Dua kalimat yang meluncur dari bibir Aleandro nyatanya membuat Nebia pening. Tak ada yang bisa ia pikirkan lagi kecuali dua kata itu. Mencoba mencari maksud dari kata yang membuatnya terkejut.
Aleandro kembali melangkah. Mempersempit jarak diantara keduanya. Nebia melihat Aleandro yang berjalan kearahnya. Nebia menggeleng, air mata muncul di pelupuk matanya dan Aleandro tidak peduli itu. Ia harus segera menyelesaikan ini agar ia bisa kembali pada Gisele secepatnya. Kalau bukan karena pesan Joyce, Aleandro tidak akan ada disini. Mungkin sekarang ia bisa melakukan sex berulang-ulang. Jadi Aleandro tidak akan mundur karena air matanya.
"Bagaimana persiapan pernikahan kita bulan depan?" tanya Gisele yang yang berbaring dipangkuan Aleandro.
"Semua akan sesuai dengan yang kau inginkan" jawab Aleandro. Ia bersandar di sofa, sebelah tangannya memegang gelas martini dan sebelahnya lagi mengelus ujung gundukan milik Gisele yang tanpa penghalang.
Yahh...mereka baru saja selesai melakukan sex hebat yang berakhir di sofa apartemen Gisele.
Gisele tersenyum dan inilah yang ia suka dari Aleandro. Selain tampan dan kaya, dia juga selalu memberikan apapun yang ia inginkan. Gisele memang seberuntung itu.
Ponsel Aleandro berbunyi, menandakan ada sebuah pesan masuk. Ia meraih benda pipih itu tanpa mengusik posisi Gisele. Setelah membuka pesan dan membaca isinya, Aleandro menyeringai. Pesan yang memang ia tunggu belakangan ini.
-Aku menerima tawaranmu-
Pesan singkat itu dan Aleandro tahu apa yang harus ia lakukan. Dengan cepat, ia memberitahu Gisele bahwa ada pekerjaan mendadak dan berjanji akan kembali lagi dan tidak seperti biasanya, Gisele mengiyakan dengan cepat.
Sehingga, disinilah sekarang. Bersama dengan istri mantan temannya. Malam yang Aleandro tunggu. Ia tidak percaya Joyce menyetujui tawarannya.
Awalnya ide itu hanya sebuah keisengan untuk membuat Joyce murka. Tapi jika dipikir ia memang penasaran dengan istri pria itu. Wanita yang berhasil membuatnya terpesona ketika ia menghadiri acara pernikahan Joyce tiga tahun yang lalu.
Wanita itu sangat cantik. Senyumnya yang menawan membuat Aleandro ikut tersenyum.
Tidak hanya itu, Aleandro juga pernah melihatnya dibeberapa pesta dan wanita itu selalu menjadi sorotan pria lainnya. Selain cantik, kepribadiannya yang baik juga mampu membuat orang nyaman berada didekatnya. Wanita itu sederhana tapi menawan.
Begitu pula dengan yang dirasakan Aleandro saat ini, jarak yang begitu dekat serta aroma manis dari tubuhnya membuat Aleandro semakin mendekat.
Tangan Aleandro terulur, meraih pinggangnya dan Nebia tersentak. Nebia berusaha menolak tapi Aleandro semakin menariknya mendekat.
Dari posisi sedekat ini, Aleandro benar-benar mengagumi kecantikan alami yang dimiliki istri Joyce. Mata cokelatnya terlihat bersinar namun memancarkan ketakutan, bulu matanya panjang dan lentik serta hidungnya kecil dan mancung. Tidak lupa pada apa yang menjadi perhatiannya sejak tadi, bibir tipis pink alaminya.
Aleandro mengangkat sebelah tangannya yang bebas, mengelus pipi chubbynya yang lembut. Ohhh...ini lembut dan Aleandro tidak bisa lagi membayangkan kelembutan-kelembutan lainnya.
Shit...
Aleandro memejamkan matanya, merutuki juniornya yang sudah mengeras dibalik celana panjangnya. Ia tidak percaya ini, kenapa harus secepat ini padahal bersama Gisele tidak seperti ini.
Keinginan awalnya yang hanya ingin bermain-main membuat Aleandro mengingkarinya. Ia tidak akan tenang sebelum menuntaskan rasa penasarannya.
Nebia menangis. Ada apa ini? Kenapa seperti ini? Kemana Joyce? Bukankah dia mengatakan hanya ingin mengambil baju dibawah. Kenapa lama sekali? Apa yang harus ia lakukan? Nebia tidak yakin ini ada jalan keluarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Away
RomanceTernyata pernikahan tidak seperti yang dibayangkan. Penuh dengan cinta yang bertabur kebahagiaan serta romantisme disegala sisi. Tapi tidak dengan pernikahan Nebia Bailey. Pernikahan yang digadang-gadang membawa kebahagiaan justru sebaliknya. Ia tid...