5

33 27 9
                                    

Levina melemparkan tubuhnya ke ranjang dan mengambil ponsel serta earphonenya. Memasangkannya ke telinga dan memutarkan musik kesukaannya. Saat ia membuka aplikasi chat, sebuah grup telah mengundangnya masuk.

Karena penasaran ia pun membuka grup itu yang berisikan empat orang termasuk dirinya sendiri. Orang-orang yang di dalam grup tidaklah asing baginya. Dibacanya pesan-pesan mereka.

Tiara joined the chat

Defa MvL: Ke mana?

Tiara : ?

Defa MvL : Itu tadi Clara ajak keluar bareng ...

Defa MvL : Tia, Clara mana deh? Dia yang ajak malah hilang ...

Tiara : lagi mandi

Defa MvL : howalah! Kalian ada ide gak?

Tiara : Enaknya ke mana, aku ikut aja, deh!

Defa MvL : Woy! Raf!

Rafael : Apa sih! Ngapain lempar bantal, hah?

Defa MvL : Hahahahaha

Rafael : Orang di samping juga! Ngapain pakai chat, dasar aneh!

Levina terkekeh kecil membaca chat mereka, tak lama Clara keluar dari kamar mandi dan mengambil pengering rambut.

"Ra, mereka tanya mau ke mana besok," kata Levina pada Clara yang masih mengeringkan rambutnya yang basah.

Clara tampak berpikir, lalu mematikan pengering rambutnya.

"Hmm, kamu suka kegiatan yang ke laki-lakian gak?"

"Hah?"

"Seperti tembak-tembakan, balap-balapan?"

Levina membulatkan matanya, "Aku gak pernah, sih! Tapi, kayaknya seru ..."

Clara mengangguk pelan dan menyalakan kembali pengering rambutnya. Levina kembali pada ponsel dan mengetik ...

Tiara : kata Clara ke tempat tembak-tembak atau balapan. Kalian tahu?

Defa MvL : Oh! Sering itu mah! Tia mau ikut? Hayuk aja!

Tiara : Boleh ...

Defa MvL : seru nih! Wkwkwk Rafa gak sendirian lagi muahahaha

Rafael : Gosah lebay tolong, biasa aja! Lagian aku main sendiri juga masih menang dari kalian dua, payah!

Levina menghiraukan perdebatan kecil mereka, kemudian mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Selesai Clara mengeringkan rambutnya, ia pun menyusul Levina ke alam mimpi setelah mematikan lampu kamar.

***

Keesokan harinya, setalah bersiap-siap mereka berdua menunggu Defa dan Rafa di depan gerbang asrama. Tanpa menunggu lama, dua orang yang ditunggu akhirnya menampakkan batang hidung.

"Naik apa?" tanya Levina pada mereka.

"Naik mobil aku." Clara menjawab dan berjalan menuju basement diikuti oleh mereka bertiga.

Levina sama sekali tidak menyangka, di sekolah ini ada tempat parkir bawah tanah bahkan mereka diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan padahal umur mereka belum legal secara hukum.

"Serius, sekolah memperbolehkan?"

"Enggak, ini mah karena kita ada kartu aja hahaha! Tempat parkir ini sebenarnya untuk para staff dan guru di sini," jelas Defa kemudian membuka pintu dan membiarkan Levina masuk ke dalam disusul olehnya sedangkan Rafa duduk di depan.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang