Beberapa minggu kemudian
Levina mengemas barang-barangnya yang masih ada di rumah tantenya, sampai saat ini ia belum juga berbicara dengan Larita. Larita yang sedang membaca majalah fashion di sofa dengan satu kaki menumpu pada yang lain.
Saat Levina keluar dari kamarnya dengan sebuah koper, yang untungnya barangnya sudah tidak sebanyak itu lagi karena ia sudah mengambilnya waktu itu. Larita meliriknya lalu membuang muka.
"Kau mau pergi? Begitukah caramu membalas kebaikanku?" tanya Larita menoleh padanya.
Levina tersenyum kecil, "Kebaikanmu? Aku berterima kasih untuk itu tapi sekarang ada hal yang harus kukerjakan."
"Baiklah, semoga beruntung." Larita kemudian kembali menatap majalahnya dan tersenyum dengan sangat puas.
Selama dirinya di rumah sakit, Larita tidak pernah menjenguknya dengan alasan ia memiliki banyak pekerjaan. Levina hanya tersenyum kecut miring mendengar jawaban dari Larita, nyatanya ia sendiri juga sudah menebak bahwa itu hanyalah kebohongan belaka. Levina turun dari sana dan masuk ke dalam mobil milik Clara yang sudah menunggunya di bawah. Dengan bantuan pekerja di sana memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil.
"Kau akan tinggal di mana?" tanya Clara.
"Tinggal di rumahku sendiri," jawab Levina kemudian memasangkan earphone-nya dan menutup mata.
Clara mengangguk kecil lalu melajukan mobilnya meskipun ia bisa saja menampung Levina, tetapi Levina bersikeras untuk menolak. Bukan karena Levina tidak ingin, tapi ia hanya tidak ingin merepotkan lebih banyak orang lagi. Juga kembali ke rumahnya sama dengan membangkitkan kembali apa yang sudah orang tuanya tinggalkan.
Sesampainya mereka di rumah Levina, Clara membangungkan Levina yang ternyata tertidur daritadi. Levina mengeliat lalu membuka matanya dan melihat mobil mereka sudah berhenti di depan rumahnya.
"Ah! Sudah sampai?" guman Levina.
"Iya."
Levina dan Clara keluar dari mobil dan mengeluarkan kopernya lalu masuk ke dalam rumahnya. Kemudian ia menyalakan lampu dan Clara pun turut masuk ke dalam. Melihat barang-barangnya yang masih terletak dengan rapi hanya saja diselimuti debu-debu.
"Kau mau bantu aku berberes?" tanya Levina.
Clara mengangguk dengan semangat, "Ayo!"
"Tunggu sebentar!" seru Levina lalu beranjak ke belakang dapur dan mengambil sapu juga pel dan beberapa kain.
"Aku akan sapu dan kau ...?" Clara bertanya seraya mengambil sapu dari tangan Levina.
"Kalau begitu aku akan mengelap beberapa barang dan meja."
Mereka pun langsuung melakukan tugas mereka masing-masing sambil melontarkan lelucon antar sesama. Tiba-tiba, sebuah getaran di saku Clara menghentikan aktivitasnya. Ia membuka pesan yang masuk ke dalam ponselnya,
Defa : kalian di mana? Tak ada kabar samsek
Rafa : Lagi sibuk!
Clara : Rumah Levi
Defa : Rumah Levi?
Rafa : Kau tak bisa baca?
Defa : Sirik aja!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Mystery / Thriller[Drama-Misteri] Levina Tiara Maghency, seorang gadis rupawan, putri seorang konglomerat harus kehilangan kedua orang tua nya pada sebuah kecelakaan yang menimpa keluarganya. Hal itu membuatnya harus mengganti identitas dan bersembunyi guna mencari t...