Beberapa saat lamanya, mereka terjebak dalam situasi canggung. Tidak ada yang bersuara. Nebia melihat tamu yang tak di undang lewat pantulan cermin, sedangkan Aleandro membeku di depan pintu yang terbuka lebar.
Mungkin Aleandro berpikir ini adalah sesuatu yang sangat tidak mungkin dan yeahh, ia juga sedang berpikir seperti itu.
"Boleh aku masuk?"
Sapaan ringan mengalun dan pergerakan kecil terjadi. Aleandro menggeser tubuhnya ke samping, memberi ruang yang sedikit lebar agar sang tamu bisa masuk.
Suara ketukan heels yang beradu dengan lantai terdengar sangat nyaring. Memberi efek debar ketakutan pada Nebia. Ia tidak mengenal wanita ini tapi mengapa ia merasa seperti seorang pencuri yang kepergok mengambil barang yang bukan miliknya?
Sang tamu wanita berhenti di tengah ruangan dan berbalik menatap Aleandro. Mengabaikan bahkan mungkin tidak menganggap kalau ada orang lain di ruangan ini.
Bodoh.... Mengapa ia baru sadar sekarang?
Nebia merutuk dirinya sendiri saat rangkaian kabel kusut dalam otaknya mulai berfungsi. Sedikit, ia menggeser tubuhnya. Meletakkan sisir yang sedari tadi ia pegang erat. Lalu mendekat ke arah ranjang. Mengambil tas kecil miliknya.
Situasi masih sama canggungnya dengan tadi. Padahal sudah ada banyak menit yang terbuang sia-sia tanpa ada kalimat sapaan atau basa-basi. Dengan langkah pelan, Nebia memperbesar jarak. Menuju sisi kanan ke arah pintu.
"Kau bisa tinggal kalau mau."
Sebuah kalimat yang lebih mengarah kepada perintah daripada permintaan itu memecah kesunyian. Bersamaan dengan itu, wanita tamu tersebut menoleh untuk melihatnya. Tanpa sadar, ia menuruti perkataannya. Berhenti dan menetap diruangan yang sama dengan mereka.
"Aku tidak tahu kalau ternyata kalian sedang bersenang-senang di sini?"
Masih sama dengan yang tadi, yang berbicara hanyalah dia seorang. Bermonolog tanpa ada yang menanggapi. Karena Nebia sendiri bingung, ia tidak mengenal wanita ini dan tidak tahu harus mengucapkan kalimat seperti apa.
Sang tamu kembali menolehkan kepalanya pada Aleandro yang masih berdiri di belakang pintu yang telah tertutup. Sama sekali tidak ada niatan untuk mendekat atau setidaknya memberi tahu dirinya perihal kebingungannya. Dia juga diam, tidak menyapa wanita yang kenal dengannya.
Wanita yang belum diketahui namanya ini berjalan ke arah jendela, berdiri di sana dengan tatapan yang terarah lurus pada pantai.
Akhirnya Nebia memiliki kesempatan untuk menilai wanita ini. Dia berpostur tubuh tinggi. Langsing dan berlekuk sesuai tempatnya. Rambutnya lurus dengan warna cokelat gelap. Panjangnya hampir menyentuh punggung. Wajahnya sangat cantik hingga membuat ia merasa insecure. Dan jangan lupakan bagaimana penampilannya saat ini, blouse hitam sepaha tanpa lengan itu membungkus erat tubuhnya ditambah dengan heels 15 cm semakin menunjang bentuk kakinya yang indah.
Tidak perlu di ragukan lagi. Ia kalak telak dengan wanita yang kini sedang mengaku statusnya di hadapan Aleandro.
"Kenapa kau harus melarikan diri dari pernikahan kita?"
Bola mata Nebia membesar ketika mendengar pernyataan itu. Damn... Jadi wanita ini adalah calon istri Aleandro?
"Beri aku satu alasan mengapa kau melakukan itu?"
Lagi... Sebuah tuntutan pertanyaan terdengar dan Nebia semakin merasa tidak nyaman. Ini bukanlah urusannya sampai harus mendengar permasalahan yang terjadi.
"Gisele..." Seru Aleandro pelan.
Setelah menunggu terlalu lama, akhirnya Nebia tahu siapa wanita ini. Setidaknya untuk nama dan status mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Away
RomanceTernyata pernikahan tidak seperti yang dibayangkan. Penuh dengan cinta yang bertabur kebahagiaan serta romantisme disegala sisi. Tapi tidak dengan pernikahan Nebia Bailey. Pernikahan yang digadang-gadang membawa kebahagiaan justru sebaliknya. Ia tid...