Kosong. Sepi. Dingin. Tiga kata yang menggambarkan keadaannya kini. Sejak dulu, hidupnya tidak pernah keluar dari kata itu. Nebia hanya pernah merasakan keindahan hidup seperti debu yang menempel di telapak tangan. Begitu angin datang maka debu akan menghilang. Yah secepat itu.
Sampai saat ini, ia tidak pernah lagi merasakan debu ditangannya. Tangannya selalu kering hingga debu tak bisa lagi menempel. Berapa lama akan tetap seperti ini? Mungkinkah seumur hidupnya?
Nebia mempunyai impian kecil yang tak pernah ia wujudkan. Ini bukan tentang materi, jabatan ataupun kehidupan kelas atas. Jika dilihat hidupnya telah dikelilingi dengan itu. Tapi tidak, semua itu tidak pernah berarti untuk Nebia. Ia hanya ingin kehidupan normal, hidup sederhana bersama suami dan anak-anak mereka tanpa materi yang berlimpah. Karena hidup sederhana adalah salah satu hidup yang paling indah.
Benar kata orang. Hidup itu tidak sesempurna yang dibayangkan dan kebahagian tidak akan bisa dibeli dengan uang. Meski pada kenyataannya kita bisa membeli apapun untuk mendapat kebahagiaan.
Well..Nebia sudah pernah melakukan itu. Ia pernah menghambur-hamburkan uangnya untuk apapun yang ia suka tapi lihat, hidupnya tetap tidak bisa bahagia. Masih kosong. Sepi. Mereka yang mau bertemN dengannya hanya orang-orang yang menginginkan pengakuan.
Kadang Nebia merasa iri pada pasangan yang bisa hidup bahagia meski tidak punya banyak uang dan Nebia berharap bisa memberikan segala yang ia punya untuk mendapat sedikit dari kebahagiaan itu. Ia rela menukar segalanya untu bisa merasakan seperti apa rasanya bahagia yang sesungguhnya.
Ponselnya berdering. Nebia beranjak dari sofa menuju nakas dan mengambil ponselnya. Dahinya mengerut, kenapa Joyce menghubunginya? Apa mungkin sesuatu tengah terjadi?
Selama ini, Joyce tidak pernah menghubunginya kecuali untuk hal-hal yang sangat penting seperti dulu waktu ibunya masuk rumah sakit atau Joyce yang sedang mabuk berat.
Tak ingin berlama-lama menunggu, Nebia mengangkat panggilannya dan ketakutannya sirna ketika suara Joyce memenuhi pendengarannya.
"Bersiaplah. Aku akan menjemputmu." ucapnya singkat. Kemudian panggilan terputus bahkan sebelum Nebia sempat menjawabnya.
Menurunkankan ponsel dari telinganya, Nebia menghembuskan napas pelan. Kenapa tiba-tiba Joyce mengajaknya keluar? Dan ohhh..Nebia baru ingat percakapannya dengan ibunya dua hari lalu bahwa ia mengundangnya makan malam. Mungkin Joyce ingin mengajaknya kesana.
Nebia berjalan menuju walk in closet dan memilih baju. Pilihannya jatuh pada dress berwarna cream yang jatuh dipertengahan pahanya kemudian menarik mantel hitam. Ia tidak ingin kedinginan karena diluar sana pasti dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Away
RomanceTernyata pernikahan tidak seperti yang dibayangkan. Penuh dengan cinta yang bertabur kebahagiaan serta romantisme disegala sisi. Tapi tidak dengan pernikahan Nebia Bailey. Pernikahan yang digadang-gadang membawa kebahagiaan justru sebaliknya. Ia tid...