibayangkan. Penuh dengan cinta yang bertabur kebahagiaan serta romantisme disegala sisi. Tapi tidak dengan pernikahan Nebia Bailey. Pernikahan yang digadang-gadang membawa kebahagiaan justru sebaliknya. Ia tid...