TMA ~ Part - 11

1.3K 111 29
                                    

Kepedulian bukanlah salah satu sifat yang dimilikinya. Ketika kecil, Aleandro pernah peduli pada temannya. Ia memperlakukan mereka dengan baik dengan harapan mereka akan memperlakukan sebaliknya.

Tapi itu tidak pernah terjadi lagi. Ketika Aleandro kecil terjatuh dari sepedanya dan teman-temannya hanya menertawakan kesialannya. Mereka lebih memilih menjauh daripada menolong Aleandro yang saat itu terjatuh di genangi air. Aleandro kecil menangis, menatap kepergian teman-temannya dengan rasa marah yang perlahan muncul.

Sejak saat itu pula Aleandro membatasi rasa pedulinya. Ia tidak pernah menunjukkan rasa pedulinya terhadap temannya apalagi orang asing. Karena pada kenyataanya, tidak semua orang memiliki dan membalas kebaikannya dengan kebaikan pula.

Dan hari ini ia merutuk rasa pedulinya yang tiba-tiba muncul hanya karena seorang wanita. Bahkan ia baru mengenalnya dalam hitungan jam. Meski ia telah mencari tahu siapa sosok yang kini terdiam disampingnya. Wanita yang mungkin telah membencinya karena perbuatannya.

Seharusnya Aleandro tidak perlu menunjukkan rasa pedulinya kan? Harusnya ia membiarkan wanita ini pulang dengan kekeras kepalaannya. Atau seharusnya ia meminta sopirnya untuk mengantar. Bukan malah bersusah payah memberi tumpangan dan mengabaikan rapat hari ini?

Peduli?

Atau

Kasihan?

Entahlah, Aleandro tidak tahu itu. Yang jelas, ia tidak ingin lagi melihat wanita disampingnya menangis. Tidak setelah ia tahu dengan kehidupan rumah tangganya.

Lagipula, wanita secantik dia tidak pantas mendapatkan itu.

Setelah dua puluh menit, Aleandro menghentikan mobilnya di depan rumah tingkat dua yang tampak sederhana. Rumah bercat putih milik Joyce tampak sepi. Mungkin mereka memang tidak memiliki banyak pembantu, pikir Aleandro.

Aleandro tidak pernah tahu rumah ini jika saja pencariannya menunjukkan bahwa Nebia dan Joyce tinggal disini. Sejak hubungan pertemanan mereka hancur, Aleandro memang tidak pernah tahu kehidupan rumah tangga Joyce. Ia hanya tahu caranya bersenang-senang dengan permainan yang dibuatnya untuk melihat kegusaran Joyce.

Awalnya permainan tersebut hanya berputar diperusahaan yang sedang dijalani Joyce. Tapi tidak setelah ini. Setelah satu permainan yang dipilih Aleandro berhubungan dengan rumah tangganya maka semua informasi tentang Joyce dan istrinya terbuka lebar.

Memang, tidak banyak yang tahu tentang itu. Hubungan mereka didepan publik terlihat baik-baik saja. Bahkan beberapa acara yang mereka hadiri berdua pun tidak pernah menunjukkan adanya indikasi bahwa mereka memiliki masalah. Tapi tidak dengannya, ia punya orang yang bisa menembus segala akses. Jadi tidak heran jika saat ini hatinya merasa tidak tenang.

Sudah sepuluh menit, Nebia sudah menghilang dibalik pintu. Tapi mengapa ia gelisah. Ia ingin tahu apa yang sedang terjadi didalam.

Mungkinkah mereka bertengkar? Mungkinkah Joyce memaki Nebia? Atau lebih parahnya Joyce memukul Nebia?

Meski dalam sejarah pertemanan mereka, Joyce adalah pria yang tidak pernah memukul atau membully perempuan. Bukan berarti setelah menikah serta adanya permasalahan ini tidak menutup kemungkinan itu akan terjadi.

Aleandro memukul setir. "Brengsek" makinya. Ia merutuk sikap pedulinya yang kembali muncul dan ia benci keadaan ini.

Setelah menarik napas panjang. Ia membulatnya hatiny bahwa ia harus mengetahui apa yang sedang terjadi disana. Bagainanapun juga, ia telah terlibat di dalamnya. Aleandro membuka pintu mobilnya kasar. Berjalan cepat menuju gerbang. Ia membukanya cepat, bersyukurlah karena tidak menemukan satpam yang berjaga.

Take Me AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang