Leez Rosli - Terpaksa Ku Lepaskan (Cover-Ukays)
Hari telah berlalu, waktu bahkan telah berputar sangat cepat dari detik ke menit hingga berubah menjadi beberapa jam. Namun, entah mengapa sampai sekarang tangis itu masih selalu ada, bahkan isaknya terus keluar dan sulit untuk reda.Masih teringat dalam ingatanku beberapa waktu lalu, malam saat aku telah sadar dari pingsanku karena terlalu syok dengan kenyataan tiba-tiba yang diberikan suamiku. Malam yang akhirnya membuat aku tak hentinya kembali menangis, dan malam yang membuat aku amat sangat terlihat buruk.
Sungguh, aku masih tidak menyangka jika akhirnya nama dirikulah yang keluar dalam ucapan talaknya. Dan demi apapun, aku juga benar-benar tidak pernah menduga jika akhirnya sesuatu yang sangat aku takutkan telah benar-benar terjadi.
Rasanya masih mustahil, karena laki-laki yang dulu terlihat selalu memujaku tapi kini dia malah membuangku. Menalakku. Ya Tuhan... aku masih belum bisa percaya jika semua yang terjadi adalah nyata.
Aku masih sangat ingat, saat aku melakukan hal bodoh karena rasa tak terimaku yang dibuat hancur olehnya. Aku nyaris seperti orang gila yang kehilangan arah, saat apa yang aku inginkan ternyata tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan.
Apalagi saat bayangan dirinya yang tengah mengucap kata menyakitkan itu muncul, selalu saja membuat aku kalap. Membuat aku nekat, untuk menyiksa diriku dengan membiarkan tubuhku terus dihantam oleh dinginnya air malam. Membuat suaraku habis karena tidak berhenti meraung dan menangis. Lalu, membuat aku menggigil kedinginan seraya memanggil namanya untuk memohon jika semua itu adalah bohong.
Hingga akhirnya, kini, lagi-lagi terjadi seperti itu. Aku kembali menangis, meraung, lalu mengurung diriku di dalam kamar mandi. Membiarkan kedinginan menyelimutiku dan air yang terus menghujaniku. Aku masih belum bisa percaya, dan berharap semua yang terjadi adalah mimpi belaka.
Aku ingin membuang bayangan menyakitkan itu. Membuang semua yang telah terjadi antara aku dengannya. Membuang semua kisah yang telah kulewati dan kurajut bersamanya. Membuang dia dari ... hidupku.
“Mas Fariiiiz ....” teriakku lirih dengan suara yang tersendat-sendat.
Tubuhku sudah menggigil, sudah ambruk tak bertenaga, hingga membuatku tergolek lemah pada lantai dingin kamar mandiku. Bahkan, mungkin wajahku juga sudah terlihat pucat pasi karena terlalu lama melakukan hal bodoh seperti ini.
Namun, sayangnya, aku masih merasa kesulitan untuk berhenti. Karena setiap kali bayangan itu datang, maka saat itu juga aku ingin menyiksa diriku dengan harapan bisa melupakan semuanya. Meskipun yang terjadi malah sebaliknya, aku semakin tersiksa dan sangat menderita.
“Hasna, Nduk, keluar sayang! Buka pintunya, Nak!” Sayup-sayup aku mendengar suara Bude yang berada di luar pintu kamar mandiku. Beliau menggebrak berkali-kali pintu itu untuk menyadarkanku agar aku menyudahi hal gila ini.
“Nduk, kamu tidak boleh seperti ini, sayang! Kamu akan sakit jika terus menyiksa dirimu sendiri di dalam kamar mandi!” teriak Bude yang masih berusaha untuk membuatku sadar.
“Ayo, sayang, buka pintunya, Nak ... kamu harus buktikan jika kamu kuat menerima semuanya. Bude akan selalu ada untukmu. Bude tidak akan pernah membuatmu merasa sendiri. Ayo, keluar, sayang, buka pintunya!” Mohon Bude yang belum sama sekali mendapat respon dariku.
Bude pasti tahu apa yang sedang aku lakukan di dalam sini. Beliau pasti mendengar jika aku terus menangis bahkan meraung memanggil nama Mas Fariz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Madu Untuk Ipar (On Going)
RomansPoligami? Ya, poligami, sebuah kisah poligami yang memang tidak semua orang sanggup menerima dan melakukannya. Tentunya, karena apa yang dijalaninya tidak semudah mengucapkan namanya. Tiga tokoh dalam cerita ini juga memiliki karakter yang berbeda...