TMA ~ Part - 7

1.1K 105 14
                                    

"Dimana istrimu?" kata pertama yang meluncur dari Laura - ibunya ketika melihat putranya mendekati meja mereka. Laura mengintip belakang bahu Joyce dan tidak ada siapapun yang mengikutinya.

Joyce menghampiri ibunya, memberi kecupan singkat dan menarik kursi disebelahnya.

"Dia demam. Mungkin cuaca yang membuatnya seperti itu dan yah aku sudah memberinya obat" dustanya. Sikapnya yang tenang serta suara datarnya berusaha meyakinkan setiap ucapannya.

Ibunya menganggukkan kepalanya sementara ayahnya melihat dengan malas. Joyce tidak peduli akan reaksi ayahnya dan yang ia pedulikan apakah ia bisa membuat mereka percaya. Ia berharap, kebohongannya tidak terendus.

"Sayang sekali. Padahal aku begitu merindukannya." ucap Laura sedih.

Joyce mendengus. "Kalian bahkan baru bertemu dua hari yang lalu."

Laura terkekeh, kemudian memanggil pelayan dan menyuruh menyajikan pesanannya. Laura Martinez - wanita yang tidak bisa ditolak. Jadi apapun yang disiapkan olehnya harus diterima.

Makanan didepannya memang lezat tapi pikiran Joyce tidak disini. Ia berusaha menikmatinya tanpa menampilkan kegelisahan dan perasaan bersalahnya.

Salah? Benarkah ia merasa bersalah?

Apakah yang dilakukan pada Nebia adalah hal salah? Jujur, hatinya mengatakan iya tapi tidak dengan akalnya. Lagipula ia melakukan itu untuk menyelamatkan perusahaannya bukan? Tidak ada salahnya jika Nebia juga ikut berkorban. Toh dia juga yang menikmati hasilnya.

Persetan dengan rasa bersalah. Yang jadi pertanyaan Joyce sekarang adalah Apa yang kira-kira mereka lakukan? Sedang apa mereka?

Hahhh.. Pemikiran yang sia-sia karena nyatanya Joyce mengenal baik siapa Aleandro Cotrell, pemabuk dan maniak sex dan harusnya Joyce tahu apa yang kiranya dia lakukan pada istrinya. Tapi Mungkinkah Nebia juga menikmatinya?

Brengsek...

Ia mencengkeram erat sendok ynag berada ditangannya. Wanita jalang sialan. Joyce tidak percaya ini. Jika Nebia akan menikmati malam mereka, Joyce akan mengutuk wanita sialan itu. Karena kenyataannya selama ini wanita itu tidak pernah memberinya malam terbaik. Dia lebih memilih sibuk dengan teman kecilnya daripada menghabiskan malam dengannya.

Laura yang menyadari keanehan pada putranya sedikit mengernyit. Ia meletakkan sendok nya kemudian memegang dan mengusap kepalan tangan Joyce.

Seketika Joyce tersentak, melonggarkan pegangannya dan mengangkat wajahnya. Melihat ibunya yang memberi bertanya.

"Apa ada masalah?" tanyanya. Kata-kata Laura membuat Troy menoleh seakan tertarik dengan jawaban yang akan dilontarkan Joyce. Apakah anaknya akan mengatakan bagaimana perusahaannya sebentar lagi akan hancur? Atau bagaimana dia menyerah dan mengatakan tidak mampu. Troy tidak percaya ini, Joyce bukan anak yang tidak bisa diandalkan tapi kenapa ia bisa lengah seperti ini.  Troy tahu jika ini juga karena adanya campur tangan seseorang. Namun jawaban Joyce membuat Troy mengerutkan dahi. Benarkan kebenaran yang dikatakannya?

"Tidak mom. Semua berjalan lancar -" Joyce melirik ayahnya sekilas kemudian melanjutkan "- meski hampir terjadi kesalahan tapi aku bisa mengatasinya."

Troy mendengus. Ia tidak akan semudah itu percaya padanya. Sepertinya ia harus mencari tahu apakah anaknya benar-benar berhasil mengatasi itu? Atau ini hanya kebohongan untuk menutupi kegagalannya. Jika benar, maka Troy pastikan besok adalah hari terakhirnya menjadi Ceo.

"Ohh.. Aku tidak tahu itu terjadi. Tapi syukurlah dan Apakah ada sesuatu yang lain?"

"Tidak mom" Joyce menghembuskan napas pelan "aku hanya memikirkan Nebia" dustanya lagi. Tidak. Joyce tidak berbohong lagi karena pada kenyataannya ia memang memikirkan wanita itu meski pemikirannya tidak seperti yang dipikirkan ibunya.

Take Me AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang