Prolog

132 43 23
                                    

Seorang gadis cantik dengan rambut gelombang panjang sedang menatap dirinya di depan cermin panjang yang diletakkan di samping lemari pakaian. Sesekali merapikan bajunya lalu mengambil tas selempang putih kesukaannya.

"Levina! Ayo turun, kita mau berangkat!" teriak seorang wanita sekitar 40an yang terlihat tidak jauh berbeda saat dirinya masih muda. Banyak orang atau teman-teman arisannya yang memuji kecantikannya dan tak lupa untuk meminta resep awet muda padanya. Namun, ia selalu berkata banyak makan sayur dan buah-buah serta tidur cukup saja. Tidak ada resep apapun. Meski begitu, tetap saja banyak yang tidak percaya dan selalu memujinya ketika mereka bertemu.

"Iya! Ini lagi turun!" sahut Levina yang segera turun menyusul orang tua nya yang sudah menunggu putri semata wayang mereka di depan rumah.

Beberapa pelayan di rumah mereka sedang bersiap-siap dan membantu memindahkan barang-barang majikan ke dalam bagasi mobil. Setelah semuanya selesai, mereka pun masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju bandara.

Tidak bisa berbohong bahwa Levina kali ini sangat senang akhirnya mereka dapat berlibur ke luar negeri setelah sekian lama mereka tidak ke luar jalan-jalan. Betapa bosannya Levina yang selalu di rumah terus-menerus karena kesibukan orang tuanya.

"Pa, Ma, nanti ada salju kan di sana? Yes! Akhirnya bisa lihat salju lagi terakhir pas Levi umur tujuh tahun kayaknya," ujar Levina tidak sabar sesekali melihat jalanan kota yang ramai dan tidak ada perubahan sama sekali semenjak ia menginjakkan kakinya di kota ini.

"Iya, dong sekarang kan lagi musim dingin di sana." Ayah Levina menjawab sambil mengelus-elus kepala putrinya dan menciumnya.

Ibunya tersenyum melihat tingkah suami kepada putrinya. Begitu bahagianya ia melihat keluarganya yang begitu harmonis dan dilimpahkan rezeki yang bisa dibilang cukup melimpah. Semuanya terlihat baik-baik saja sampai tiba-tiba ...

"Awas!"

Prang!

Supir itu terkejut dan tidak bisa mengelak sebuah truk besar yang datang entah dari mana menghantam mobil mereka. Terdengar bunyi kaca yang pecah dan mobil mereka pun terguling-guling sampai tujuh meter ke depan. Mobil mereka pun berakhir dengan terbalik dan asap perlahan muncul ke udara.

Dengan kesadaran yang semakin menipis supir mereka membukakan matanya, darah mengalir dari dahi juga bibirnya. Tangannya yang begetar berusaha membukakan pintu tapi tidak berhasil.

Levina membuka matanya dan melihat ayah dan ibu yang tidak sadarkan diri di sampingnya. Tangan besar ayahnya memeluk dirinya, tangan Levina menyentuh darah yang keluar dari kepala ayahnya. Ia menggeser tangan ayahnya dan melihat serpihan kaca mobil yang menusuk mengenai kepala ayahnya.

"P-papa?" dengan suara gemetaran Levina tidak berani melihat keadaan di luar sana.

"Levi ..." panggil ibunya yang sudah lemas dan memberikan ruang bagi Levina untuk keluar dari kaca mobil.

"keluar, Nak!"

Levina menggeleng, "Papa dan Mama gimana?"

"Keluar saja! Tinggalkan mobil ini, ia akan meledak sebentar lagi!"

"T-tapi ..." Levina tak kuasa menahan air matanya, ia enggan untuk keluar tetapi ibunya mendorong Levi keluar dari mobil. Ibunya tersenyum melihat putrinya berhasil keluar dari mobil.

"Kami menyayangimu." Ibunya mengatakan tanpa suara dan masih bisa ditangkap dengan jelas oleh Levina.

Tak lama kemudian ...

Duar!

Sebuah ledakan besar terjadi dan api  muncul dari mobil itu membakar seisinya. Itu semua terjadi begitu saja di depan Levina. Beberapa mobil sudah berhenti saat kecelakaan itu terjadi. Banyak orang yang melihat kejadian itu ada yang segera memanggil polisi juga ambulans. Ada yang hanya mengabadikan momen itu ke dalam sosial media.

"Papa Mama!" teriak Levina sekencang yang ia bisa sambil menangis histeris.

Seseorang dengan pakaian hoddiehitam dan memakai masker hitam terlihat mencurigakan di tengah kerumunanorang-orang dan pergi setelah bantuan datang. Juga seorang laki-laki yang hanyadiam mematung melihat kejadian itu.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang