Epilog

34 16 8
                                    

Beberapa tahun kemudian

"Sialakan, nona." Seorang pegawai memberi salam dan membungkuk kala seorang perempuan dengan pakaian formal berwarna abu-abu muda dengan seorang pria muda yang berada di sampingnya.

Perempuan itu mengangguk kecil lalu menarik napas dalam sebelum ia membuka pintu aula tersebut. Dilihatnya beberapa wartawan juga para pengusaha besar lainnya duduk di bangku mereka masing-masing. Di podium sudah ada Pak Jordan yang sudah memulai acaranya.

Semua mata memandang perempuan itu dengan canggung Pak Jordan turun dari podium itu dan membiarkan perempuan itu naik dan berpidato.

Perempuan itu mengetuk mikrofonnya beberapa kali, "Selama siang semuanya. Saya sebagai penerus tunggal Perusahaan Maghency, Levina Tiara Maghency telah menyelesaikan studiku dan akan mengambil ahli perusahaan sebagai Direktur. Di samping saya, Defa Marvill saya angkat sebagai manajer di perusahaan saya. Juga Rafael Lockhart yang menjadi kepala cabang di Singapura yang sayang sekali tidak bisa hadir."

Dengan ini saya harap kita bisa bekerjasama dan terima kasih sudah mau mempercayaiku." Levina pun menyelesaikan pidatonya dan memberi hormat kepada mereka yang hadir di sana kemudian pergi meninggalkan lokasi.

"Kau cukup keren di atas sana."

Levina memutarkan bola matanya dan berbalik menghentikan langkah Defa, "Kau sedang memuji atau mengejek?"

"Apa aja boleh, nona direktur." Defa memberikan hormat padanya dengan mengayunkan tangannya lalu membungkuk layakanya seorang pengabdi setia pada seorang tuan putri.

Levina berbalik dan menelepon seseorang, "Halo, Clara aku mau sumbangin pacarmu ini ke kandang buaya. Jadi, iklasin ya." Dan mematikannya begitu saja dan meninggalkan Defa yang berulah.

"Hey!"

***

Clara membuka pintu rumahnya dan berputar-putar seperti seorang putri yang menari di taman. Ayahnya yang baru saja bebas dari penjara tersenyum melihatnya. Eduard yang telah meneymbunyikan kejahatan adiknya itu turun dari jabatannya dan berakhir di penjara juga dengan adanya keringanan setahun karena ia sebagai pelopor yang mengunkit kembali kasus kecelakaan itu.

"Welcome home, Yah."

Eduard memeluk Clara dengan erat dan menangis, "Aku tidak menyangka putriku sudah sebesar ini."

Clara membalas pelukan Eduard, setelah beberapa menit melepas rindu Clara melepaskan pelukannya dan memberikan sertifikat kelulusanny pada Eduard.

"Tada! Ini aku sudah lulus sebagai lulusan terbaik. Aku akan bekerja di stasiun televisi."

Eduard tak bisa menahan tangis harunya, "Aku kira kau akan mengambil kepolisian dan sejenisnya."

"Tidak, Yah."

Tiba-tiba, ia merasakan getaran di pahanya, ia lalu mengambil ponselnya dna mengangkatnya.

"Halo, Clara aku mau sumbangin pacarmu ini ke kandang buaya. Jadi, iklasin ya. Tut ... tut ... tut."

"Hah?" Clara menggelengkan kepalanya dan terkekeh. Ia lega akhirnya bisa mendengar suara tawa dari Levina dan teman-temannya.

***

Deburan ombak membasahi kaki mereka dan tawa pun menggelegar di antara mereka. Saling membasahi satu sama lain, seperti tidak ada beban yang harus mereka pikul.

Senyum pun terpampang dengan jelas di sebuah pondok, seorang wanita dan seorang pria yang menatap anak-anak mereka bermain dengan bahagia.

"Semuanya sudah berakhir."

"Iya, Illona sudah menjadi perempuan yang pintar dan tangguh, mereka anak muda yang hebat bukan begitu, Eduard?" tanya ibu Illona lalu meminum air kepala dan memandang hamparan laut yang luas dengan pantulan sinar oren yang menjadi saksi perjuangan mereka mencapai kebebasan dan menguak kebenaran.

Past is past, step forward no matter what

The end

Terima kasih sudah membaca ceritaku ini, karya ini sebagai latihan untuk menamatkan cerita dalam sebulan dan up tiap hari. Tapi, sayangnya aku masih gagal untuk setiap hari up. Yang seharusnya selesai tgl 13 mei berakhir terundur sampai 31 mei 2021.

Tak masalah setidaknya ini tamat, dan aku tahu ini masih banyak kesalahannya dan bisa saja membosankan. Genre drama-misteri yang aku rasa masih banyak kurangnya.

Kalau ada kritik saran welkam ya, jangan lupa vote juga makasih.

Fun fact : Ide garis besar cerita ini tuh waktu aku SMA yang kutulis di buku tulis. Hehe.

yang mau berteman denganku boleh follow ig aku @ciatra6.

regards,

Cia

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang